Sejarah Badan Pemeriksa Keuangan

dimaksudkan untuk membangun sistem pemerintahan yang baik dan bersih, serta mewujudkan tata kelolatata pemerintahan yang baik good governance. 1 Pada ayat 1 Proses memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan oleh satu Badan Pemeriksaan Keuangan yang bebas dan mandiri, kemudian pada ayat 2 hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sesuai dengan kewenangannya, dan pada ayat 3 hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lemabaga perwakilanatau badan sesuai dengan undang-undang. 2

1. Sejarah Badan Pemeriksa Keuangan

Cikal bakal pembentukan Badan Pemeriksa Keuangan BPK berasal dari Algemene Rekenkamer pada zaman Hindia Belanda. 3 Algemene Rekenkamer inilah yang dulunya menjadi contoh ketika ide BPK diadopsi ke dalam rumusan UUD 1945. Algemene Rekenkamer yang dibentuk sebagai salah satu lembaga konstitusional yang bersifat independen di Belanda ini dapat melakukan hal-hal yang menjadi kewenangannya. 4 1 Ade Armando, Mengenal Lebih Dekat BPK Sebuah Panduan Populer, Jakarta: Biro Humas Dan Luar Negeri Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, 2010, h. 19. 2 Republik Indonesia, Pasal 23E ayat 1, 2, dan 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3 Kusuma A.B., Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945, Jakarta: Badang Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2004, h.75, cetakan ketujuh. 4 Jimly Asshiddiqie, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, 2008, cetakan kedua, h. 856. Para perumus UUD 1945 menyadari betul bahwa pemeriksaan, pengelolaan, dan tanggung jawab pemerintah tentang keuangan negara merupakan kewajiban yang berat, sehingga perlu dibentuk suatu Badan dan Pemeriksaan Keuangan Negara yang terlepas dari pengaruh dan kekuasaan pemerintah. 5 Secara historis, sejak berlakunya UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945 hingga 10 Desember 1945 BPK belum terbentuk, karena situasi politik yang belum mengizinkan untuk memikirkan masalah badan tersebut. Setelah pada tanggal 10 Desember 1945 menteri keuangan mendirikan dictum bahwa BPK akan dibentuk oleh pemerintah pada tanggal 1 Januari 1946 sebagai keharusan dalam UUD 1945, sehingga mulai dipersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pembentukan BPK. Akhirnya pada tanggal 1 Januari 1947 berdasarkan Penetapan Pemerintah 1946 No. 11OEM yang dikeluarkan pada tanggal 28 Desember 1946, Presiden RI menetapkan berdirinya BPK yang berkedudukan sementara di kota Magelang. 6 Saat dibentuk BPK hanya mempunyai 9 orang pegawai dan sebagai Ketua Badan Pemeriksa Keuangan pertama adalah R. Soerasno. Menyebut nama Raden Soerasno, sama artinya berbicara dengan sejarah awal mula berdirinya BPK tahun 1947. Sebagai ketua BPK pertama, Soerasno lekat dengan dinamika perjuangan mempertahankan kemerdekaan. 7 5 Tititk Wulandari Tutik, Kontruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Amandemen 1945, Jakarta : Kencana, 2010, h. 230. 6 Titik Wulandari Tutik, Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia................., h. 231. 7 Warta BPK, Bulan Edisi 2 – Vol. III Februari 2013, R. Soerasno, Ketua BPK pertama “Ini Bensinmu, Ini Bensinku”, h. 76. Untuk memulai tugasnya, Badan Pemeriksa Keuangan dengan surat tertanggal 12 April 1947 No. 94-1 telah mengumumkan kepada semua instansi di Wilayah Republik Indonesia mengenai tugas dan kewajibannya dalam memeriksa tanggung jawab tentang Keuangan Negara, untuk sementara masih menggunakan peraturan perundang-undangan yang dulu berlaku bagi pelaksanaan tugas Algemene Rekenkamer Badan Pemeriksa Keuangan Hindia Belanda, yaitu ICW Indische Comptabiliteswet dan IAR Instructie en Verdere Bepalingen Voor de Algemene Rekenkamer. 8 Dalam Penetapan Pemerintah No.61948 tanggal 6 Nopember 1948 tempat kedudukan Badan Pemeriksa Keuangan dipindahkan dari Magelang ke Yogyakarta. Negara Republik Indonesia yang yang kala itu beribukota di Yogyakarta untuk sementara, tetap mempunyai Badan Pemeriksa Keuangan sesuai pasal 23 ayat 5 UUD Tahun 1945. Ketuanya diwakili oleh R. Kasirman yang diangkat berdasarkan SK Presiden RI tanggal 31 Januari 1950 No.13A1950 terhitung mulai 1 Agustus 1949. 9 Dengan kembalinya bentuk Negara menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950, maka Dewan Pengawas Keuangan RIS yang berada di Bogor sejak tanggal 1 Oktober 1950 digabung dengan Badan Pemeriksa Keuangan berdasarkan UUDS 1950 dan berkedudukan di Bogor 8 Titik Wulandari Tutik, Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945, Jakarta: Kencana, 2010, h.231. 9 Ibid., h. 231. menempati bekas kantor Dewan Pengawas Keuangan RIS. Personalia Dewan Pengawas Keuangan RIS diambil dari unsur Badan Pemeriksa Keuangan di Yogyakarta dan dari Algemene Rekenkamer di Bogor. 10 Dalam amanat-amanat Presiden yaitu Deklarasi Ekonomi dan Ambeg Parama Arta, dan di dalam Ketetapan MPRS No. 11MPRS1960 serta resolusi MPRS No. 1ResMPRS1963 telah dikemukakan keinginan-keinginan untuk menyempurnakan Badan Pemeriksa Keuangan, sehingga dapat menjadi alat kontrol yang efektif. Untuk mencapai tujuan itu, maka pada tanggal 12 Oktober 1963, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- undang No. 7 Tahun 1963 LN No. 195 Tahun 1963 yang kemudian diganti dengan Undang-Undang PERPU No. 6 Tahun 1964 tentang Badan Pemeriksa Keuangan Gaya Baru. 11 Akhirnya oleh MPRS dengan Ketetapan No.XMPRS1966 Kedudukan BPK RI dikembalikan pada posisi dan fungsi semula sebagai Lembaga Tinggi Negara. Sehingga Undang-Undang yang mendasari tugas BPK perlu diubah, dan akhirnya terealisasikan pada Tahun 1973 dengan UU No. 5 Tahun 1973 Tentang Badan Pemeriksa Keuangan. Dalam era Reformasi sekarang ini, Badan Pemeriksa Keuangan telah mendapatkan dukungan konstitusional dari MPR RI dalam Sidang Tahunan Tahun 2002 yang memperkuat kedudukan BPK RI sebagai lembaga pemeriksa eksternal 10 Ibid., h. 232. 11 Ibid., h. 234. di bidang Keuangan Negara, yaitu dengan dikeluarkannya TAP MPR No.VIMPR2002 yang antara lain menegaskan kembali kedudukan Badan Pemeriksa Keuangan sebagai satu-satunya lembaga pemeriksa eksternal keuangan negara dan peranannya perlu lebih dimantapkan sebagai lembaga yang independen dan profesional. Untuk lebih memantapkan tugas BPK RI, ketentuan yang mengatur BPK RI dalam UUD Tahun 1945 telah diamandemen. Sebelum amandemen BPK RI hanya diatur dalam satu ayat pasal 23 ayat 5 kemudian dalam Perubahan Ketiga UUD 1945 dikembangkan menjadi satu bab tersendiri Bab VIII A dengan tiga pasal 23E, 23F, dan 23G dan tujuh ayat. 12

2. Dasar Hukum, Tugas, Kedudukan dan Kewenangan Badan Pemeriksa