Pengalaman Audit Memiliki Pengaruh Terhadap Perilaku Pengurangan

4.6.1 Pengalaman Audit Memiliki Pengaruh Terhadap Perilaku Pengurangan

Kualitas Audit Variabel pengalaman audit secara statistik tidak menunjukkan adanya pengaruh terhadap penerimaan tindakan penghentian prematur atas prosedur audit. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai t hitung dalam Tabel 4.14 untuk variabel pengalaman audit nilainya lebih kecil dari t tabel yang yang ditentukan. Nilai t hitung untuk pengalaman audit sebesar 0,263 yang jauh dibawah nilai t tabel yaitu 2,000. Dengan demikian hipotesis pertama ditolak, yang berati bahwa pengalaman audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku pengurangan kualitas audit. Selain itu, tingkat signifikansi untuk variabel pengalaman audit menunjukkan nilai yang lebih besar dari yang telah ditentukan yaitu dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Sedangkan dari hasil perhitungan, tingkat signifikansi variabel pengalaman audit adalah sebesar 0,793. Nilai tersebut jauh berada diatas 0,05 yang menunjukkan pengalaman audit tidak berpengaruh terhadap perilaku pengurangan kualitas audit. Menurut Stefani 2011 pengalaman seorang auditor akan menciptakan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dari praktek selama praktik dalam menjalani proses audit. Struktur pengetahuan memberikan suatu petunjuk bagi proses pertimbangan dan respon terhadap situasi yang timbul dalam proses audit. Dalam penelitian ini, auditor yang menjadi responden sebanyak 84,48 adalah sebagai auditor junior. Dengan demikian, sebagian besar auditor yang menjadi responden adalah auditor yang belum memiliki banyak pengalaman audit. Hal tersebut ditunjukkan oleh belum lamanya masa kerja responden menjadi auditor yaitu hanya pada rentang 1 satu sampai 4 empat tahun. Selain itu, jumlah penugasan yang diterima para responden juga belum begitu banyak. Oleh karena itu, para responden yang sebagian besar merupakan auditor junior dengan pengalaman yang masih sedikit akan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang sedikit. Sehingga mereka akan cenderung melaksanakan prosedur audit secara lengkap sesuai dengan arahan auditor senior. Auditor junior merupakan auditor yang bertugas melaksanakan audit rinci yang hasilnya akan diperiksa oleh auditor senior sehingga mereka akan cenderung tidak berani melakukan tindakan pengurangan kualitas audit. Pengalaman audit yang belum banyak auditor cenderung tidak berani melakukan tindakan pengurangan kualitas audit karena dengan belum banyaknya pengalaman audit, para auditor junior belum memiliki cukup banyak pertimbangan-pertimbangan dalam setiap proses audit sehingga mereka cenderung tidak mau mengambil resiko dengan tidak melakukan pengurangan kualitas audit seperti penghentian prematur atas prosedur audit. Selain itu, auditor dengan pengalaman yang cukup banyak dapat saja melakukan tindakan pengurangan kualitas audit karena motivasi tertentu, misalnya saja auditor merasa tidak perlu melakukan salah satu prosedur audit karena menganggap merasa dirinya telah memiliki pengalaman yang cukup untuk prosedur tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara pengalaman audit dengan penerimaan terhadap perilaku pengurangan kualitas audit. Hal tersebut karena dalam dunia kerja istilah pengalaman juga digunakan untuk merujuk pada pengetahuan dan ketrampilan tentang sesuatu yang diperoleh lewat keterlibatan atau berkaitan dengannya selama periode tertentu dan hanya berkaitan dengan pengetahuan prosedural. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman seorang auditor yang diperoleh selama proses audit yang pernah dilakukan hanya merujuk pada pengetahuan dan ketrampilan. Sedangkan sebagai seorang auditor diperlukan pemahaman terhadap nilai- nilai etika profesi. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Stefani 2011 yang mengemukakan bahwa pengalaman audit memiliki pengaruh negatif terhadap penghentian prosedur audit tetapi secara statistik tidak signifikan.

4.6.2 Persepsi Tingkat Kinerja Pribadi Yang Dimiliki Auditor Memiliki