82
Tabel.4.21. Hasil Analisis Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di KabupatenKota
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
KabupatenKota Sektor
1 2
3 4
5 6
7 8
9 S
S S
S S
S S
S S
1. Kulon Progo
139602.1 5358.0
30505.4 4651.2
69926.5 60444.2 477.2
51075.6 10154.7
2. Bantul
206906.7 9602.5
122573.0 1133.2
68741.8 43893.6 118143.6 116248.9 128384.6
3. Gunung Kidul
616594.3 34660.7
74244.8 11701.8 37123.8 180747.6 99362.5
144032.4 104042.1
4. Sleman
84032.0 14249.6
121917.5 663.6
82998.3
65793.0
251940.2
50245.1
29323.3
5. Yogyakarta
867302.6 34388.0 124114.9 20132.3
64643.6 220350.4
432150.7
214286.9 203528.8
KabupatenKota Sektor
1 2
3 4
5 6
7 8
9 K
K K
K K
K K
K K
1. Kulon Progo
0.003 0.008
0.003 0.012
0.010 0.001
0.017 0.010
0.006
2. Bantul
0.007
0.006 0.023
0.000
0.033
0.003 0.008
0.002 0.001
3. Gunung Kidul
0.008
0.018 0.003
0.033 0.020
0.004 0.010
0.014 0.009
4. Sleman
0.002 0.128
0.003 0.010
0.001 0.009
0.004 0.005
0.003
5. Yogyakarta
0.070 0.002
0.003 0.021
0.011 0.003
0.001
0.004 0.008
Sumber: Data diolah Keterangan: 1= pertanian, 2= pertambanganpenggalian, 3= industri pengolahan, 4= listrik, gas air bersih, 5= bangunan, 6=
perdagangan, hotelrestoran, 7= pengangkutankomunikasi, 8= keuangan, persewaanjasa perusahaan, 9= jasa-jasa
S= Spesialisasi K=Kompetitif
83
4. Analisis Tipologi Daerah KabupatenKota di Propinsi DIY
Metode Klassen Tipology digunakan untuk menentukan tipologi daerah pada penelitian ini. Tipologi Klassen membagi daerah berdasarkan
dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan perkapita daerah dengan menentukan rata-rata pertumbuhan ekonomi
sebagai sumbu vertikal dan rata-rata pendapatan perkapita sebagai sumbu horizontal. Daerah yang diamati dibagi menjadi empat klasifikasi yaitu:
a. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh high growth and high income
adalah laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan perkapita di daerah lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan dan pendapatan perkapita rata-rata
provinsi. b.
Daerah maju tapi tertekan high income but low growrth yaitu daerah yang relatif maju, tapi dalam beberapa tahun terakhir laju petumbuhan
menurun akibat tertekannya kegiatan utama daerah yang bersangkutan. Daerah ini merupakan daerah yang telah maju, tapi dimasa mendatang
pertumbuhannya tidak
akan begitu
cepat walaupun
potensi pengembangan yang dimiliki pada dasarnya sangat besar. Daerah ini
mempunyai pendapatan perkapita lebih tinggi dari pendapatan rata-rata perkapita provinsi, tapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah
dibandingkan rata-rata provinsi. c.
Daerah berkembang cepat high growth but low income adalah daerah yang dapat berkembang cepat dengan potensi pengembangan yang
dimiliki sangat besar tapi belum diolah sepenuhnya secara baik. Tingkat
84 pertumbuhan ekonomi daerah sangat tinggi, namun tingkat pendapatan
perkapita yang mencerminkan dari tahap pembangunan yang telah dicapai sebenarnya masih relatif rendah. Daerah ini memiliki tingkat
pertumbuhan tinggi tetapi tingkat pendapatan perkapita lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata provinsi.
d. Daerah relatif tertinggal low growth and low income adalah daerah
yang masih mempunyai tingkat pertumbuhan dan pendapatan perkapita lebih rendah dari pada rata-rata provinsi.
Hasil analisis Tipologi untuk Provinsi DIY terlihat bahwa dari lima kabupatenkota yang dimilikinya hanya satu yang masuk klasifikasi Daerah
Cepat Maju dan Cepat Tumbuh yaitu Kota Yogyakarta. Sedangkan Kabupaten Sleman masuk dalam klasifikasi daerah berkembang cepat. Tiga
kabupaten lainnya yaitu Kulon Progo, Bantul dan Gunung Kidul masuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal. Hal ini terlihat dari pertumbuhan
rata-rata dan pendapatan per kapita rata-rata masih jauh di bawah pertumbuhan dan pendapatan per kapita DIY , seperti terlihat dalam skema
berikut :
85
Gambar.4.2. Skema Tipologi Daerah Provinsi DIY Tahun 2005-2010
Klasifikasi III Daerah Berkembang Cepat
Kab. Sleman 4.70 ; 5.389.195
Klasifikasi I Daerah Cepat maju dan Cepat
Tumbuh
Kota Yogyakarta 4.62 ; 12.699.691
Klasifikasi IV Daerah Relatif Tertinggal
Kab. Kulon Progo
4.07;4.230.784
Kab. Bantul 4.13;4.041.477
Kab. Gunung Kidul 4.13;4.459.596
Klasifikasi II Daerah Maju Tetapi Tertekan
Tabel 4.17 berikut ini memperlihatkan bahwa terdapat tiga KabupatenKota yang masuk klasifikasi Daerah Relaif Tertinggal yaitu
daerah yang masih mempunyai tingkat pertumbuhan dan pendapatan perkapita lebih rendah dari pada rata-rata provinsi. Kabupatenkota yang
masuk kategori ini adalah Kabupaten Kulon Progo, Bantul dan Gunung Kidul. Sedangkan untuk Kabupaten Sleman masuk dalam kategori Daerah
Berkembang Cepat. Daerah Cepat Maju dan Cepat Tumbuh diwakili oleh Kota Yogyakarta sekaligus cermin dari ibukota Provinsi DIY..
4, 49 P
er tum
buha n
Rp 5.557.744 Pendapatan Per Kapita
86
Tabel.4.22. Analisis Tipologi Klassen KabupatenKota di Provinsi DIY Periode
2005-2010 No
KabupatenKota Pertumbuhan
Ekonomi Rata-Rata
Pendapatan Perkapita
Tipologi Daerah
1 Kab. Kulon Progo