Distribusi Kai Kuadrat Test of Goodness of Fit

batasan berapa persen perbedaan tersebut dikatakan besar dan berapa persen perbedaan tersebut dikatakan kecil. Sulit untuk menentukan mana perbedaan yang tergolong besar dan perbedaan tergolong kecil tanpa adanya batasan kuantitatif sehingga pada akhirnya sulit menetukan antara saluran distribusi pemasaran yang efisien dan yang tidak efisien. Analisis terhadap kemerataan share keuntungan maupun kemerataan share biaya sebaiknya tidak berjalan sendiri – sendiri, tetapi harus dianalisis secara bersamaan. Hal tersebut ditinjau dari sisi keadilan, maka antara share keuntungan dan share biaya mempunyai hubungan yang tidak bisa dipisahkan. Lembaga pemasaran mengeluarkan biaya pemasaran dengan share yang tinggi, idealnya menerima share keuntungan yang tinggi pula dan sebaliknya, namun kondisi tersebut akan menghasilkan ketidak- merataan, baik share keuntungan maupun share biaya, tetapi dilihat dari sisi keadilan justru menghasilkan pembagian yang adil. Ketidak-merataan baik share biaya maupun share keuntungan hendaknya tidak diindikasikan sebagai ketidak- efisienan. Asalkan ketidak-merataan pada share keuntungan selaras dengan ketidak-merataan pada share biaya, artinya keadilan atau efisisensi terjadi apabila proporsi dari keuntungan yang diterima oleh setiap pelaku pasar sama dengan proporsi biaya yang dikeluarkan. Kondisi tersebut perlu dilengkapi dengan analisis statistik yang memberikan pengukuran tentang tingkat kemerataan sebagai cermin dari tingkat keadilan. Analisis untuk mengukur tingkat kemerataan secara statistik dapat dilakukan dengan menggunakan pengujian tentang kebaikan-suai test of goodness of fit yang dikemukakan oleh Karl Pearson dalam teorinya yang dikenal dengan “Distribusi Kai Kuadrat” Chi- Square Distribution Riniati, 2007. Menurut Ghozali 2006 chi – square goodness of fit test dapat digunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan signifikan antara jumlah obyek atau response yang diobservasi yang jatuh pada setiap kategori dan jumlah obyek yang diharapkan expected berdasarkan pada hipotesis nol. Jadi uji goodness of fit menilai tingkat kesesuaian correspondence antara observed dan expected observation dalam setiap kategori. Menurut Karl Pearson, dalam Dajan, 1996 rumus tentang distribusi kai kuadrat tentang kebaikan-suai test of goodness of fit sebagai berikut. X 2 = ∑ o − Dimana : X 2 = distribusi Kai – Kuadrat Chi – Square Distribution oi = frekuensi yang diobservasi hi = frekuensi yang diharapkan Prosedur pengujian kebaikan – suai dapat diberikan dalam lima langkah secara berturut – turut sebagai berikut. 1. Nyatakan H0 2. Tentukan taraf nyata 3. Tentukan statistic uji X 2 dan derajat bebasnya 4. Tentukan daerah penolakan 5. Hitung X 2 dan tentukan ditolak atau diterimanya H0

2.2 Kerangka Pemikiran

Subsektor perkebunan merupakan subsektor yang menyumbang devisa negara terbesar dalam bidang pertanian. Hasil tanaman perkebunan tidak hanya diguanakn di dalam negeri, tetapi juga dikirim ke luar negeri. Hasil dari tanaman – tanaman perkebunan banyak yang di ekspor ke luar negeri seperti karet, cokelat, kopi, tembakau dan sebagainya. Tembakau merupakan tanaman perkebunan yang banyak digunakan dalam negeri juga di ekspor ke luar negeri. Jenis tembakau dibagi menjadi dua yaitu Na-Oogst dan Voor-Oogst. Na-oogst merupakan jenis tembakau yang banyak di ekspor ke luar negeri, sedangkan tembakau Voor-Oogst meruapakan tembakau yang lebih banyak digunakan di dalam negeri khusunya industri rokok lokal daripada di ekspor ke luar. Tembakau kasturi merupakan salah satu jenis tembakau Voor-Oogst. Tembakau kasturi banyak digunakan oleh industri rokok dalam produksi rokok di Kabupaten Jember, produktivitas tembakau kasturi merupakan produktivitas yang terbesar di Jawa Timur. Desa Sumberpinang merupakan salah satu desa penghasil tembakau kasturi. Iklim dan lahan yang sesuai membuat Desa Sumberpinang cocok untuk ditanami tembakau kasturi selain padi. Tembakau kasturi tidak hanya digunakan di dalam negeri namun juga di ekspor ke luar negeri, hal ini membuktikan bahwa pasar tembakau tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga bersaing di luar negeri. Permintaan tembakau kasturi meningkat dari tahun ke tahun di pasar domestik. Hal ini terlihat dari permintaan tembakau kasturi oleh pabrik rokok akibat dari konsumsi rokok di Indonesia semakin meningkat, walaupun adanya kebijakan maupun kampanye pengurangan rokok karena alasan kesehatan. Pemasaran merupakan perpindahan produk dari produsen ke konsumen akhir, dalam hal ini pemasaran tembakau kasturi yaitu perpindahan tembakau dari tangan petani sampai ke pabrik rokok. Pemasaran tembakau kasturi tidak hanya melibatkan petani dan pabrik rokok sebagai produsen dan konsumen akhir, tetapi juga terdapat lembaga – lembaga pemasaran lain yang ikut terlibat dalam pemasaran tembakau kasturi. Lembaga – lembaga pemasaran lain yang terlibat seperti tengkulak, pengecer, pedagang besar dan sebagainya. Semakin banyak lembaga – lembaga pemasaran yang terlibat mengakibatkan pemasaran tembakau kasturi tidak efisien sehingga untuk sampai ke tangan konsumen perlu waktu dan juga biaya yang tidak sedikit dalam proses perpindahan tembakau dari petani sampai ke konsumen. Lembaga pemasaran juga mengeluarkan biaya untuk membeli tembakau kasturi yang dijual oleh petani selain biaya transportasi dan juga biaya untuk pemrosesan lebih lanjut jika diperlukan. Petani menjual tembakau yang dimiliki kepada lembaga pemasaran dengan berbagai sistem penjualan, sistem penjualan yang banyak dilakukan di desa Sumberpinang yaitu sistem penjualan dengan tebasan, setengah kering, maupun untingan kering total. Sistem penjualan yang berbeda – beda tersebut mengakibatkan harga tembakau yang dijual juga berbeda – beda. Namun, tidak semua petani menjual tembakau yang telah diproses sempurna, hal ini dikarenakan kebutuhan petani berbeda – beda antara satu dengan yang lainnya sehingga pendapatan di peroleh petani juga berbeda – beda.