Pengertian Pembelajaran Pembelajaran Baca Tulis Al- Qur’an

14

2. Pengertian Baca Tulis Al- Qur’an

Pengertian “baca”, baca adalah kata benda dari kata kerja “membaca”, membaca menurut bahasa melihat serta mamahami isi dari apa yang tertulis. 16 Sedangkan menurut Thomas Carlyle, sebagaimana dikutip oleh A. Widyamartaya, mendefinisikan “membaca adalah segala sesuatu yang telah dilakukan, dipikirkan, dicapai, atau dihayati oleh umat manusia tersimpan dalam halaman- halaman buku seperti dalam pelestarian yang magis ”. 17 Sedangkan membaca di dalam buku yang berjudul petunjuk pengembangan minat dan kegemaran membaca siswa, “membaca adalah suatu kegiatan penerjemah syimbol atau huruf kedalam kata dan kalimat yang memiliki makna bagi seseorang ”. 18 “Membaca adalah salah satu cara terbaik untuk mengisi otak dan jiwa. Seseorang yang banyak membaca akan lebih luas pengetahuannya dari pada orang yang lebih sedikit membaca ”. Intelektual seseorang tidak akan tumbuh sempurna tanpa membaca bahan bacaan sehat yang cukup. Membaca memiliki peran penting dalam proses perkembangan manusia dan dapat dikatakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca. Maka makin baik kemampuan membaca yang dimilki seseorang akan mempengaruhi pola pikir dan informasi yang diterima oleh orang tersebut. 19 “Membaca ialah keterampilan yang sangat kompleks, dan seperti semua keterampilan lain. Membaca dapat ditingkatkan ketetapan dan kecepatannya dengan latihan ”. 20 Sedangkan menurut Niknik M. Kuntarto, “Membaca adalah suatu keterampilan dalam menemukan sesuatu yang kita cari dalam bacaan. Tujuannya ialah menangkap bahasa yang ditulis dengan tepat dan teratur ”. 21 16 Kamus Besar Bahasa IndonesiaTim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, ed. 3. – cet. 4 Jakarta : Balai Pustaka, 2007 h. 83 17 A. Widyamartaya, Seni Membaca Untuk Studi, Yogyakarta: Kanisuius, 1999, cet. 1. h. 137 18 Pusat Perbukuan Depdikbud, Petunjuk pengembangan minat dan kegemaran membaca siswa, Buku 1.- cet. ke-1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997. 19 Athaillah Baderi, “ Pola Dan Strategi Pengembangan Minat Baca”, Pusat Pengembangan Perpustakaan Dan Kajian Minat Baca Perpustakaan Nasional RI 2003, hal. 1-2 20 Rita L. Atkinson dan Richard C.Atkinson. Pengantar Psikologi, Edisi Ke-8, Jilid 1. Penerbit Ertangga Jakarta 2003, hal.228 21 Niknik M. Kuntarto, Cermat Dalam Berbahsa Teliti Dalam Berfikir, Jakarta: Mitra Wacana Media,2010, cet.8 . h. 221 15 Soedarso, sebagaimana dikutip oleh Mulyono Abdurahman, mengemukakan bahwa “membaca merupakan aktivitas kompleks yang memerlukan sejumlah besar tindakan terpisah-pisah, mencakup penggunaan pengertian, khayalan, pengamatan, dan ingatan. Manusia tidak mungkin dapat membaca tanpa menggerakan mata dan menggunakan pikiran ”. 22 Hanry Guntur Tarigan, mengatakan Membaca adalah kunci ke gudang ilmu, ilmu yang tersimpan dalam buku harus digali dan dicari melalui kegiatan membaca. Keterampilan membaca menetukan hasil penggalian ilmu itu. Karena itu dapat dikatakan keteramapilan membaca sangat diperlukan dalam dunia modern. 23 Melalui aktivitas membaca, seseorang dapat mengenal suatu objek, ide prosdur konsep, definisi nama, pristiwa, rumus, teori, atau kesimpulan. Bahkan lebih dari itu, melalui aktifitas membaca seseorang dapat mencapai kemampuan kongnitif yang lebih tinggi, seperti menjelaskan, menganalisis, hingga mengevaluasi suatu objek atau kejadian tertentu. Tujuan membaca, tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. 24 Keuntungan yang diperoleh dari membaca antara lain : 1 memperoleh pengetahuan baru yang dicari, 2 memperoleh wawasan baru, 3 memperoleh keterampilan baru, 4 merasakan kenikmatan karena indahnya suatu bacaan dalam melukiskan suatu kehidupan, 5 dan mengembangkan keterampilan memecahkan masalah 25 . Membaca merupakan alat utama untuk mempelajari berbagai ilmu dan teknologi serta berbagai informasi lainnya yang berguna bagi kehidupan. Betapa pentingnya pengaruh dan peranan orang tua dalam menumbuhkan dan mengembangkan minat dan kebiasaan membaca. Orang tua menjadi contoh bukan 22 Mulyono Abdurarahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit, Diknas dan Rineka Cipta h.200 23 Hanry Guntur Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, Bandung Angkasa, 1979, hal: 135 24 Hanry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa, Bandung Angkasa, 1979, cet, ke-1 hal: 9 25 Anita Lie, Memudahkan Anak Belajar, Jakarta: Kompas, 2008, h. 146 16 hanya bagi kehidupan keluarga dan masyarakat umumnya, tetapi juga dalam membaca. Membaca menjadi kebiasaan pribadi dan keluarga. Meski demikian, bukan berarti membaca Al- Qur‟an dalam arti melisankan huruf-huruf yang terdapat di dalamnya tidak ada gunanya, itu tetap merupakan suatu kebaikan, asal sesuai dengan kaidah-kaidah membacanya yang berlaku. Membaca dalam hal berkenaan dengan Al-Qur ‟an dapat diartikan melihat tulisan yang terdapat pada Al- Qur‟an dan melisankannya. Akan tetapi membaca Al- Qur‟an bukan hanya melisankan huruf, tetapi mengerti apa yang diucapkan, meresapi isinya, serta mengamalkannya. Imam Al-Ghazali mengungkapkan sebagai berikut: “Adapun kalau menggerakkan lidah saja, maka akan makin sedikit yang diperolehnya, karena yang dinamakan membaca harus ada perpaduan antara lidah, akal, dan hati. Pekerjaan lidah adalah membenarkan bunyi huruf dengan tartil. Pekerjaan akal mengenang makna dan tujuannya, sedangkan pekerjaan hati adalah menerima nasehat dan peringatan dari apa yang dipahaminya”. 26 Sedangkan Pengertian “tulis”, tulis adalah kata benda dari kata kerja “menulis”, menulis menurut bahasa membuat huruf atau angka dengan pena atau alat tulis lainnya, sedangkan menurut istilah menulis adalah membuat huruf atau angka, melahirkan pikiran atau gagasan”. 27 Melahirkan pikiran atau perasaan tidak dapat dilukiskan tanpa membaca sesuatu yang menjadi sasaran atau objek tulisan. Menulis bukan hanya hanya aktivitas melukiskan lambang-lambang grafik melainkan proses berfikir. Tulisan dapat menolong manusia dalam melatih dan berpikir kritis. Untuk menumbuhkan budaya menulis siswa pada Al-Qu r‟an dapat dilakukan dengan mengajarkan kepada siswa bagaimana bentuk-bentuk tulisan yang benar. 26 Muhammad Jalaludin Al-Qasimi, Bimbingan untuk Mencapai Tingkat Mukmin, terj. Muh. Abda’I Rathani, Bandung: Diponogoro, 1973, h. 196-197 27 Kamus Besar Bahasa IndonesiaTim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, ed. 3. – cet. 4 Jakarta : Balai Pustaka, 2007 h.1219 17 Jadi, Baca Tulis Al- Qur‟an merupakan kegiatan seseorang dalam melisankan serta melambangkan huruf-huruf Al- Qur‟an. Sementara kompetensi Baca Tulis Al- Qur‟an merupakan kesanggupan seseorang dalam melisankan dan membunyikan serta melambangkan huruf-huruf Al- Qur‟an. Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa pendidikan Al- Qur‟an merupakan salah satu materi atau bahan pelajaran dalam pendidikan Agama Islam untuk mengarahkan siswa kepada kemampuan membaca, menulis, memahami dan menghayati Al- Qur‟an menjadikannya sebagai pedoman hidupnya.

3. Keutamaan Membaca Al- Qur’an

Membaca Al- Qur‟an mempunyai banyak sekali keutamaan diantaranya 1. Secara umum, keutamaan Al-Qur‟an lebih tinggi daripada seluruh benda-benda lainnya yang dicintai didunia ini. Biasanya, seseorang ingin mendapatkan balasan cintanya dari orang yang dicintainya. Begitu banyak keutamaan Al- Qur‟an yang dapat diberikan kepada orang yang mencintainya. Secara umum, keutamaan Al- Qur‟an diatas segala sesuatu yang dapat menyebabkan ketergantungan dan cintainya kepadanya. Jika seseorang mencintai orang lain karena ingin memperoleh keuntungan dari cintanya, maka Allah berjanji akan memberi lebih banyak keuntungan kepada pembaca Al- Qur‟an daripada mereka yang berdoa. 2. Seseorang mencintai harta kekayaan, hamba sahaya, hewan ternak, atau hewan-hewan tertentu, maka mempelajari ilmu Al- Qur‟an itu lebih berharga daripada hewan-hewan itu. 3. Seorang ahli sufi menjalani kelaparan dan kesederhanaan untuk mencapai derajat taqwa, maka Rasulullah saw. bersabda bahwa ahli Qur‟an digolongkan dengan para malaikat. Untuk mencapai derajat ketakwaan seperti para malaikat jelas sangat sulit, sebab mereka tidak pernah berbuat durhaka kepada Allah SWT sedikitpun. Jika seseorang bangga karena mendapat pahala ganda melalui 18 ucapannya, maka pikirkanlah pahala ganda yang didapat melalui membaca Al- Qur‟an dengan terbata-bata. 28

B. Metode Pembelajaran Baca Tulis Al- Qur’an

1. Pengertian Metode Pembelajaran

Kata “Metode” dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani yaitu “Metha” yang berarti melalui atau melewati dan “Hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti jalan atau cara yang harus ditempuh atau dilalui untuk mencapai tujuan. 29 Sedangkan dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer pengertian metode adalah “cara kerja yang sistematis untuk mempermudah sesuatu kegiatan dalam mencapai maksudnya”. 30 Dalam metodik khusus pengajaran agama Islam pengertian metode adalah “suatu cara kerja yang sistematis dan umum seperti cara kerja ilmu pengetahuan”. 31 Istilah metodologi pembelajaran dalam hal ini adalah “suatu teknik penyampaian bahan pelajaran kepada murid. Ia dimaksudkan agar murid dapat menangkap pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna oleh murid dengan baik”, 32 Sementara Zuhairini menjelaskan bahwa metode mengajar adalah: “Merupakan salah satu komponen daripada proses pendidikan, merupakan alat untuk mencapai tujuan, yang didukung oleh alat-alat bantu mengajar, merupakan k ebulatan dalam suatu sistem pendidikan”. 33 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran yaitu, bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang 28 Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi , Himpunan Kitab Fadhilah A’mal, Bandung: Pustaka Ramadhan hal. 69 29 Abdurrahman Getteng, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Ujung Pandang: Al-Thahiriyah Indonesia , 1987, h. 1 30 Peter Salim, dkk, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern English, 1991, h. 1126 31 Proyek Pembinaan Perguruan TinggiIAIN, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Direktorat Jenderal Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, 1984, cet. 2, h. 1 32 Zakiyah, Drajat, Metodologi Pengajaran Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1983, h. 60 33 Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Surabaya: Usaha Nasional, 1983, cet. 8, h. 79