Pengawasan Manajemen program KB

Dalam pelaksanaan suatu kegiatan program KB memiliki hambatan. Hambatan hambatan yang di alami yaitu kurangnya kerjasama dari KBPP dan kurang melibatkan Dinas Kesehatan dan Puskesmas dalam pelaksanaan program KB. Hak ini dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut Tabel 4.12 Pernyataan informan mengenai hambatan yang di alami Informan Pernyataan Informan 1 Dinas Kesehatan Hambatannya selama ini kb itu di pemberdayaan perempuan, baik alat kontrasepsinya. Itu lebih sektornya di kbpp tetapi laporannya itu di kiakb. inilah yang menjadi kendala petugas dari sana itu harusnya itu memberikan juga laporan kemari. Tetapi inikan tidak ada sinkronisasi dengan kita atau kerjasamalah gitu. Dan mereka sendiri itu dek di kbpp itu petugasnya itu dapat honorarium dari sana sedangkan kita disini untuk data saja petugasnya mecari data itu. Disana alat bahan segala macam dari sana. Disini cuman buat laporan aja. Turun kelapangan dinas kesehatan tidak dilibatkan. Informan 2 Kepala Puskesmas Kamikan bekerja sama dengan bkkbn ya, yang ibu mau bkkbn yang datangin kita bukan kita yang mencari bkkbn. biasanya untuk puskesmas mau lari ke bkkbn itu agak dipersulit apaapanya. Maunya bkkbn sosialisasi juga ke kita.kita mau bekerjasama. Pemeriksaan iva, pemeriksaan papsmeer,harusnya kan orang bkkbn tapi itu kami bisa bekerja sendiri tanpa mereka. Dia tidak tahu kami bekerja makanya bkkbn kita diaktifkan coba. Informan 3 Penanggung jawab KB di Puskesmas Hambatannya kadang implant tidak ada jadinya pasien kadang tidak terlayani. Informan 4 Ka. UPT Hinai Hambatan tidak ada hanya saja ada efek samping dari KB itu ada seperti pemasangan IUD kadang-kadang spiralnya itu susah untuk dikeluarin sehingga terjadi Operasi tapi jarang terjadi hanya sekali-sekali. Kadang masang implant, implantnya itu menyatu ke kulit. Informan 5 PLKB Masalah dikendaraan, tidak diberi uang minyak, perbaikan kendaraannya. Informan 6 FGD peserta KB Maunya kb itu digratisin, kami bingung di obatnya dibuat tidak diperjual belikan tetapi kenapa kami bayar.

4.4.3 Pengawasan

Universitas Sumatera Utara Dari hasil wawancara kepada informan, maka dapat dilihat bahwa pengawasan program KB di Kecamatan Hinai dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat Kecamatan sampai tingkat Kabupaten. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut Tabel 4.13 Matrix Pernyataan informan mengenai pengawasan pelaksanaan kegiatan program KB Informan Pernyataan Informan 1 Dinas Kesehatan Pengawasan dari bidan koor mengkoordinir dari laporan. Pengawasan itu dalam bentuk laporan saja. Informan 2 Kepala Puskesmas Pengawasan dari bidan koor Informan 3 penanggung jawab kb di Puskesmas Dari bidan koor Informan 4 Kupt kb Hinai pengawasan dari BKBPP Kabupaten Langkat , inspektorat dari kabupaten juga ada tapi sekali sekali, setahun sekali. Informan 5 plkb Pengawasan dari BKBPP kabupaten langkat dan Puskesmas Informan 6 Bidan desa Pengawasan dari BKBPP Kabupaten Langkat dan Puskesmas Setelah pengawasan terdapat penilaian seperti hasil kerja dengan sistem pencatatan dan pelaporan. Untuk menunjang penyajian data dan informasi program KKB nasional secara cepat, tepat, dan akurat maka dilakukan suatu cara dalam pengumpulan data melalui suatu sistem pencatatan dan pelaporan program KKB nasional yang salah satunya adalah sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi. BKKBN 2013 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil penelitian bahwa sistem pencatatan dan pelaporan sudah terarah dan berjenjang. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut Tabel 4.14 Matrix Pernyataan informan mengenai pencatatan pelaporan program KB Informan Pernyataan Informan 1 Dinas Kesehatan Pencatatan pelaporan dari puskesmas. Puskesmas dari bidan koor Informan 2 Kepala Puskesmas Pencatatan dan pelaporan ada Informan 3 penanggung jawab kb di Puskesmas Pencatatan pelaporan ke Dinas Kesehatan setiap bulannya Informan 4 Kupt kb Hinai Melapor ke tingkat duakabupaten Informan 5 plkb Ke KUPT kecamatan Informan 6 Bidan desa Ke plkb

4.5 Output