Menurut Matnawi, 1997, menyatakan, secara umum tembakau di Indonesia dapat dipisahkan menurut musim tanamnya yang terbagi menjadi dua jenis yaitu :
1. Tembakau Voor-Oogst Tembakau semacam ini biasanya dinamakan tembakau musim kemarau atau
onberegend. Artinya, jenis tembakau yang ditanam pada waktu musim penghujan dan dipanen pada waktu musim kemarau.
2. Tembakau Na-Oogst Tembakau Na-Oogst adalah jenis tembakau yang ditanam pada musim
kemarau, kemudian dipanen atau dipetik pada musim penghujan dalam Budiman, 2012.
Menurut Cahyono 2005 berdasarkan waktu dan masa panen, jenis tembakau dibedakan menjadi dua, yakni tembakau musim penghujan tem
bakau Na-OogstNO adalah tembakau yang ditanam pada musim kemarau dan dipanen
pada awal musim penghujan. Tembakau yang tergolong musim penghujan adalah jenis tembakau cerutu.
Tembakau musim kemarau tem bakau Voor-OogstVO
adalah tembakau yang ditanam pada akhir musim hujan dan dipanen pada musim kemarau. Tembakau yang tergolong musim kemarau adalah jenis tembakau
sigaret, tembakau asepan, dan tembakau rakyat rajangan. Namun, ada jenis
tembakau yang masa panennya berada antara musim penghujan dan musim kemarau. Jenis tembakau ini disebut tembakau NO-VO.
2.1.3 Budidaya Tembakau Kasturi
Tembakau kasturi merupakan salah satu jenis tembakau Voor-Oogst yang umumnya diproduksi dalam bentuk krosok. Tembakau jenis ini biasanya
diusahakan pada lahan sawah maupun tegalan. Penanaman tembakau jenis kasturi untuk lahan tegalan dilaksanakan pada antara bulan April dan Mei, dengan
mengharap air hujan untuk pertumbuhan awal tanaman, sedangkan untuk lahan sawah dapat dilakukan pada bulan mei dan juni, atau tergantung dengan cuaca
yang berkembang pada musim tanam yang bersangkutan.
Menurut Dinas Perkebunan dan Kehutanan Provinsi Jawa Timur 2011, budidaya tembakau kasturi dengan metode Good Tobacco Practicies GTP
adalah sebagai berikut: 1. Pemilihan Lokasi Lahan
Pada umumnya tembakau tumbuh pada berbagai macam tanah, mulai dari tanah lempung berpasir sandy loam, tanah lempungan loam, lempung liat
berdebu silty clay loam, hingga lempung berliat hitam clay loam. Usaha budidaya tembakau kasturi sangat dipengaruhi oleh karakteristik tanah, terutama
tekstur permukaan top-soil dan bawah permukaan sub-soil untuk menghasilkan tipe, grade dan mutu yang tinggi. Disamping itu, sifat tanah sangat menentukan
dalam pemilihan tipe kualitas daun yang dihasilkan. Karakteristik tanah yang sesuai untuk produksi tembakau bermutu tinggi adalah:
a. Memiliki tanah permukaan top-soil dengan kedalaman 25-30 cm. b. Reaksi tanah pH berkisar antara 5,5-6,5.
c. Sub-soil bertekstur liat berpasir sandy clay sampai kedalaman 150 cm. d. Simpanan hara tanaman esensial rendah sampai sedang.
e. Kadar bahan organik tanah rendah. f. Kadar Cloride Cl tanah ssangat rendah 80 ppm dan Cl air pengairan ,25
ppm. Selain itu, kemiringan lereng, letak lapisan padas, kedalaman air tanah,
tekstur tanah, permeabilitas tanah dan drainase makro atau drainase di luar areal tembakau merupakan komponen-komponen lahan yang sangat mempengaruhi
keberhasilan dalam pengendalian kadar air tanah. Kondisi fisik dan kimia tanah merupakan ciri spesifik pada setiap karakteristik varietas tembakau, didukung
oleh iklim yang terjadi sepanjang musim bertumbuh, dan praktek budidaya akan menghasilkan kualitas produksi yang spesifik.
2. Teknis Pembibitan a. Pemilihan Benih
Benih yang digunakan dalam proses pembibitan harus memenuhi beberapa kriteria, agar dapat menghasilkan bibit yang berkualitas tinggi. Kriteria benih
yang akan disemaikan antara lain: