Materi-Materi dalam Pembelajaran Membaca Al-

27 Idgham menurut bahasa artinya memasukan atau lebur. Sedangkan menurut istilah ilmu tajwid idgham ialah bunyi nun sukun atau tanwin dimasukan atau dilebur kedalam salah satu idgham yang 6 enam yaitu : – – – – – Idgham dibagi dua, yaitu : Idgham bighunnah dengan dengung dan Idgham bilaghunnah tanpa dengung. 1. Idgham bighunnah menurut bahasa adalah idgham dengan dengung. Sedangkan menurut istilah ilmu tajwid idhgam bidhunnah ialah apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf yang empat: – – – maka disebut idgham bighunnah. Cara membacanya : bunyi nun sukun atau tanwin itu harus dibaca berpadu dengan huruf yang ada dihadapannya serta dengan dengungditahan. 2. Idgham bilaghunnah menurut bahasa adalah idgham tanpa dengung. Sedangkan menurut istilah ilmu tajwid ialah apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf yang dua ini : – maka disebut idgham bilaghunnah. Cara membacanya : bunyi nun sukun atau tanwin itu harus dibaca berpadu dengan huruf yang ada dihadapannya. c. Iqlab Iqlab menurut bahasa artinya membalik atau menukar. Sedangkan menurut istilah ilmu tajwid iqlab ialah apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf , maka disebut iqlab. 28 Cara membacanya : bunyi nun sukun atau tanwin berubah menjadi huruf mim , dan dibacanya dengan dengung atau ditahan. d. Ikhfa Ikhfa menurut bahasa artinya samar-samar. Sedangkan menurut istilah ilmu tajwid Ikhfa ialah apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf yang lima belas yaitu : – – – – – – – – – – – – – – , maka disebut Ikhfa. Cara membacanya : bunyi nun sukun atau tanwin itu dibaca samar-samar antara jelas dan tidak jelas atau bunyi berada disekitar antara izhar dan idgham serta dengan dengung. 36 C. Hukum bacaan mim sukun Mim sukun jika bertemu dengan huruf hijaiyah maka hukumnya ada 3 bacaan, yaitu :  Idgam Mutamasilain  Ikhfa Syafawi  Izhar syafawi a. Idgam Mutamasilain Secara bahasa idgam artinya memasukkan. Maksudnya, memasukkan satu huruf yang mati ke dalam huruf selanjutnya. Sedangkan mutamasilain artinya dua huruf yang sama. Jadi, jika ada dua huruf yang sama, yang pertama mati dan yang kedua tidak mati , maka cara membacanya adalah memasukkan yang pertama kepada huruf yang kedua. b. Ikhfa Syafawi 36 Direktorat Pembinaan Perguruan Agama Islam Departemen Agama. OP. Cit., h.137-147 29 Ikhfa berasal dari kata Khofa‟ yang berarti menyembunyikan, menyamarkan, sedangkan syafawi adalah membaca diantara dua bibir syafatain. Jadi, ikhfa syafawi adalah membaca huruf secara samar diantara dua bibir. Bacaan seperti ini terjadi jika huruf mim mati bertemu dengan huruf ba c. Izhar syafawi Izhar artinya jelas, sedangkan syafawi maksudnya membaca di antara dua bibir syafatain. Jadi, izhar syafawi adalah membaca kalimat diantara dua bibir dengan jelas. Bacaan izhar syafawi terjadi jika mim sukun bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah selain mim dan ba D. Mad Mad secara bahasa artinya panjang, sedangkan menurut istilah ahli tajwid adalah “memanjangkan suara bacaan suatu huruf menurut aturan tertentu dalam membaca ayat Al- qur‟an. Secara garis besar Mad dapat dibagi dua :  Mad Ashli atau mad mad thabi‟i  Mad Far‟i a. Mad Ashli atau Mad Thabi‟I adalah memanjangkan bacaan suatu huruf, karena ada huruf madnya, atau tidak ada yang mengubah keasliannya. Huruf Mad ashli itu ada tiga b. Mad Far‟I adalah memanjangkan bacaan suatu huruf, karena ada huruf madnya walaupun sesudah atau sebelumnya terdapat huruf hamzah , atau sesudahnya terdapat huruf mati atau huruf bertasydid. 30 Mad Far‟I ada 13 macam 1 Mad Wajibul Muttashil Mad Wajibul Muttashil terjadi apabila mad ashli diikuti oleh huruf hamzah yang terdapat dalam satu kata yang tidak dapat dipisahkan. 2 Mad Jaiz Munfashil Mad Jaiz Munfashil terjadi apabila mad ashli diikuti oleh huruf hamzah pada kata lain, atau mad ashli terdapat pada akhir suatu kata, kemudian diiringi oleh huruf hamzah pada awal kata berikutnya. 3 Mad Aridh Lissukun Mad Aridh Lissukun terjadi apabila mad ashli diiringi oleh huruf yang dibaca mati karena waqafberhenti. 4 Mad Iwadh Mad Iwadh terjadi apabila akhir kata berbaris dua diatas fathatain dan baca waqaf, sehingga menjadi fathah. 5 Mad liin Mad liin terjadi apabila sesudah huruf berbaris diatas fathah diikuti oleh huruf waw atau ya .berbaris mati, kemudian sesudahnya terdapat huruf dibaca mati karena waqaf. 6 Mad Badal Mad Badal adalah mad yang terjadi ketika huruf mad ashli merupakan pengganti dari hamzah sukun dan didahului oleh hamzah berbaris diatas, atau didepan atau dibawah. 7 Mad Farqu Mad Farqu adalah mad yang terjadi ketika terdapat dua hamzah berbaris fathah secara beriringan, kemudian hamzah kedua tidak dibaca dan hamzah pertama yang berbaris fathah itu menjadi mad. 31 8 Mad Lazim Mukhaffal Kalimi Mad Lazim Mukhaffal Kalimi adalah mad yang terjadi ketika sesudah huruf mad yang berasal dari dua hamzah seperti Mad Farqu terdapat huruf berbaris sukunmati. 9 Mad Lazim Mutsaqqal Kalimi Mad Lazim Mutsaqqal Kalimi adalah mad yang terjadi ketika huruf mad ashli yaitu alif bersambung dengan huruf yang bertasydid dalam satu kata. 10 Mad Lazim Mukhaffaf Harfi Mad Lazim Mukhaffaf Harfi adalah mad yang terjadi pada huruf- huruf yang terdapat pada kata atau lafaz permulaan beberapa surat dalam Al- Qur‟an. Mad Lazim Mukhaffaf Harfi dalam Al- Qur‟an terdapat pada 5 huruf yaitu ھ 11 Mad Lazim Mutsaqqal Harfi Mad Lazim Mutsaqqal Harfi adalah mad yang terjadi pada huruf- huruf tertentu yang terdapat pada kata atau lafaz awal permulaan beberapa surat dalam Al- Qur‟an. 12 Mad Shilah Mad Shilah adalah mad yang terjadi apabila terdapat huruf ha ه ﮫ dhamir muttashil yang berbaris dhammah ه ﮫ atau kasrah ه ﮫ pada akhir suatu kata dan huruf sebelumnya berbaris hidup fathah, kasrah, dan dhammah serta huruf awal kata tersebut berbaris hidup juga. Mad shilah ada 2 macam, yaitu : 32 a Mad Shilah Qashirah Mad Shilah Qashirah adalah mad yang terjadi jika sesudah huruf ha ه ﮫ dhammir mutthasil tersebut terdapat huruf berbaris hidup selain huruf hamzah. b Mad Shilah Thawilah Mad Shilah Thawilah adalah mad yang terjadi jika sesudah huruf ha ه ﮫ dhammir mutthasil tersebut terdapat huruf hamzah. 13 Mad Tamkin Mad Tamkin adalah mad yang terjadi ketika dua buah huruf “ya” , yang pertamanya berbaris bawah kasrah dan bertasdid dan yang keduanya berbaris mati sukun. 37 E. Waqaf Waqaf secara bahasa berarti berhenti, sedangkan menurut istilah ahli tajwid adalah menghentikan bacaan, baik berhenti itu buat sementara dipertengahan ayat kemudian meneruskan sampai kepada waqaf berikut ataupun berhenti pada akhir ayat. Tanda-tanda waqaf diantaranya :  Lazim waqaf pada lafaz tersebut  terlarang waqaf   jaiz waqaf 37 Direktorat Pembinaan Perguruan Agama Islam Departemen Agama. Pelajaran Quran..., h. 71-81 33  boleh waqaf tapi washal lebih utama  boleh waqaf tapi washal lebih utama  waqaf lebih utama dari washal  dikatakan waqaf lebih utama  dikatakan boleh waqaf  washal lebih utama  seperti semula dan sebagainya

C. Macam-macam Metode Pembelajaran Baca Tulis Al- Qur’an

Dalam pembelajaran Al- Qur‟an, metode memegang peranan yang tidak kalah penting dengan komponen-komponen lain. Metode Baca Al- Qur‟an adalah suatu cara atau jalan untuk memudahkan pelaksanaan pembelajaran Al- Qur‟an. Untuk dapat membaca dan menulis Al- Qur‟an seseorang harus terlatih dahulu mengenal huruf-hurufnya, karena tanpanya adalah tidak dimungkinkan bisa membaca ataupun menulis Al- Qur‟an. Pada dasarnya, metode yang digunakan dalam pembelajaran Al- Qur‟an dibagi dua metodik yaitu, metodik umum dan metodik khusus.

1. Metode umum

1. Metode Ceramah Metode ceramah adalah teknik penyampaian pesan pengajaran yang sudah lazim dipakai oleh para guru di sekolah. Ceramah diartikan sebagai suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh guru di muka kelas. Peran murid di sini 38 Direktorat Pembinaan Perguruan Agama Islam Departemen Agama. Op. Cit., h. 97 34 sebagai penerima pesan, mendengarkan, memperhatikan, dan mencatat keterangan-keterangan guru bilamana diperlukan. 39 Metode ceramah layak dipakai oleh guru dalam penyampaian pesan di muka kelas apabila: pesan yang akan disampaikan berupa fakta atau informasi, jumlah siswanya banyak, dan guru adalah seorang pembicara yang baik, berwibawa, dan dapat merangsang siswa. Untuk penggunaan metode ceramah secara baik perlu diperhatikan hal- hal sebagai berikut : a. Dalam menerangkan pelajaran hendaknya digunakan kata-kata yang sederhana, jelas, dan mudah dipahami oleh para siswa, b. Gunakan alat visualisasi, seperti penggunaan papan tulis atau media lainnya yang tersedia untuk menjelaskan pokok bahasan yang disampaikan, c. Mengulang kata atau istilah-istilah yang digunakan secara jelas, dapat membantu siswa yang kurang atau lambat kemampuannya dan daya tangkapnya, d. Perinci bahan yang disampaikan, dengan memberikan ilustrasi, menghubungkan materi dengan contoh-contoh yang konkrit. e. Carilah umpan balik sebanyak mungkin sewaktu ceramah berlangsung. 40 Dalam Pembelajaran Baca Tulis Al- Qur‟an ini tepat digunakan misalnya jika ingin menerangkan pelajaran mengenai pengertian tajwid dan lain sebagainya. 2. Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban, atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru yang menjawab pertanyaan. Dalam kegiatan belajar-mengajar melalui tanya jawab, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan atau siswa 39 M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2002, h.34 40 M. Basyiruddin Usman, Op. Cit., h.35 35 Metode ini dimaksudkan untuk mengenalkan pengetahuan, fakta-fakta tertentu yang sudah diajarkan dan untuk merangsang perhatian murid dengan berbagai cara sebagai appersepsi, selingan, dan evaluasi. Dalam proses pembelajaran Baca Tulis Al- Qur‟an, bertanya memegang peranan penting, sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik pengajaran yang tepat akan: a. meningkatkan minat dan rasa ingin tahu murid terhadap masalah yang dibicarakan. b. meningkatkan partipasi murid dalam kegiatan belajar mengajar. c. Mengembangkan pola berpikir dan belajar aktif murid. d. Menuntun proses berfikir siswa terhadap masalah yang sedang dibahas. e. Menuntun proses berfikir siswa, sebab pertanyaan yang akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik. Dalam pembelajaran Baca Tulis Al- Qur‟an, metode tanya jawab dapat diterapkan dalam menyajikan bahan pelajaran tajwid serta pokok-pokok bahasan lainnya yang mengandung nilai tanya jawab. 3. Metode DrillLatihan Siap Metode drilllatihan siap adalah suatu metode dalam pembelajaran dengan jalan melatih anak-anak terhadap bahan pelajaran yang sudah diajarkan. Dalam pembelajaran Baca Tulis Al- Qur‟an, metode ini sering dipakai untuk melatih ulangan pelajaran Al- Qur‟an.

2. Metode Khusus

1. Metode Iqra‟ Metode Iqra‟ adalah metode temuan KH.As‟ad Human dari Yogyakarta. Metode ini terdiri 6 jilid dengan waktu belajar 6 bulan, model pengajaran metode iqra‟ yaitu :  Cara belajar siswa aktif, guru tak lebih hanya sebagai penyimak, bukan penuntun bacaan.  Privat, guru menyimak perorang. 36  Asisten, yaitu jika tidak mencukupi, murid yang mahir bisa turut membantu mengajar murid-murid lainnya. 2. Metode Qa‟dah Baqdhaliyyah Metode Qa‟dah Baqdhaliyyah berasal dari baghdad Irak dan dianggap sebagai metode tertua. Karena metode ini terlalu mengandalkan hafalan dan tidak mengenalkan cara baca tartil jelas dan tepat 3. Metode Qiro‟ati Metode Qiro‟ati adalah cara mengajar membaca Al-Qur‟an dengan buku Qiroati dan menawarkan pengajaran bahan gharib bacaan yang langka, aneh dalam Al- Qur‟an yang tidak terdapat dalam metode yang lain. 4. Metode Hattahiyyah Metode Hattahiyyah adalah metode baca Al- Qur‟an yang paling fantastis karena membaca Al- Qur‟an hanya dalam waktu 4,5 jam saja, dan dengan pendekatan Bahasa Indonesia, metode ini diperuntukkan dan diterapkan untuk peserta didik yang sudah mampu baca tulis huruf latin. 5. Metode Insani Metode Insani yaitu metode yang hanya memakai satu jilid dengan 71 halaman, metode ini disusun sejak tahun 1994. waktu belajar yang diperlukan adalah 6 bulan, yaitu melafazkan Al- Qur‟an secara baik.

3. Metode PAIKEM

Metode PAIKEM merupakan gabungan dari beberapa metode, yaitu: metode Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Di bawah ini akan di jelaskan penerapan metode PAIKEM dalam Pembelajan Baca Tulis Al- Qur‟an di MTs Negeri Parung. a. Pembelajaran Aktif Siswa belajar secara aktif ketika mereka secara terus menerus terlibat, baik secara mental maupun secara fisik. Pembelajaran aktif itu penuh semangat, hidup, giat, berkesinambungan, kuat, dan efektif. Pembelajaran aktif melibatkan pembelajaran yang terjadi ketika siswa 37 bersemangat, siap secara mental, dan bisa memahami pengalaman yang dialami. Pembelajaran aktif adalah kegiatan mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan mata pelajaran yang dipelajarinya. Siswa lebih aktif mempelajari materi pembelajaran yang menyiapkan siswa untuk hidup, informasi yang diterima lebih lama diingat dan disimpan, dan lebih menikmati suasana kelas yang nyaman. 41 Dalam Pembelajaran Baca Tulis Al- Qur‟an agar menjadi aktif langkah yang dilakukan oleh guru di MTs Negeri Parung adalah yang pertama guru menjelaskan tujuan pembelajaran baca tulis Al- Qur‟an agar siswa membaca huruf Al- Qur‟an dengan tartil, dan yang kedua guru melibatkan siswa agar siswa tetap siaga dan terpikat secara mental untuk terlibat dalam pembelajaran, misalnya guru selalu memberikan pertanyaan ketika pembelajaran sedang berlangsung kepada siswa sehingga siswa antusias untuk mendengarkan penjelasan guru tersebut. b. Inovatif Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru. c. Kreatif Kreatif adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri berfikir kreatif maupun afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada. 42 d. Efektif Pembelajaran yang Efektif yaitu kemampuan membawakan materi pembelajaran menjadi suatu bentuk presentasi yang menarik, menyenangkan, mudah dipahami dan dapat diingat oleh murid. 43 41 Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, Bandung : Wacana Prima, 2009, h. 54 42 Monty P Satiadarma, Mendidik Kecerdasan, Jakarta: Media Grafika, 2003, h. 109 43 Adi Gunawan, Genius Learning Strategy, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004, h. 155