Saluran, Efisiensi, Elastistas Transmisi dan Margin Pemasaran
Gambar 2.2 Kurva Penawaran Permintaan Primer dan Turunan serta Marjin Pemasaran Sudiyono, 2002
Marjin pemasaran sama dengan selisih harga ditingkat pengecer dengan harga di tingkat petani.
M = Pr – Pf
Keterangan : M = marjin pemasaran
Pr = harga di tingkat pengecer Pf = harga di tingkat petani
Marjin pemasaran terdiri dari biaya – biaya untuk melakukan fungsi –
fungsi pemasaran dan keuntungan lembaga – lembaga pemasaran. Maka dapat
ditentukan beberapa persen bagian total marjin yang digunakan untuk melaksanakan fungsi pemasaran ke-i oleh lembaga pemasaran ke-j dan beberapa
persen total bagian marjin yang digunakan untuk keuntungan lembaga pemasaran ke-j. bagian biaya untuk melaksanakan fungsi pemasaran ke-i oleh lembaga
pemasaran ke-j adalah: SBij = [ cij Pr-Pf ] [100]
Sedangkan keuntungan lembaga pemasaran ke-j : Skj = [ πij Pr-Pf ] [100]
Πij = Hjj – Hbj – cij Rp unit
Kurva penawaran turunan Kurva penawaran primer
Pr M
Pf Kurva permintaan primer
Kurva permintaan turunan Jumlah Q
Q
Dimana : SBij = bagian biaya untuk melaksanakan fungsi pemasaran ke-i oleh lembaga
pemasaran ke-j Cij = biaya untuk melaksanakan fungsi pemasaran ke-i oleh lembaga pemasaran
ke-j Pr = harga di tingkat pengecer
Pf = harga di tingkat petani Hij = harga jual lembaga pemasaran ke-j
Hbj = harga beli lembaga pemasaran ke-j Πij = keuntungan lembaga pemasaran ke-j
Skj = bagian keuntungan lembaga pemasaran ke-j Pemasaran sebagai kegiatan produktif mampu meningkatkan guna tempat,
guna bentuk, dan guna waktu. Dalam menciptakan guna tempat, guna bentuk dan guna waktu ini diperlukan untuk melakukan biaya pemasaran. Biaya pemasaran
ini diperlukan untuk melakukan fungsi – fungsi pemasaran oleh lembaga –
lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran dan produsen sampai konsumen akhir. Pengukuran kinerja pemasaran ini memerlukan ukuran efisiensi
pemasaran. Suatu proses pemasaran dikatakan efisien apabila: 1. Output tetap konstan dicapai dengan input yang lebih sedikit.
2. Output meningkat sedangkan input yang digunakan tetap konstan. 3. Output dan input sama
– sama mengalami kenaikan, tetapi laju kenaikan output lebih cepat daripada laju input.
4. Output dan input sama –sama mengalami penurunan, tetapi laju penurunan
output lebih lambat daripada laju penurunan input Sudiyono, 2002. Menurut Sudiyono 2002 elastisitas transmisi merupakan perbandingan
perubahan nisbi dari harga di tingkat pengecer dengan perubahan harga di tingkat petani.
Et =
dPr dPf
x
Pf Pr
Dimana : Et
= Elastisitas transmisi Pr
= harga di tingkat pengecer Pf
= harga di tingkat petani dPr
= perubahan harga di tingkat pengecer dPf
= perubahan harga di tingkat petani Implikasi dari persamaan di atas adalah sebagai berikut :
Apabila elastistas transmisi lebih kecil dari satu Et 1 dapat diartikan bahwa perubahan harga sebesar 1 di tingkat pengecer tembakau akan
mengakibatkan perubahan harga kurang dari 1 di tingkat petani tembakau. Apabila elastistas transmisi sama dengan satu Et = 1, maka perubahan harga
sebesar 1 di tingkat pengecer tembakau akan mengakibatkan perubahan harga sebesar 1 di tingkat petani tembakau. Apabila elastistas transmisi lebih besar
dari satu Et 1, maka perubahan harga sebesar 1 di tingkat pengecer tembakau akan mengakibatkan perubahan harga lebih besar dari 1 di tingkat
petani tembakau. Pada umumnya nilai elastisitas transmisi lebih kecil daripada satu, artinya pada volume dan harga input konstan maka perubahan nisbi harga di
tingkat pengecer tidak akan melebihi perubahan nisbi harga di tingkat petani. Dengan diketahui besar elastisitas transmisi Et, maka dapat diketahui pula besar
perubahan nisbi ditingkat pengecer dPr Pr dan perubahan nisbi harga ditingkat petani dPf Pf. Dengan diketahuinya hubungan ini, maka diharapkan ada
informasi pasar tentang: 1. Kemungkinan adanya peluang kompetisi yang efektif dengan jalan
memperbaiki “market tranperency” 2. Keseimbangan penawaran dan permintaan antara petani dengan pedagang,
sehingga dapat mencegah fluktuasi yang berlebihan 3. Kemungkinan pengembangan pedagang antar daerah dengan mengajikan
informasi perkembangan pasar nasional dan lokal 4. Kemungkinan pengurangan resiko produksi dan pemasaran sehingga dapat
mengurangi kerugian
5. Peluang perbaikan pemasaran terutama campur tangan harga dengan menyediakan analisis yang relevan pada pembuat keputusan Decision
maker Menurut Shepherd, 1962, dalam Soekartawi, 1993 efisiensi pemasaran
adalah nisbah antara total biaya dengan dengan total nilai produk yang dipasarkan, atau dapat dirumuskan :
EPs =
TB TNP
x
100
Keterangan : EPs = efisiensi pemasaran
TB = total biaya TNP = total nilai produk