Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
5
agama melalui kitab suci yang diturunkan kepada Rasul pilihan-Nya. Dan kita akan mengetahui petunjuk-petunjuk ilahi dan Rasul-Nya sebagai pedoman hidup.
Dalam mengimplementasi Al- Qur‟an sebagai pedoman hidup, dapat
dimulai dengan membaca Al- Qur‟an secara tartil dan perlahan, sebagaimana
dijelaskan Dalam Al- Qur‟an:
“Bacalah Al-Quran itu dengan tartil perlahan-lahan.” Mujamil : 4 Membaca Al-
Qur‟an dengan tartil menurut Az-Zarkasyi adalah membaca dengan memperjelas lafaznya, huruf-hurufnya dan memperfasih semua
bacaannya. Membaca dengan ceroboh atau terlalu cepat, sehingga panjang pendeknya bacaan dan makhrajnya hurufnya menjadi tidak jelas atau
menghilangkan sebagian dari kata-katanya.
5
Allah s.w.t memuliakan umat Islam dengan kitab al-Quran sebagai kalam terbaik. Dalam al-Quran telah dikumpulkan segala yang diperlukan oleh
manusia berbentuk kisah terdahulu, nasihat-nasihat, berbagai perumpamaan, adab, kepastian hukum, hujah-hujah yang kuat dan jelas sebagai bukti keesaan-Nya.
Allah s.w.t mewajibkan manusia supaya bersikap baik terhadap kitab-kitab-Nya, termasuk perlakuan ini adalah menjelaskan adab-adab pembaca, membimbing
mereka melaksanakan ajaran al-Quran serta megingatkan manusia dengan nasihat- nasihat yang baik.
Pemerintah Indonesia, memberikan perhatian yang sangat serius, terutama dalam kemampuan Baca Tulis Al-
Qur‟an di kalangan umat Islam dengan mengeluarkan Surat keputusan Bersama Menteri dalam Negeri dan Menteri
Agama RI no. 12844 Tahun 1982 tentang Peningkatan Membaca dan Menulis Al-
Qur‟an di kalangan umat Islam, Intruksi Menteri Agama No. 3 Tahun 1990 Tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Membaca Al-
Qur‟an serta intruksi Dirjen Dinas Islam dan Urusan Haji No. 3 Tahun 1991 Tentang Upaya
Peningkatan Kemampuan Peningkatan Membaca Al-Qur ‟an di kalangan umat
Islam.
6
5
Munif Suratmaputra KK, Indahnya Hidup dan Berjuang Bersama Al- Qur’an, Jakarta, PT.
Institut Ilmu Al- Qur‟an IIQ Jakarta dan Bank Muamalat Indonesia BMW. Cet. Pertama, April
2007. h.22
6
Syamsul Bahri, Cepat Pintar Membaca Menulis Al- Qur’an, Bumi Aksara: Jakarta, 1993,
h.23
6
Sejalan dengan aturan tersebut, maka muatan wajib kurikulum pendidikan dasar dan menengah, pemerintah menyebutkan bahwa satuan
pendidikan dasar dan menengah harus menempatkan kemampuan Baca Tulis Al- Qur‟an sebagai salah satu kompetensi yang akan dicapai peserta didik dalam Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam.
7
Pemerintah juga memberikan peluang bagi sekolah, guru, dan peserta didik untuk melakukan inovasi dan improvisasi di
sekolah, berkaitan dengan masalah kurikulum, pembelajaran, dan lain sebagainya yang tumbuh dari aktivitas, kreativitas, dan profesionalisme yang dimiliki.
Dalam muatan wajib kurikulum pendidikan dasar dan menengah mengenai Baca Tulis Al-
Qur‟an, MTs Negeri Parung sebagai salah satu pendidikan yang tidak terlepas dari upaya sistematis pembelajaran Baca Tulis Al-
Qur‟an. Perlunya pemberlakuan Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an karena masih banyak siswa MTsN Parung yang belum dapat membaca dan menulis Al-
Qur‟an dengan baik dan benar.
Proses pembelajaran Baca Tulis Al- Qur‟an di MTsN Parung lebih
ditekankan pada latihan menulis, membaca, dan menghafal. Khususnya menghafal surat-surat pendek yang ada di Zuz 30.
Proses belajar menulis Al- Qur‟an, siswa MTsN parung dapat menulis
materi Baca Tulis Al- Qur‟an dengan baik dan benar dan agar juga agar terlatih
dalam menulis Al- Qur‟an. Dalam proses belajar membaca Al-Qur‟an, siswa
MTsN Parung diharapkan untuk dapat membaca Al- Qur‟an dengan baik dan
benar. Dari proses pembelajaran membaca Al- Qur‟an disinilah siswa
diperkenalkan Tajwidpanjang pendeknya bacaan Al- Qur‟an sekaligus Makhrizul
hurunya. Sehingga tampak jelas perbedaan huruf-huruf hijaiyah yang satu dengan yang lainnya. Dalam proses belajar menghafal Al-
Qur‟an, siswa diharapkan untuk dapat menghafal meteri Baca Tulis Al-
Qur‟an yang telah diajarkan. Dari proses menghafal disinilah guru dapat menilai sejauh mana siswa dapat memahami dan
menangkap materi yang telah diajarkan misalnya dalam panjang pendeknya ataupun makhrijul hurufnya.
7
Depdiknas, Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP SMP, Jakarta: Direktoriat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2007, h. 73
7
Sebagai penjabarannya, dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, guru dituntut menyusun pembelajaran yang tidak sekedar sebagai kegiatan transfer
ilmu transfer of knowledge, tetapi lebih dari itu, guru sebagai pelaksana kurikulum dituntut untuk dapat menerapkan strategi pembelajaran supaya dapat
memberikan dan mengembangkan berbagai pembelajaran yang bervariasi dan menarik, sehingga dapat mengakomodasi perbedaan individual siswa perbedaan
gaya belajar, minat, serta bakat dari masing-masing siswa, mengaktifkan siswa dan guru, mendorong berkembangnya kemampuan baru, menimbulkan jalinan
kegiatan belajar di sekolah, siswa diharapkan memperoleh kebebasan belajar sekaligus memberikan kesempatan luas untuk berkembang.
Dalam konteks MTsN Parung, pembelajaran Baca Tulis Al- Qur‟an
merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif, dan efisien. Guru harus mempunyai fleksibilitas dalam mengatur
pembelajaran sesuai dengan kondisi dan potensi satuan pendidikan sekolah. Karena pembelajaran sejatinya merupakan cerminan serius atau tidaknya guru
dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Dari latar belakang yang ada, masalah pembelajaran Baca Tulis Al-
Qur‟an di MTsN Parung sangat serius. Maka dari itu penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian atau mngkaji lebih luas lagi.
Penelitian ini saya beri judul:
“Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an di MTs Negeri Parung”.