18
ucapannya, maka pikirkanlah pahala ganda yang didapat melalui membaca Al- Qur‟an dengan terbata-bata.
28
B. Metode Pembelajaran Baca Tulis Al- Qur’an
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Kata “Metode” dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani yaitu “Metha” yang berarti melalui atau melewati dan “Hodos” yang berarti jalan
atau cara. Metode berarti jalan atau cara yang harus ditempuh atau dilalui untuk mencapai tujuan.
29
Sedangkan dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer
pengertian metode adalah “cara kerja yang sistematis untuk mempermudah sesuatu kegiatan dalam mencapai maksudnya”.
30
Dalam metodik khusus pengajaran agama Islam pengertian metode adalah “suatu cara kerja yang sistematis dan umum seperti cara kerja ilmu
pengetahuan”.
31
Istilah metodologi pembelajaran dalam hal ini adalah “suatu teknik penyampaian bahan pelajaran kepada murid. Ia dimaksudkan agar murid dapat
menangkap pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna oleh murid dengan baik”,
32
Sementara Zuhairini menjelaskan bahwa metode mengajar adalah: “Merupakan salah satu komponen daripada proses pendidikan, merupakan alat
untuk mencapai tujuan, yang didukung oleh alat-alat bantu mengajar, merupakan k
ebulatan dalam suatu sistem pendidikan”.
33
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran yaitu, bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang
28
Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi , Himpunan Kitab Fadhilah A’mal,
Bandung: Pustaka Ramadhan hal. 69
29
Abdurrahman Getteng, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Ujung Pandang: Al-Thahiriyah Indonesia , 1987, h. 1
30
Peter Salim, dkk, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern English, 1991, h. 1126
31
Proyek Pembinaan Perguruan TinggiIAIN, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Direktorat Jenderal Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, 1984, cet. 2, h. 1
32
Zakiyah, Drajat, Metodologi Pengajaran Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1983, h. 60
33
Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Surabaya: Usaha Nasional, 1983, cet. 8, h. 79
19
terencana dan berfungsi sebagai alat yang digunakan dalam menyajikan bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Aspek-Aspek Metode Pembelajaran
Met ode pembelajaran mencakup 8 aspek, yaitu “Peragaan, minat dan perhatian,
apersepsi, korelasi dan konsentrasi, kooperasi, indivudualisasi, dan evaluasi”.
34
1. Peragaan Peragaan ialah suatu cara yang dilakukan oleh guru dengan maksud
memberikan kejelasan secara realita terhadap pesan yang disampaikan sehingga dapat dimengerti dan dipahami oleh para siswa. Kegiatan ini
dilakukan terutama untuk menciptakan suasan pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan dengan menekankan penerapan konsep
belajar sambil melakukan. Terdapat dua peragaan yang dapat diterapkan guru dalam proses
pembelajaran, yaitu: a. Peragaan langsung: dengan menunjukkan benda aslinya atau
mengadakan percobaan-percobaan yang dapat diamati siswa, b. Peragaan tidak langsung: dengan menunjukkan benda tiruan atau
suatu model, contohnya: gambar-gambar, boneka ataupun foto, dan lain sebagainya.
2. Minat dan Perhatian Minat dan perhatian merupakan suatu gejala jiwa yang selalu bertalian.
Seorang siswa yang memiliki minat dalam belajar, akan timbul perhatiannya terhadap pelajaran yang diminati tersebut. Akan tetapi perhatian seseorang
kadang kala timbul dan adakalanya hilang sama sekali. Suatu saat anak kurang perhatiannya terhadap penjelasan yang diberikan oleh guru di muka kelas
bukan disebabkan dia tidak memiliki minat dalam belajar, boleh jadi ada gangguan dalam dirinya atau perhatian lain yang mengusik ketenangannya di
ruang kelas atau guru kurang dapat memberikan teknik pengajaran yang
34
M. Bayaruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2002, cet. 1, h. 7
20
bervariasi sehingga anak menjadi tidak tertarik terhadap apa yang dijelaskan oleh guru tersebut.
Pada prinsipnya minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan atau dapat dikatakan suatu
rasa lebih suka dan merasa terikat pada suatu kegiatan tanpa adanya suatu perintah atau paksaan dari pihak luar.
Dalam pengertian ini, minat mengahasilkan kecenderungan yang tetap untuk perhatian penuh terhadap kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang diminati
akan diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang dan tidak mudah bosan karena kegiatan tersebut pada dasarnya tidak bertentangan
dengan keinginan. Artinya siswa dapat mengikuti pelajaran tanpa merasa beban atas apa yang dipelajarinya, karena siswa sudah menyenangi pelajaran tersebut.
3. Motivasi Motivasi artinya sebagai dorongan yang timbul dalam diri seseorang,
dimana seseorang memperoleh daya jiwa yang mendorong untuk melakukan sesuatu yang timbul dalam dirinya sendiri dinamakan motivasi instrinksik.
Sedangkan dorongan yang timbul yang disebabkan oleh adanya pengaruh luar disebut ekstrinksik.
Seorang anak yang didorong oleh motivasi instrinksik biasanya dia ingin mencapai tujuan yang terkadung dalam perbuatan belajarnya, sebaliknya
bila seseorang belajar untuk mencari penghargaan berupa angka, hadiah, diploma, dan sebagainnya berarti didorong oleh motivasi ekstrinksik, oleh
karena tujuan yang ingin dicapainnya tersebut terletak di luar perbuatan. 4. Apersepsi
Ahli psikologi mendifinisikan apersepsi yaitu bersatunya memori lama dengan baru pada saat tertentu. Seorang guru yang akan memberikan pelajaran
kepada muridnya terlebih dahulu mengetahui pelajaran yang telah mereka pelajari sebelumnya, sehingga setiap pengajaran dimulai akan terjadi
keterkaitan antara bahan pelajaran yang lama dengan yang baru. Bahan yang lama dapat diingat kembali sehingga dapat menimbulkan rangsangan dan
perhatian siswa dalam belajar.
21
Guru dapat mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai bahan yang akan disajikan atau belum, sehingga hal
tersebut dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam memulai pelajaran yang baru. Oleh karena itu pengajaran harus maju secara bertahap agar penguasaan bahan
yang lewat dapat dijadikan sebagai persiapan siswa dalam mengahadapi pelajaran yang baru.
5. Korelasi dan konsentrasi Yang dimaksud korelasi ialah konsep belajar yang membuat hubungan
anatara materi yang diajarkan dengan mata pelajaran lain untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran. Dengan konsep
ini, konsentrasi siswa akan terbentuk dan hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Seorang guru hendaknya juga dapat menghubungkan
pelajaran yang diberikan dengan realita sehari-hari atau dapat mengunakan metode unit agar anak betul-betul mengikuti dengan seksama terhadap
pelajaran yang diberikan. Adanya pemusatan tertentu dalam keseluruhan materi pelajaran
dianggap penting agar perhatian dan kegiatan siswa dalam mencari jawaban tentang masalah yang mereka hadapi. Untuk itu guru hendaknya dapat
mengatur kondisi pengajaran sesuai dengan perencanaan sehingga ada pemusatan atau konsentrasi tertentu dan dapat mendorong perhatia siswa untuk
menyelidiki dan menemukan sesuatu yang kelak digunakan dalam masyarakat. 6.
Kooperasi Yang dimaksud dengan kooperasi adalah belajar atau bekerja bersama
kelompok. Konsep belajar ini sangat diutamakan dalam proses belajar- mengajar, seperti : balajar bersamakelompok, membuat alat secara kelompok,
diskusi dan lain sebagainya. Hal ini dianggap penting untuk menjalin hubungan sosial antara siswa yang satu dengan lainnya, juga hubungan guru dengan
siswa. 7.
Individualisasi Konsep belajar individualisasi pada hakikatnya bukan lawan dari
konsep belajar kooperasi. Konsep ini dilatar belakangi oleh adanya perbedaan