Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Quran adalah karena Allah Swt. menjadikan al Quran sebagai 2
yaitu santapan ruh bagi hamba hamba Nya yang selalu diterima hati dan akal manusia.
Santapan ruh ini menjadikan al Quran selalu dibaca, dirindukan, diulang ulang dalam salat. Cukuplah ini sebagai bukti kemudahan Allah Swt. menjaga al Quran.
Pada masa Rasulullah Saw., penyebutan mereka yang menghafal al Quran diungkapkan dengan istilah
, ,
, - dan
.
9
Penyebutan lebih dominan dibanding yang lain, karena
secara harfiah berarti para pembaca al Quran, yaitu mereka yang senantiasa membiasakan membaca al Quran di pagi, siang dan malam hari. Sehingga al Quran
adalah bacaan wirid harian mereka. Istilah ini dapat dipakai juga untuk , yaitu
mereka yang menghafal al Quran, karena dengan sering membaca al Quran berarti mereka menghafalnya. Di sisi lain, istilah istilah yang disebutkan Rasul di atas
menunjukan kesempurnaan makna yang dipredikatkan mereka, yaitu yang selalu berinteraksi dengan al Qur’an baik dari aspek hafalan, pemahaman dan pengamalan.
Dalam mengajarkan al Quran, Rasulullah selalu mengutamakan aspek aspek ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis dari Abi ‘Abd al Rahmân, ia berkata:
ِﻝﻮﺳﺭ ﻦِﻣ ﹶﻥﻮﹸﺋِﺮﺘﹾﻘﻳ ﺍﻮﻧﺎﹶﻛ ﻢﻬﻧﹶﺃ ﻢﱠﻠﺳﻭ ِﻪﻴﹶﻠﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﱠﻠﺻ ﻲِﺒﻨﻟﺍ ِﺏﺎﺤﺻﹶﺃ ﻦِﻣ ﺎﻨﹸﺋِﺮﹾﻘﻳ ﹶﻥﺎﹶﻛ ﻦﻣ ﺎﻨﹶﺛﺪﺣ ﺍﻮﻤﹶﻠﻌﻳ ﻰﺘﺣ ﻯﺮﺧﹸﺄﹾﻟﺍ ِﺮﺸﻌﹾﻟﺍ ﻲِﻓ ﹶﻥﻭﹸﺬﺧﹾﺄﻳ ﺎﹶﻠﹶﻓ ٍﺕﺎﻳﺁ ﺮﺸﻋ ﻢﱠﻠﺳﻭ ِﻪﻴﹶﻠﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﱠﻠﺻ ِﻪﱠﻠﻟﺍ
ِﻢﹾﻠِﻌﹾﻟﺍ ﻦِﻣ ِﻩِﺬﻫ ﻲِﻓ ﺎﻣ ﹶﻞﻤﻌﹾﻟﺍﻭ ﻢﹾﻠِﻌﹾﻟﺍ ﺎﻨﻤِﻠﻌﹶﻓ ﺍﻮﹸﻟﺎﹶﻗ ِﻞﻤﻌﹾﻟﺍﻭ
.
Telah berbicara orang yang telah membaca pada kami dari sahabat Nabi Saw., jika mereka mempelajari sepuluh ayat dari Rasulullah Saw., mereka tidak
melanjutkan sepuluh ayat setelahnya sampai mengetahui ilmu dan amal. Mereka berkata: kami mempelajari ilmu dan amal sekaligus.
10
menghafal al Quran. Menurut Syairazi Dimyati, Allah tidak memberi jaminan kemudahan ibadah apapun selain menghafal al Quran. Ibadah ibadah salat, puasa, zakat, haji tidak ada jaminan kemuda
han melaksanakannya, namun menghafal al Quran dijamin kemudahannya. Kemudahan ini bukan berarti seperti membalikan tangan, namun difahami dari kemudahan membaca al Quran yang telah
diajarkan sejak masa Nabi sampai kini, selain itu al Quran dibaca dalam shalat dan ibadah ibadah lainnya sehingga memudahkan umat Islam dalam menghafal. Wawancara Pribadi dengan Syairazi
Dimyati, Jakarta 15 November 2007.
9
Penggunaan istilah pada masa Rasul kurang populer, walaupun beliau pernah menye
butkan. Istilah istilah yang populer adalah + -
+ - atau - ,
- , - dan
. Istilah istilah ini menunjukkan arti mereka yang biasa berinteraksi dengan al Qur’an yang mencakup membaca, menulis, menghafal dan mengamalkan.
Penyebutan kata atau disebutkan dalam riwayat al Tirmidzi dan Ibn Majah, namun
hadis hadis tersebut setelah diteliti Ali Mustafa Yakub berkualitas sangat lihat Ali Mustafa
Yakub, 8 8
: :
Jakarta: Gema Insani Press, 1990, cet. ke I, h. 35 36.
10
Hadîts diriwayatkan Ahmad bin Hanbal dan Ibn Abî Syaibah. Lihat Ahmad bin Hanbal, ; Beirut: Dâr al Kutub al ‘Ilmiyyah, 2004, h. 464. Dan Muhammad
bin Abi Syaibah, Riyâd, Maktabah al Rusyd, 1409 h., juz. 10, h. 460.
Dalam kajian 2 al Quran,
11
memang tidak dikaji dalam satu pembahasan khusus. Kajian
masuk dalam salah satu bagian dalam al
Quran. 9 al Quran adalah kajian pengumpulan al Quran baik dalam hafalan
maupun tulisan, dimana pengumpulan tulisan tulisan al Quran lebih banyak diulas, karena aspek sejarah
penulisan al Quran lebih urgen, baik pada masa Rasulullah, Abû Bakar, ‘Utsmân sampai terbentuknya
dan kaidah kaidah
al Quran. Karena ini menyangkut identitas al Quran, baik
tulisan, sejarah, bacaannya serta perdebatan perdebatan lain. Dalam kajian + al Quran, juga dibahas lebih pada aspek keragaman bacaan, riwayat riwayat bacaan dari
satu imam pada imam lainnya, perbedaan riwayat tersebut, serta tata cara pelafalannya. Selain
al Quran, kajian 2 al Quran juga membahas
, terutama pada pembahasan penurunan al Quran secara
. .
Penurunan al Quran secara banyak memberikan pelajaran pelajaran penting
pada proses penghafalan al Quran, pelajaran itu antara lain: pertama, menunjukan al Quran sangat mudah dihafal, karena diturunkan secara bertahap seperti lima ayat,
sepuluh ayat dan atau satu surat langsung. Kedua, pembacaan al Quran secara dan tidak tergesa gesa, dalam membaca ini Rasulullah biasa mengajarkan dalam
shalat dan luar shalat. Ketiga, lebih membekas dalam hati dan meningkatkan keimanan bagi Rasul dan sahabatnya karena Jibril as. selalu menurunkan ayat ayat al
Qur’an di saat saat dan waktu yang tepat. Dalam penurunan ini, Allah juga mengajarkan metode pengajaran al Quran
yang baik sebagaimana direkam dalam surat al Qiyâmah75:17 18 yaitu:
¨βÎ uΖøŠn=tã
…ç yè÷Ηsd …ç tΡuöèuρ
∩⊇∠∪ sŒÎsù
ç ≈tΡùts ôìÎ7¨?sù
…ç tΡuöè ∩⊇∇∪
Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya di dadamu dan membuatmu pandai membacanya.
Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.
Hadîts riwayat Ahmad menurut ++ + Syu6aib al Arnaut berkualitas
, diriwayatkan dari jalur 6Atâ bin Yasâr.
yang disampaikan .
firman Allah Swt âbuni yaitu
S menurut ‘Ali al
an Qur
al 2
Kajian
11
âbat dan h
a s
ara an dari p
Qur penafsiran al
penjelasan ,
berupa penjelasan dari Beliau .
Rasulullah Saw tâbiîn, mengetahui metode mufassirîn dan uslub mereka dalam menafsirkan ayat, serta penjelasan
kekhususan dan ketokohan mereka, serta syarat syarat penafsiran. Ilmu ilmu dalam 2 al Quran menurut al Zarkasyi mencapai lima puluh ilmu, bahkan sampai tujuh puluh ribu ilmu sesuai jumlah
, âbûni
S Lihat Muhammad ‘Ali al
. an yang tidak dapat dijangkau kecuali oleh Allah Swt
Qur kalimat al
= 2 Jakarta: Dâr al Kutub al 6Ilmiyyah, 1424 h., cet. ke I, h. 8, dan
Dâr al :
Cairo = 2
, Zarkasyi
Badruddin Muhammad bin ‘Abdullah al .
24 .
h ,
. H
1428 ,
adîts H
ayat ini menunjukan bahwa Allah melalui Jibril as. membacakan al Quran pada Nabi Saw. ketika diturunkan. Caranya Jibril as. membacakan ayat yang akan diturunkan
kemudian Nabi mengikuti bacaan tersebut pelan pelan agar beliau betul betul faham dan hafal ayat yang disampaikan.
12
Ketika membaca, Rasul dilarang mengikuti bacaan Jibril sampai selesai jibril membaca, setelah selesai baru Rasul membaca
seperti diajarkan Jibril, hal ini sebagai teguran Rasul yang ingin cepat cepat menghafalnya. Sebagaimana dalam surat Tâhâ20:114 yaitu
Ÿωuρ ö≅yf÷ès?
Èβuöàø9Î ÏΒ
È≅ö6s βr
|Óøãƒ šø‹s9Î
…ç ã‹ômuρ ≅èuρ
Éb§‘ ’ÎΤ÷ŠÎ—
Vϑù=Ïã ∩⊇⊇⊆∪
“Dan janganlah kamu tergesa gesa membaca al Quran sebelum disempur nakan mewahyukannya kepadamu dan katakanlah: ya Tuhanku, tambahkanlah
kepadaku ilmu pengetahuan
Menurut al Râzi, surat al Qiyâmah75 ayat 17 18 ini menunjukan bahwa Allah Swt. berkewajiban memelihara dan menghafalkan al Quran di hati Rasulnya, hal itu
ditegaskan dengan lafadz
vwأyو
yang berarti membacakannya.
13
Proses pemeliharaan dan pembacaan wahyu disampaikan malaikat Jibril kepada Rasulullah
Saw. dan diulang ulang di bulan Ramadan. Malaikat Jibril as. suka mendatangi Nabi untuk
, bahkan menjelang akhir hayatnya sampai dua kali beliau menghatamkan al Quran kepada Jibril as. Para sahabat juga mengikuti metode ini,
sebagian mereka ada yang menerima secara langsung dari mulut Nabi, mereka yang sibuk dengan kegiatan, saling menimba informasi kepada yang hadir dalam majlis
Nabi. Pengajaran al Quran lebih marak lagi disampaikan dalam salat, Rasul membacakan dengan khidmat ayat ayat al Quran yang mungkin sebagian mereka
belum mendengarnya. Untuk memasyarakatkan al Quran, Rasul mendorong mereka untuk membaca al Quran dan mengajarkannya kepada yang belum bisa.
Dari sini dapat difahami bahwa kajian tidak dikaji secara komprehensif
dalam 2 al Quran, di sisi yang lain para ulama klasik yang menulis kajian al Quran khususnya
sangat , karena kajian ini berhubungan dengan
membaca al Quran, pembacanya, keutamaan surat surat al Quran, tata cara membaca, menjaga hafalan dari lupa dan akhlak mereka terhadap al Quran. 8
dalam pengertian lebih mengedepankan sebagai suatu ibadah yang bernilai
12
Al Quran dan terjemahnya Departemen Agama Indonesia, tahun 1990 footnot no. 947.
13
Fakhruddîn al Râzi, ? Beirut: Dâr al Fikr, 1410 h., h. 224.
tinggi dan bersumber dari Rasulullah Saw. juga tradisi sahabat. Jika dikatakan ibadah dia harus bersumber yang jelas dari Rasulullah Saw., yang ini pada gilirannya
menjadikan sebagai tradisi umat Islam yang sangat kental dan tidak bisa
dipisahkan dari identitas Islam yang memiliki kitab suci al Quran dari masa ke masa sampai kini. Ciri kajian yang bersifat
ini dapat dipandang positif bagi umat Islam sepanjang zaman, karena dengan kekuatan inilah ia terus terjaga, terpelihara
dan memiliki nilai ibadah yang tinggi, selain itu mensinergikan kekuatan otak
dan hati bagi siapapun yang ingin menghafal
dengan mengoptimalkan indra indra belajarnya. Di era sekarang, kajian
al Quran dirasakan sangat urgen untuk dikem bangkan terutama pada aspek metode. Beberapa komunitas umat Islam pada masa
kini sangat mengharapkan anak anak keturunan mereka menghafal al Quran seperti ulama terdahulu, sehingga didirikan sekolah sekolah modern yang menggunakan
kurikulum dan atau ilmu ilmu al Quran. Ulama terdahulu mensyaratkan
hafalan al Quran sebagai awal pembelajaran sebelum mempelajari ilmu ilmu lain, seperti penuturan al Walîd bin Muslim 195 h. berkata: kami belajar dalam satu
majelis dengan guru kami al Auzâ‘î 157 h., ia berkata: Wahai anakku apakah engkau telah menghafal al Quran, kalau berkata sudah, beliau menyuruh membaca
ayat
ُm ْV
ِz ْ
ُ{ ُ=
ُEا ِc
َا a ْو
َQ ِد
ُآ ْ=
...
14
jika menjawab: belum, ia berkata: pergi dan hafalkan al Quran sebelum mempelajari ilmu ilmu lain.
15
Seorang anak yang menghafal al Quran di usia muda, Allah akan menyatukan al Quran dengan darah dan dagingnya,
artinya akan melekat kuat dalam diri sampai dewasa. Sebagaimana dalam sebuah hadis Rasulullah Saw. bersabda:
ِﻪِﻣﺩﻭ ِﻪِﻤﺤﹶﻠِﺑ ُﷲﺍ ﻪﹶﻄﹶﻠﺧ ﻦِﺴﻟﺍ ﻲِﺘﹶﻓ ﻮﻫﻭ ﹶﻥﺁﺮﹸﻘﹾﻟﺍ ﻢﱠﻠﻌﺗ ﻦﻣ .
Siapa yang mempelajari al Quran di usia kecil, Allah akan mencampurkan dengan daging dan darahnya.
16
Pentingnya menghafal al Quran menjadi tanda kemajuan pendidikan Islam
14
Q.S. Al Nisâ4:11.
15
Al Khâtib al Baghdâdi, 9 , 6
A Beirut: Mua ssasah al Risâlah, 1991, cet. ke 1, h. 42.
mad bin h
Dan A .
94 .
h A
, .
th .t
, Fikr
Dâr al :
Beirut Bukhâri
l
A
16
. h
, I
ke .
cet ,
2 juz
, .
h 1410
, 6Ilmiyyah
Kutub al Dâr al
: Beirut
, ,
Baihaqi usein al
H dia
, ammad
h ukim bin Mu
H orang yang bernama
hadis tersebut terdapat se :
Bukhari berkata Al
. 330
ukim bin H
Menurut Ibn Hajar ia .
ammad bin Qais bin Makhramah h
ragu apakah itu Hukim bin Mu +
, 6Asqalânî
Lihat Ibn Hajar al .
tingkatan keenam 2+
ammad bin Qais berkualitas h
Mu Beirut: Dâr al Fikr, 1995, juz 1, cet. ke I, h. 136.
bahkan kebudayaan Islam. Di era modern ini pendidikan disentralkan kepada siswa, mereka adalah objek sekaligus kutub positif kegiatan pembelajaran, sedangkan guru
hanya membimbing, mengarahkan dan melindungi siswa.
17
Karena itu metode menghafal al Quran penting sekali untuk dikembangkan, apalagi dengan kemajuan
teknologi dan media media elektronik yang dapat membantu proses menghafal. Dengan berbagai latar belakang ini penulis terdorong untuk menulis
al Quran dalam Kajian
Al Quran; Studi Atas Berbagai Macam Metode . Sebagai salah seorang hamba pilihan Allah Swt. yang telah menghafal al
Quran, disamping juga pengalaman mengajar di beberapa sekolah dan institusi al Qur’an, penulis terdorong untuk mengkaji ini untuk mengembangkan juga lebih lanjut
diwaktu waktu yang akan datang dalam sejarah pengalaman hidup ini.