Uni Afrika Komitmen Uni Afrika dalam Resolusi Konflik

Pertemuan tingkat tinggi OPA di Sirte, Libya, ini menghasilkan penandatanganan Deklarasi Sirte AU 2012 dengan tujuan-tujuan antara lain: Pertama , mengatasi permasalahan sosial, ekonomi dan politik di Afrika. Kedua, memenuhi aspirasi masyarakat Afrika untuk bersatu sesuai dengan tujuan-tujuan Piagam OPA dan Perjanjian pembentukan Masyarakat Ekonomi Afrika. Ketiga, merevitalisasi organisasi untuk berperan lebih aktif dalam memenuhi kebutuhan rakyat Afrika. Keempat, mengurangi dan menghilangkan konflik di Afrika. Kelima, menjawab dan menghadapi tantangan global. Keenam, memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya alam kawasan untuk meningkatkan kondisi kehidupan bangsa Afrika. Sejak Deklarasi Sirte di Libya, kepala-kepala negara dan pemerintahan anggota OPA mengadakan tiga kali pertemuan tingkat tinggi untuk membahas implementasi pembentukan Uni Afrika. Pertemuan pertama dilaksanakan di Lome, Togo pada tahun 2000. Pada pertemuan tersebut, 27 kepala-kepala negara dan pemerintahan OPA menandatangani Constitutive Act of the African Union Piagam Uni Afrika dan menyepakati Piagam tersebut sebagai landasan organisasi sekaligus merumuskan prinsip-prinsip, tujuan serta badan-badan Uni Afrika. Piagam Uni Afrika secara resmi berlaku pada tanggal 26 Mei 2001 setelah Nigeria meratifikasi Piagam Uni Afrika untuk memenuhi kuota 23 persetujuan negara-negara anggota. Pertemuan selanjutnya diadakan di Lusaka, Naimibia pada tahun 2001. Pertemuan tersebut membahas mengenai tata cara teknis peresmian Uni Afrika. Pertemuan di Lusaka, Sekretariat Jendral OPA ini, diberikan mandat untuk membuat aturan-aturan mengenai peresmian Uni Afrika serta badan-badannya termasuk menyiapkan draf aturan mengenai kewenangan dan tanggung jawab, serta menjamin efektifitas badan-badan tersebut. Salah satu keputusan penting yang dihasilkan dalam pertemuan di Lusaka adalah mekanisme untuk mengelola, mencegah dan menyelesaikan konflik harus masuk sebagai badan tersendiri dalam Uni Afrika dan Sekretariat Jendral OPA diminta membuat rancangan mengenai struktur, prosedur dan wewenang termasuk mengganti nama mekanisme tersebut. AU 2012 Pertemuan yang terakhir sejak Deklarasi Sirte adalah pertemuan di Durban, Afrika Selatan, 2002 guna meresmikan berdirinya Uni Afrika sebagai organisasi regional yang baru di Afrika dan mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi KTT Uni Afrika untuk pertama kalinya sejak OPA berubah menjadi Uni Afrika. Dalam KTT pertama Uni Afrika di Durban, kepala-kepala negara dan pemerintahan menyepakati beberapa keputusan penting. Keputusan pertama, menyepakati Piagam Uni Afrika sebagai landasan hukum organisasi. Kedua, memutuskan program bersama untuk memulihkan ekonomi di Afrika dan membentuk kerjasama baru untuk pembangunan Afrika New Partnership for African Development --NEPAD. Ketiga, menyepakati MOU mengenai pelaksanaan konferensi dalam bidang keamanan, stabilitas, pembangunan dan kerjasama di Afrika. Keempat, menyetujui protokol pembentukan Dewan Keamanan Uni Afrika. Triveldi 2003: 40 Pembentukan Uni Afrika sebagai organisasi yang baru di kawasan disambut baik oleh para pemimpin Afrika. Hal ini tercermin dari pernyataan presiden Libya, Moammar Khadafi, yang mengatakan pembentukan Uni Afrika merupakan sebuah impian yang menjadi kenyataan. Sementara itu, presiden Afrika Selatan ketika itu, Thabo Mbeki, pada pembentukan sidang Uni Afrika untuk pertama kalinya menyatakan: “Kita telah mencapai suatu saat yang membanggakan, namun juga merupakan tantangan… dengan ini saya menyatakan sidang puncak pertama Uni Afrika dibuka”. Kompas 2006 A.2. Tujuan dan Prinsip-prinsip Uni Afrika Dalam merumuskan pembentukan Uni Afrika, para pemimpin Afrika merumuskan semua tujuan yang termuat dalam piagam OPA ditambah dengan beberapa tujuan lainnya guna memberikan kemampuan yang lebih besar bagi organisasi untuk dapat berperan aktif dalam mencapai tujuan-tujuan bangsa Afrika. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Piagam Uni Afrika: Tabel I.I. Pasal Piagam Uni Afrika. Sumber: African Union 2012. Pasal 3 Piagam Uni Afrika Mencapai persatuan dan solidaritas yang lebih basar di antara negara- negara dan masyarakat Afrika. Membela kedaulatan, keutuhan wilayah dan kemerdekaan negara- negara anggota. Mencapai integrasi politik, ekonomi dan sosial kawaan Afrika. Mempromosikan dan membela kepentingan bangsa Afrika. Memajukan kerjasama internasional dengan memperhatikan Piagam PBB dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Mempromosikan perdamaiaan, keamanan dan stabilitas kawasan. Mempromosikan prinsip-prinsip dan institusi-institusi demokrasi, partisipasi rakyat serta pemerintahan yang baik. Mempromosikan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan Piagam Hak Asasi Manusia Afrika dan piagam-piagam yang terkait. Membentuk badan-badan yang diperlukan kawasan guna berperan dalam ekonomi global dan perundingan internasional. Membentuk lingkungan yang kondusif bagi pembangunan ekonomi, sosial dan budaya serta integrasi ekonomi di Afrika. Mempromosikan kerjasama dalam segala bidang aktifitas kemanusiaan untuk kehidupan yang lebih baik rakyat Afrika. Mengkoordinasikan dan menyerasikan kebijakan-kebijakan masyarakat ekonomi Afrika secara bertahap untuk tujuan organisasi. Memajukan pembangunan kawasan dengan mempromosikan penelitian dalam segala bidang khususnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Bekerjasama dengan dunia internasional dalam menghilangkan dan mencegah kelaparan dan mempromosikan kesehatan di kawasan. AU 2012 Berbeda dengan OPA yang memiliki prinsip tidak mencampuri urusan dalam negeri negara anggotanya, Uni Afrika justru sebaliknya. Organisasi baru ini berhak mencampuri urusan internal negara anggotanya jika terjadi peristiwa yang dapat mengancam stabilitas perdamaian serta keamanan kawasan secara keseluruhan. Namun intervensi tersebut tetap diatur melalui prosedur dan mekanisme yang ada di dalam organisasi. Salah-satu bentuk kongkret ancaman terhadap stabilitas keamanan kawasan adalah munculnya konflik-konflik internal yang bernuansa etnis maupun perebutan kekuasaan yang mengakibatkan terjadinya perang sipil di sebuah negara. Prinsip-prinsip Uni Afrika secara lengkap termuat dalam pasal 4 Piagam Uni Afrika sebagai berikut: Tabel I.II. Pasal Piagam Uni Afrika. Sumber: AU 2012. Pasal 4 Piagam Uni Afrika Persamaan Kedaulatan dan saling ketergantungan semua Negara anggota. Penghormatan atas betas-batas kehidupan dalam mencapai kemerdekaan. Partisipasi masyarakat Afrika dalam kegiatan-kegiatan organisasi. Pembentukan kebijakan pertahanan bersama bagi kawasan Afrika. Penyelesaiaan sengketa secara damai di antara Negara anggota. Larangan penggunaan kekuatan bersenjata atau ancaman bersenjata terhadap negara anggota. Organisasi berhak untuk mengintervensi negara anggota dengan persetujuan Majelis jika terjadi situasi- situasi tertentu yang memungkinkan organisasi untuk melakukan intervensi seperti : kejahatan perang, genosida dan kejahatan terhadap perang. Perdamaiaan di antara negara anggota dan hak untuk hidup dalam keadaan aman dan damai. Negara anggota berhak untuk meminta organisasi melakukan intervensi dalam upaya memulihkan keamanan dan perdamaian. Memajukan kemandirian dalam kerangka organisasi. Persamaan gender. Penghormatan terhadap prinsip-prinsip demokrasi, HAM, hukum dan pemerintah yang baik. Keadilan sosial untuk menjamin pelaksanaan pengembangan ekonomi. Penghormatan atas kehidupan manusia, hukuman dan penolakan terhadap kekebalan politik, pembunuhan, terorisme dan aktivitas subversif. Mengutuk dan menolak perubahan pemerintahan yang tidak konstitusional. Tidak mencampuri urusan dalam negeri negara anggota. A.3. Dewan Keamanan Uni Afrika Jika dibandingkan dengan OPA yang hanya memiliki lima badan, Uni Afrika memiliki lebih banyak badan dengan tugas-tugas dan fungsi yang lebih spesifik. Hal ini mencerminkan keseriusan para pemimpin Afrika untuk membangun kawasan Afrika ke arah yang lebih baik, terutama dalam hal pembangunan ekonomi dan stabilitas kawasan. Badan-badan Uni Afrika antara lain : 1 Majelis The Assembly the Union; 2 Dewan Eksekutif The Executive Council ; 3 Parleman Afrika The Pan-African Parliament; 4 Mahkamah Peradilan The Court of Justice; 5 Komisi The Commission, merupakan Sekjen Organisasi; 6 Dewan Keamanan The Security Council; 7 Komite Perwakilan Tetap The Parliamint Represenatives Committee; 8 Komisi-komisi Khusus The Specialized Technical Committees; 9 Dewan Ekonomi, Sosial dan Budaya The Economic, Social and Cultural Council; 9 Badan-badan Keuangan The Financial Institutions yang terdiri dari : Bank Sentral Afrika The African Central Bank , Badan Keuangan Afrika The African Monetary Fund, Bank Investasi Afrika The African Invesment Bank. Salah-satu alasan yang mendasari para pemimpin Afrika untuk mengubah OPA menjadai Uni Afrika selain guna mempercepat proses integrasi kawasan, adalah untuk memiliki sebuah badan yang bertugas menjaga perdamaian dan keamanan serta stabilitas kawasan Afrika secara keseluruhan. Para pemimpin Afrika sadar betul bahwa kawasan Afrika adalah kawasan yang memiliki potensi konflik sangat tinggi, baik konflik antar-negara maupun konflik yang terjadi dalam wilayah suatu negara anggotanya. Kesadaran para pemimpin Afrika OPA tersebut tercermin dari pembentukan suatu mekanisme badan untuk mengelola dan menyelesaikan konflik Mechanism for Conflict Preservation, Mangement, and Resolution di Afrika pada tahun 1993. Powell Tieku 2006: 10 Melalui mekanisme tersebut, OPA mulai terlibat dalam setiap konflik negara-negara anggotanya, akan tetapi keberhasilan serta efektivitasnya masih sangat kurang. Powell Tieku 2006: 10 Alasan inilah yang pada akhirnya menjadikan landasan bagi Uni Afrika untuk membentuk Dewan Keamanan Peace and Security Council, sebuah badan Uni Afrika yang bertugas untuk mempromosikan perdamaiaan, keamanan dan stabilitas di Afrika, mengatasi dan mencegah perdamaian, keamanan dan stabilitas di Afrika, mengantisipasi dan mencegah timbulnya konflik, mempromosikan penerapan pembangunan perdamaiaan pasca-konflik, memerangi terorisme, mengembangkan kebijakan pertahanan bersama serta mempromosikan demokrasi sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Protocol Relating To The Estabilishment of The Peace and Security Council of The African Union yang ditandatangani anggota-anggotanya pada tanggal 9 Juli 2002. AU 2012 Pembentukan Dewan Keamanan Uni Afrika merupakan hasil dari keputusan yang dirumuskan para kepala negara dan pemerintah OPA dalam pertemuan tingakat tinggi OPA ke 37 di Lusaka, Namibia pada tahun 2001. Dalam pertemuan tersebut Majelis OPA memutuskan untuk menggabungkan badan OPA, yang memiliki mekanisme untuk mengelola, mencegah dan menyelesaikan konflik ke dalam badan Uni Afrika sebagai badan yang berdiri sendiri. AU 2012 Dewan Keamanan Uni Afrika terdiri dari 15 anggota dipilih untuk masa jabatan selama 2 tahun, sedangkan 5 anggota sisanya dipilih untuk periode tiga tahun guna menjamin kelangsungan Dewan Keamanan Uni Afrika. Setiap anggota Dewan Keamanan Uni Afrika memiliki satu suara dan tidak ada hak veto bagi anggotanya sebagaimana Dewan Keamanan PBB. Dewan ini dibantu oleh komisi Uni Afrika, Penasehat Panel, Sistem Peringatan Dini, Pasukan Afrika dan Badan Kuangan yang semuanya diatur dalam Protocol Relating to The Establishment of The Peace And Security Council of The African Union. AU 2012 Tujuan pembentukan Dewan Keamanan Uni Afrika sendiri adalah sebagai berikut: 1 Mempromosikan perdamaian, keamanan dan stabilitas kawasan di Afrika untuk melindungi kehidupan dan kekayaan masyarakat Afrika serta menciptakan kondisi yang kondusif guna menopang pembangunan kawasan; 2 Mengantisipasi dan mencegah konflik yang terjadi, Dewan Keamanan Uni Afrika bertanggung jawab untuk megeluarkan resolui berupa menciptakan perdamaian peace-making dan membangun perdamaian peace-building terhadap konflik tersebut; 3 Mempromosikan dan menerapkan kegiatan-kegiatan rekonstruksi pasca-konflik untuk mengkonsolidasi dan mencegah terjadinya kekerasan; 4 Mengkoordinasikan usaha kawasan dalam mencegah dan menerangi terorisme internasional dalam segala aspek; 5 Mengembangkan kebijakan pertahanan bersama; 6 Mempromosikan prinsip-prinsip demokrasi, emerintah yang baik, aturan dan hukum dan melindungi hak asasi manusia, kebebasan dasar dan menghormati kesucian hidup manusia dan hukum kamenusiaan inernasional sebagai usaha untuk mencegah konflik.AU 2012 Adapun fungsi-fungsi Dewan Keamanan Uni Afrika adalah sebagai berikut: 1 mempromosikan perdamaiaan, keamanan dan stabilitas di Afrika; 2 memberikan peringatan dini dan diplomasi pencegahan; 3 peace-making termasuk usaha-usaha baik good offices, mediasi, konsiliasi dan penyelidikan; 4 operasi perdamaiaan dan intervensi; 5 pembangunan perdamaiaan pace- building dan rekonstruksi pasca konflik.Tindakan dan pengelolaan bencana; 6 menjalankan fungsi-fungsi lainnya yang ditentukan oleh Majelis Uni Afrika. AU 2012 Sebagai sebuah organisasi yang baru berdiri, Uni Afrika mulai dihadapkan dengan sejumlah masalah yang berkaitan dengan kemampuan organisasi tersebut dalam mengatasi stabilitas keamanan dan perdamaian di Afrika. Keberadaan Dewan Keamanan Uni Afrika masih mendapat kritikan dari beberapa pengamat internasional, salah satu datang dari Parker dan Rukare yang menyatakan bahwa perubahan organisai regional di Afrika dari OPA ke Uni Afrika tidak lain hanyalah sekedar perubahan-perbahan simbolis semata. Parker Rukare 2002: 379 Secara tidak langsung Parker dan Rukere ingin menyampaian bahwa Uni Afrika dianggap tidak akan mampu mengatasi berbagai masalah yang dihadapi bangsa Afrika. Adapun pandangan positif mengenai keberadaan Uni Afrika disampaikan oleh Sonu Trivedi yang menggambarkan perubahan tersebut sebagai peristiwa besar dalam sejarah bangsa Afrika. Triveldi menyatakan bahwa pembentukan Uni Afrika tidak lain adalah gambaran komitmen serta kesadaran para pemimpin Afrika untuk bersama-sama membangun kawasan tersebut. Bahkan Sonu Trivendi mensejajarkan Uni Afrika dengan Uni Eropa. Triveldi 2003: 39

B. Pengalaman Uni Afrika dalam Menyelesaikan Konflik di Kawasan

Ketika Uni Afrika masih bernama OPA, organisasi ini memiliki sejumlah pengalaman dalam upaya mengatasi konflik-konflik internal yang terjadi di salah satu negara anggotanya. Meskipun Prinsip OPA yang disebutkan dalam Piagamnya secara jelas bahwa organisasi tidak diperbolehkan melakukan intervensi terhadap negara anggotanya, namun secara bersamaan OPA juga memiliki prinsip untuk menyelesaikan persengketaan antar maupun di dalam negara anggotanya melalui cara-cara damai. Hal ini diperkuat oleh pasal XIX Piagam OPA mengenai pembentukan Komisi Pengetahuan, Konsiliasi dan Arbitasi sebagai salah satu badan OPA. Implementasi dari badan ini adalah pembentuan panitia ad hoc untuk mengatasi berbagai konflik yang terjadi di negara-negara anggota. B.1. Misi Organisasi Persatuan Afrika di Chad Pada tahun 1979, Chad, salah satu negara anggota OPA, mengalami konflik barnuansa etnis. Konflik tersebut bersumber dari konflik Utara-Selatan dalam upaya memperbutkan kekuasaan setelah jatuhnya pemerintahan Flix Malloum pada Februari 1979. Akar konflik itu sendiri sebenarnya telah terjadi sejak tahun 1960-an. Legum 2002: 1-37. Dalam rangka mengatasi konflik di Chad, OPA membentuk Panitia ad hoc untuk Chad pada tahun 1977. Panitia ad hoc tersebut bertujuan mandamaikan pihak-pihak yang bertikai melalui jalur diplomasi. Komposisi panitia terdiri dari Algeria, Kamerun, Gabon, Mozambique, Nigeria dan Senegal yang ditunjuk oleh OPA pada pertemuan tingkat tinggi di Libreville, bulan Juli 1977. Pada pertemuan tahunan OPA selanjutnya di Khartoum, Sudan, tahun 1978, OPA mengubah keanggotaan panitia ad hoc menjadi hanya 4 negara saja, yaitu Kamerun, Niger, Nigeria dan Sudan Legum 2002: 37. Nigeria sebagai salah satu panitia ad hoc untuk Chad, berusaha menyelesaikan konflik di Chad dengan cara mengundang pihak-pihak yang bertikai untuk mengadakan pertemuan di Kano pada bulan Maret 1979. Salah satu poin kesepakatan yang dihasilkan pada pertemuan tersebut adalah Nigeria diijinkan untuk mengirim pasukan penjagaan perdamaian ke N’djamena, ibukota Chad untuk memastikan pengawsan gencatan senjata. Amoo Zartman2000: 25 OPA akhirnya memutuskan untuk mengganti Nigeria dengan mengirim pasukan Afrika yang terdiri dari Benin, Congo dan Guinea melalui keputusan pertemuan OPA di Monrovia dan Lagos pada bulan Agustus 1979. Pada pertemuan di Lagos pihak-pihak yang bertikai di Chad sepakat untuk membentuk pemerintahan transisi yang diberi nama Government d’Union Nationale Transitoire GUNT dan menunjuk Sekretaris Jendral OPA untuk menggantikan Nigeria sebagai ketua komisi pengawas gencatan senjata untuk menjamin setiap pihak yang bertikai memegang teguh dan melaksanakan perjanjian damai. Breman Sams 2000: 25 Keengganan negara-negara anggota OPA untuk mendanai operasi di Chad membuat operasi tersebut berjalan tidak efektif. Benin dan Guneia, dua negara yang ditunjukan oleh OPA untuk mengirimkan pasukan ke Chad, mengaku tidak memiliki dana yang cukup untuk membiayai operasi tersebut. Sedangkan Kongo, hanya mampu menurunkan pasukan infanteri dengan bantuan Algeria. Breman Sams 2000: 25 B.2. Misi Organisasi Persatuan Afrika di Rwanda Jauh sebelum PBB terlibat dalam mengatasi konflik etis di Rwanda, OPA telah lebih dahulu berupaya mengatasi konflik tersebut dengan membentuk Military Observer Team MOT yang terdiri dari Burundi, Uganda, dan Zaire pada tahun 1990 untuk membantu proses rekonsiliasi dan mengakhiri konflik antara kelompok pemberontak, Rwanda Patriotic Front RPF dengan pemerintah Rwanda. Breman Sams 2000: 73 Operasi PBB di Rwanda, United Nations Assistance Mission in Rwanda UNAMIR juga tidak lepas dari peran OPA yang meminta PBB untuk terlibat langsung dalam menyelesaikan konflik tersebut. Pada saat OPA menyadari bahwa MOT tidak akan efektif setelah melihat ketidak siapan pasukan militer ketiga negara anggotanya, OPA memutuskan untuk mengganti misi tersebut dengan membentuk Neutral Miltary Observer Group NMOG yang terdiri dari 50 pengamat militer dari Mesir, Nigeria, Senegal dan Zimbabwe. Misi NMOG di Rwanda berakhir pada bulan Juli 1992 dan langsung digantikan dengan NMOG II yang dibentuk OPA dan mulai beroperasi pada bulan Agustus 1992. Breman Sams 2000: 74 Berbeda dengan NOMG I, NOMG II memiliki jumlah pasukan penjaga perdamaian yang lebih besar terdiri dari 70 pejabat militer dengan anggota Cango, Nigeria, Senegal serta dibantu oleh 62 orang pejabat non-komisi dari Tunisia dan perwakilan-perwakilan dari pemerintah Rwanda dan kelompok pemberontakan RPF. Mayor Jendral Ekundayo Opaleye ditunjuk sebagai ketua sekaligus komandan NMOG II. Breman Sams 2000: 75 Pada saat OPA membentuk NOMG II, OPA juga meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengirimkan pasukan penjaga perdamaiaan ke Rwanda. Dewan Keamanan PBB merestui permintaan tersebut dan meminta kepada Sekjen PBB, Boutros-boutros Ghali untuk mengadakan konsultasi dengan OPA mengenai proses serta tata cara pengiriman pasukan penjaga perdamaian PBB di Rwanda. Dewan Keamanan PBB akhirnya memutuskan untuk mengirimkan pasukan penjagaan perdamaian PBB ke Rwanda dan membentuk UNAMIR pada tanggal 5 oktober 1993. NMOG II sendiri yang misinya berakhir pada bulan Oktober akhirnya melebur ke dalam UNAMIR. Breman Sams 2000: 76 B.3. Misi Uni Afrika Di Burundi Pada tahun 1993, Melchior Ndadaye, presiden Burudi pertama yang terpilih secara demokratis dan seorang pemimpin Front Pour la Democratie au Burundi FORDEBU dari suku Hutu dibunuh oleh seorang suku Tutsi, suku yang mendominasi tentara Burundi. Peristiwa tersebut melahirkan perang terbuka antara pemberontak Hutu dan militer Burundi. Lebih dari 300.000 orang Burundi terbunuh dalam pertikaian antar etnis tersebut dan kebanyakan korban adalah warga sipil yang tidak ada hubungannya dengan konflik. Trivendi 2001: 25