KOMITMEN UNI AFRIKA DALAM RESOLUSI KONFLIK KRISIS KEMANUSIAAN DI DARFUR

merupakan langkah strategis yang harus ditempuh. Ketika pertama kali dibentuk pada tahun 1963, tujuan utama OPA adalah melindungi kedaulatan dan menjaga integritas wilayah negara anggotanya, tidak hanya dari pihak barat, tapi juga dari satu anggota terhadap anggota lainnya melalui prinsip tidak mencampuri urusan internal non-intervention yang termuat dalam pasal 3 Piagam OPA. Selain itu, OPA juga memiliki lima tugas pokok yaitu; perjuangan melawan kolonialisme dan rasisme, bekerjasama dengan organisasi-organisasi internasional, penanganan konflik di dalam dan antar-negara Afrika, kerjasama ekonomi antar negara Afrika dan membentuk Piagam Afrika untuk Hak Asasi Manusia. Triveldi 2003: 41 Selama sepuluh tahun sejak pembentukannya, OPA menganggap dirinya telah berhasil dalam mengatasi berbagai konflik yang terjadi di Afrika melalui semangat persatuan dan solidaritas bangsa Afrika tanpa adanya intervensi dari pihak asing. OPA pernah menamakan dirinya sebagai penjaga perdamaiaan nomor satu di kawasan. Bahkan PBB sempat memberikan penghargaan bagi OPA atas perannya dalam membantu memelihara perdamaiaan dan keamanan internasional. AU 2012 Dalam rangka mempromosikan kemerdekaan beberapa negara di Afrika misalnya, OPA memberikan bantuan-bantuan diplomasi, keuangan, militer dan logistik kepada gerakan-gerakan kemerdekaan di Guinea Bissau, Angola dan Mozambique untuk mendapatkan kemerdekaannya secara penuh. OPA juga secara aktif bersuara di Majelis Umum PBB guna mempromosikan kemerdekaan beberapa negara baru di Afrika. AU 2012 Dalam rangka menyelesaikan sengketa secara damai antar-negara anggotanya, misalnya antara Algeria dan Maroko pada bulan Oktober 1963, OPA memutuskan untuk mengirim pejabat militer guna mengetuai pengawasan gencatan senjata, penarikan mundur pasukan dan menciptakan zona demiliterisasi antar keduanya. Adapun dalam upaya mempertahankan kedaulatan negara anggotanya dari luar, misalnya ketika Israel melakukan agresi militer untuk merebut salah-satu kawasan Mesir pada tahun 1967, OPA secara tegas mengutuk agresi militer Israel dan menuntut penarikan mundur semua pasukan Israel dari wilayah-wilayah yang telah diduduki di Mesir. AU 2012 Keberadaan OPA sebagai organisasi regional pada dasarnya tidak dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas Afrika yang secara ekonomi tidak hanya lemah, akan tetapi dalam bidang politik pun mereka juga terpecah-belah. Kondisi ini pada akhirnya melahirkan kesadaran para pemimpin Afrika untuk melakukan sejumlah perubahan di organisasi termasuk melakukan amandemen terhadap Piagam OPA. Amandemen ini mulai dibicarakan mulai tahun 1999. AU 2012 Setelah pertemuan tahunan OPA di Algeria pada bulan Juli 1999, Presiden Libya, Moammar Khadafi, yang yang memiliki cita-cita untuk membentuk suatu organisasi regional guna menyatukan dan meningkatkan kesejahteraan bangsa Afrika, meminta Majelis Umum OPA untuk mengadakan pertemuan luar biasa di negaranya pada tanggal 9 September 1999. Pertemuan luar biasa tersebut bertujuan untuk mengamandemen Piagam OPA guna meningkatkan efesiensi dan efektifitas OPA . Hal itu tercermin dalam tema pertemuan yang berbunyi “Strengthening OAU Capacity to Enable it to Meet The Challenges of The New Millenium”. AU 2012