Tujuan Keluarga Berencana Sasaran Program KB

2.2.2 Tujuan Keluarga Berencana

Tujuan Keluarga Berencana adalah meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia. Sedangkan dalam era otonomi daerah saat ini pelaksanaan program Keluarga Berencana nasional bertujuan untuk mewujudkan keluarga berkualitas memiliki visi, sejahtera, maju, bertanggung jawab, bertakwa dan mempunyai anak ideal, dengan demikiandiharapkan : a. Terkendalinya tingkat kelahiran dan pertambahan penduduk. b. Meningkatnya Jumlah peserta KB atas dasar kesadaran, sukarela dengan dasar pertimbangan moral dan agama. c. Berkembangnya usaha-usaha yang membantu peningkatan kesejahteraan ibu dan anak,serta kematian ibu pada masa kehamilan dan persalinan.

2.2.3 Sasaran Program KB

Sasaran program KB nasional lima tahun kedepan yang sudah tercantum dalam RPJM 20042009 adalah sebagai berikut. 1. Menurunkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk LPP secara nasional menjadi 1,14 per tahun. 2. Menurunkan angka kelahiran TFR menjadi 2,2 setiap wanita. 3. Meningkatkan peserta KB pria menjadi 4,5 Universitas Sumatera Utara 4. Menurunkan Pasangan Usia Subur PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkn kelahirannya, tetapi tidak memakai alat kontrasepsi unmet need menjadi 6. 5. Meningkatkan penggunaan metode kontrasepsi yang efektif dan efesien. 6. Meningkatkan partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak. 7. Meningkatkan jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera I yang aktif dalam usaha ekonomi produktif. 8. Meningkatkan jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan KB dan KR. Hal yang didapatkan adalah sebagai berikut. 1. Tercapainya peserta KB baru sebanyak 1.072.473 akseptor. 2. Terbinanya peserta KB aktif sebanyak 5.098.188 akseptor atau 71,87 dan pasangan usia subur sebanyak 7.093.654. 3. Meningkatnya rata-rata usia nikah pertama wanita menjadi 18,2 per tahun. 4. Terkendalinya perkembangan kependudukan, terutama tingkat pertumbuhan migrasi dan persebaran penduduk. Dari hal tersebut maka pencapaian sasaran RPJM 2004-2009 adalah sebagai berikut. 1. LPP menjadi sekitar 1,14 per tahun tidak tercapai. 2. TFR menjadi 2,2 per wanita tidak tercapai. 3. Unmet need menjadi 6 tidak tercapai. 4. Peserta KB pria menjadi 4,5 persen tidak tercapai. Universitas Sumatera Utara 5. Meningkatnya penggunaan kontrasepsi yang efektif dan efesien tidak tercapai. 6. Rata-rata usia nikah pertama perempuan menjadi 21 tahun tidak tercapai. 7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh-kembang anak tercapai. 8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera I yang aktif dalam usaha ekonomi produktif tidak tercapai. 9. Meningkatkan jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan kb dan KR tidak tercapai. Buku Pelayanan Keluarga Berencana 2011 Sebagai dasar penetapan sasaran Rencana strategis renstra Pembangunan Kependudukan dan KB 2010-2014 adalah sasaran RPJPN 2005-2025, sasaran Renstra Program KB 2004-2009 yang belum terselesaikan, sasaran kesepakatan internasional seperti International Conference of Population Development ICPD di Cairo tahun 1994 dan Millennium Development Goals MDGs, serta mandat Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009. Untuk mencapai penurunan laju pertumbuhan penduduk menjadi 1,1persen, Total Fertility Rate TFR menjadi 2,1 dan Net Reproductive Rate NRR = 1, maka sasaran yang harus dicapai pada tahun 2014 adalah sebagai berikut : 1. Meningkatnya Contraceptive Prevalence Rate CPR cara modern dari 57,4 persen SDKI 2007 menjadi 65 persen. Universitas Sumatera Utara 2. Menurunnya kebutuhan ber-KB tidak terlayani unmet need dari 9,1 persen SDKI 2007 menjadi sekitar 5 persen dari jumlah pasangan usia subur. 3. Meningkatnya usia kawin pertama UKP perempuan dari 19,8 tahun SDKI 2007 menjadi sekitar 21 tahun. 4. Menurunnya Age Specific Fertility Rate ASFR 15-19 tahun dari 35 SDKI 2007 menjadi 30 per seribu perempuan. 5. Menurunnya kehamilan tidak diinginkan dari 19,7 persen SDKI 2007 menjadi sekitar 15 persen. 6. Meningkatnya peserta KB baru pria dari 3,6 persen menjadi sekitar 5 persen. 7. Meningkatnya kesertaan ber KB pasangan usia subur PUS Pra-S dan KS I anggota kelompok Usaha Ekonomi Produktif dari 80 persen menjadi 82 persen, dan Pembinaan Keluarga menjadi sekitar 70 persen. 8. Meningkatnya partisipasi keluarga yang mempunyai anak dan remaja dalam kegiatan pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak melalui kelompok kegiatan Bina Keluarga Balita BKB dari 3,2 juta menjadi 5,5 juta keluarga balita dan Bina Keluarga Anak dan Remaja BKR dari 1,5 juta menjadi 2,7 juta keluarga remaja. 9. Menurunnya disparitas TFR, CPR dan unmet need antar wilayah dan antar sosial ekonomi tingkat pendidikan dan ekonomi. 10. Meningkatnya keserasian kebijakan pengendalian penduduk dengan pembangunan lainnya. Universitas Sumatera Utara 11. Terbentuknya BKKBD di 435 KabupatenKota. 12. Meningkatnya jumlah Klinik KB yang memberikan pelayanan KB sesuai SOP informed consent dari 20 persen menjadi sebesar 85 persen. Renstra BKKBN 2010-2014

2.2.4 Ruang Lingkup Program KB