37 E
in
= PDRB sektor i secara nasionalprovinsi pada awal tahun penelitian
E
n
= Perubahan PDRB nasionalprovinsi E
n
= Total PDRB nasionalProvinsi pada awal tahun penelitian Jika nilai RPr 1 diberi notasi positif + yang menunjukkan
bahwa pertumbuhan suatu sektor tertentu dalam wilayah referensi provinsinasional lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB total wilayah
tersebut provinsinasional. Jika RPr 1 diberi notasi negatif - yang menunjukkan bahwa
pertumbuhan suatu sektor tertentu dalam wilayah referensi provinsinasionallebih rendah dari pertumbuhan PDRB total wilayah
tersebut provinsinasional.
3. Analisis Overlay
Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi sektor unggul baik dari segi kontribusi maupun pertumbuhannya dengan menggabungkan hasil dari
analisis LQ dan Analisis MRP. Sehingga analisis ini terdiri dari tiga kompenen yaitu Location Quotient LQ, Rasio Pertumbuhan Wilayah
Referensi RPr dan Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi RPs. Setiap komponen kemudian disamakan satuannya dengan diberi notasi
postif + atau notasi negatif -. Jika koefisien komponen bernilai lebih dari satu diberi notasi positif + dan jika koefisien komponen bernilai kurang
dari satu diberi notasi negatif -.
38 Ada 8 kriteria dalam hasil intepretasi dari analisis overlay. Kriteria
tersebut yaitu: a.
Hasil overlay yang menunjukkan ketiga komponen bernotasi positif yang berarti kegiatan ekonomi tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral
ditingkat Provinsi DIY tinggi. Pertumbuhan sektoral tersebut lebih tinggi di kabupatenkota dibandingkan dengan di Provinsi DIY dan kontribusi
sektoral di kabupatenkota juga lebih tinggi dari Provinsi DIY. Hal ini menandakan sektor ekonomi tersebut memiliki potensi daya saing
kompetitif dan komparatif yang lebih unggul dibandingkan dengan kegiatan yang sama pada tingkat Provinsi DIY. Kemudian, kegiatan
ekonomi tersebut mempunyai prospek yang bagus, ini terlihat dari pertumbuhan sektor yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan
total kegiatan ekonomi. b.
Hasil overlay yang menunjukkan notasi positif untuk RPs dan LQ yang berarti kegiatan sektoral di kabupatenkota lebih unggul dari kegiatan
yang sama di Provinsi DIY, baik dari sisi pertumbuhan maupun kontribusinya. Sektor tersebut merupakan spesialisasi kegiatan ekonomi
kabupatenkota di Provinsi DIY. c.
Hasil overlay yang menunjukkan ketiga komponen bernotasi negatif yang berarti kegiatan ekonomi tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral
yang rendah ditingkat Provinsi DIY maupun kabupatenkota dan kontribusi sektoral di kabupatenkota lebih rendah dari DIY. Artinya
sektor tersebut kurang memiliki daya saing kompetitif maupun
39 komparatif yang lebih unggul dibandingkan kegiatan yang sama pada
tingkat DIY. d.
Hasil overlay yang menunjukkan notasi - untuk Rps, + untuk Rpr dan - untuk LQ. Artinya pertumbuhan sektoral tersebut di kabupatenkota
lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan sektor pada wilayah DIY, begitu juga dengan kontribusi sektoral di kabupatenkota lebih
rendah dari DIY. Namun dari sisi pertumbuhan suatu sektor ekonomi tertentu di DIY lebih tinggi dari pertumbuhan total wilayah di DIY.
e. Hasil overlay yang menunjukkan notasi + untuk Rps, - untuk Rpr dan
- untuk LQ. Artinya pertumbuhan sektoral pada tingkat kabupatenkota lebih tinggi dari pertumbuhan sektor pada wilayah DIY. Sedangkan sisi
pertumbuhan suatu sektor ekonomi di DIY lebih rendah dari pertumbuhan total wilaya DIY. Begitu juga kontribusi sektoral di
kabupatenkota lebih rendah dari DIY. f.
Hasil overlay yang menunjukkan notasi + untuk Rps, + untuk Rpr dan - untuk LQ. Artinya pertumbuhan sektoral pada tingkat kabupatenkota
lebih tinggi dari pertumbuan sektor pada wilayah DIY. Begitu juga sisi pertumbuhan suatu sektor ekonomni di DIY lebih tinggi dibandingkan
pertumbuhan total di DIY. Namun untuk kontribusi sektoral di kabupatenkota lebih rendah dari DIY.
g. Hasil overlay yang menunjukkan notasi + untuk Rps, - untuk Rpr dan
+ untuk LQ. Artinya pertumbuhan sektoral pada tingkat kabupatenkota