Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data
pendapatan petani yang menjual tembakau dengan berbagai macam penjualan menggunakan analisis pendapatan usahatani sebagai berikut.
Pd = TR –TC
TR = Y. Py TC = FC + VC
Dimana : Pd
= pendapatan usaha tani tembakau TR
= total penerimaan total revenue TC
= total biaya produksi total cost FC
= biaya tetap fixed cost VC = biaya variabel variable cost
Y = produksi tembakau Py
= harga y Setelah diketahui pendapatan petani tembakau kasturi maka hasil analisis ini
dilanjutkan dengan uji anova untuk mengetahui perbedaaan pendapatan yang diperoleh petani tembakau kasturi dari tiga sistem penjualan dengan langkah -
langkah sebagai berikut Hasan, 2001. 1. Menentukan formulasi hipotesis
H : µ
1
= µ
2
= µ
3
H
1
: µ
1
≠ µ
2
≠ µ
3
2. Menentukan taraf nyata α beserta F tabel
Taraf nyata α = 0.05 ditentukan dengan derajat pembilang v
1
dan derajat penyebut v
2
. v
1
= k-1 dan v
2
= kn-1 sehingga diketahui F
α=0.05
v
1
;v
2
. 3. Menentukan kriteria pengujian
H diterima apabila F
≤ F
α=0.05
v
1
;v
2
artinya tidak tedapat perbedaan pendapatan pada ketiga sistem penjualan tembakau kasturi.
H ditolak apabila F
F
α=0.05
v
1
;v
2
artinya terdapat perbedaan pendapatan pada ketiga sistem penjualan tembakau kasturi.
Membuat analisis variansnya dalam bentuk tabel ANOVA Sumber
Varians Jumlah
Kuadrat Derajat
Bebas Rata
– Rata Kuadrat
F0
Rata – rata
kolom Error
JKK
JKE k-1
kn-1 � = � − 1
� = �
� � − 1 �
�
Total JKT
nk-1
JKT =
∑ ∑ x −
T n
n =
=
JKK =
∑ T
=
n
−
T n
JKE = JKT
– JKK k = kolom, n = baris
4. Membuat kesimpulan Menyimpulkan H
diterima atau ditolak dengan membandingkan antara langkah ke -4 dengan kriteria pengujian pada langkah ke
– 3. Pengujian hipotesis kedua menggunakan salah satu pendekatan SCP
Structure, Conduct, Performance yaitu Performance = keragaan pasar = penampilan pasar, penampilan pasar tembakau kasturi di desa Sumberpinang
dilihat dari efisiensi pemasaran tembakau kasturi di desa Sumberpinang Kecamatan Pakusari, efisiensi pemasaran dilihat dari marjin pemasaran,elastisitas
transmisi, distribusi marjin pemasaran, dan efisiensi pemasaran sebagai berikut. a. Margin pemasaran
MP = Pr – Pf
Dimana : MP
= margin pemasaran tembakau Pr
= harga di tingkat konsumen tembakau pabrik Rpkg Pf
= harga di tingkat petani tembakau Rpkg Kriteria pengambilan keputusan yaitu semakin kecil nilai margin pemasaran
tembakau maka semakin efisien suatu pemasaran tembakau, dan sebaliknya.
Efisiensi pemasaran tembakau juga dapat dilihat apabila nilai yang diterima petani lebih besar daripada margin pemasaran tembakau keseluruhan.
b. Efisiensi pemasaran EPs =
TB TNP
x 100 Keterangan :
EPs = efisiensi pemasaran tembakau
TB = total biaya tembakau
TNP = total nilai produk tembakau
Kriteria pengambilan keputusan : 1. Persentase EP total biaya maka saluran pemasaran tembakau efisien
2. Persentase EP total biaya maka saluran pemasaran tembakau tidak efisien
Selain itu, apabila EP dari suatu saluran pemasaran tembakau lebih kecil dibandingkan EP saluran pemasaran tembakau yang lain, maka saluran
pemasaran tembakau tersebut memiliki efisiensi pemasaran tembakau yang lebih tinggi daripada saluran pemasaran tembakau yang lain.
c. Elastisitas Transmisi Et =
dPr dPf
x
Pf Pr
Dimana : Et
= Elastisitas transmisi Pr
= harga di tingkat pengecer tembakau Pf
= harga di tingkat petani tembakau dPr
= perubahan harga di tingkat pengecer tembakau dPf
= perubahan harga di tingkat petani tembakau rumus elastisitas transmisi harga di atas, apabila dirubah menjadi bentuk
linier adalah sebagai berikut Gujarati, 2004 : LnPf = Lnβ
+ β
1
LnPr Keterangan :
Pr = harga di tingkat pengecer tembakau
Pf = harga di tingkat petani tembakau
β = konstanta
β
1
= koefisien elastistas transmisi harga Kriteria pengambilan keputusan :
H : β
1
= 1; artinya perubahan harga sebesar 1 di tingkat pengecer tembakau akan mengakibatkan perubahan harga sebesar 1 ditingkat petani tembakau.
H
1
: β
1
≠ 1; artinya perubahan harga sebesar 1 di tingkat pengecer tembakau akan mengakibatkan perubahan harga kurang dari atau lebih dari 1
ditingkat petani tembakau. Uji Hipotesis pada taraf nyata 5 :
Jika t hitung ≤ t tabel, maka H diterima, berarti perubahan harga ditingkat
pengecer dapat ditransmisikan secara sempurna ke tingkat petani tembakau. Sedangkan, Jika t hitung ≥ t tabel, maka H
ditolak, berarti perubahan harga ditingkat pengecer tidak dapat ditransmisikan secara sempurna ke tingkat
petani tembakau. d. Distribusi marjin
SBij = [ cij Pr-Pf ] [100] Sedangkan keuntungan lembaga pemasaran ke-j :
Skj = [ πij Pr-Pf ] [100] Πij = Hjj – Hbj – cij
Dimana : SBij
= bagian biaya untuk melaksanakan fungsi pemasaran ke-i oleh lembaga pemasaran ke-j
Cij = biaya untuk melaksanakan fungsi pemasaran ke-i oleh
lembaga pemasaran ke-j Pr
= harga di tingkat pengecer tembakau Pf
= harga di tingkat petani tembakau Hij
= harga jual lembaga pemasaran ke-j Hbj
= harga beli lembaga pemasaran ke-j Πij
= keuntungan lembaga pemasaran ke-j Skj
= bagian keuntungan lembaga pemasaran ke-j
Kriteria pengambilan keputusan : 1. Nilai Skij Sbij maka dikatakan efisien
2. Nilai Skij Sbij maka dikatakan tidak efisien Pengujian hipotesis ketiga mengenai tingkat kemerataan keuntungan
masing – masing pelaku pasar dalam saluran pemasaran tembakau kasturi
menggunakan formulasi yang diadopsi dari Karl Pearson sebagai berikut Dajan, 1996.
1. Menyatakan H 2. Menentukan taraf nyata
3. Menentukan statistic uji X
2
dan derajat bebasnya, yaitu : X
2
=
∑
−
dengan d.f = k-1 Dimana :
X
2
= distribusi Kai – Kuadrat Chi – Square Distribution
0i = rata
– rata persentase keuntungan bagi masing – masing pelaku pasar
hi = rata
– rata persentase biaya bagi masing – masing pelaku pasar 4. Menentukan daerah penolakan, yaitu X
2
X
2
0,05 ; k-1 5. Menghitung X
2
hitung dan menentukan ditolak atau diterimanya H Bila X
2
hitung X
2
0,05 ; k-1 maka H0 diterima berarti rata – rata
persentase keuntungan bagi masing – masing lembaga pemasaran
tembakau sama dengan rata – rata persentase biaya, dan sebaliknya bila X
2
hitung X
2
0,05 ; k-1 maka H ditolak berarti rata
– rata persentase keuntungan bagi masing
– masing lembaga pemasaran tembakau tidak sama dengan rata
– rata persentase biaya.