Cara Rasulullah Saw. dan Sahâbat menghafal al Quran
dibaca kaum muslimin. Kaum muslimin disamping mengagumi keindahan bahasa al Quran juga menggumi kandungannya serta meyakini sebagai petunjuk yang akan
membawa kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Kelima, al Quran dan Rasul menganjurkan kepada kaum muslimin untuk membaca dan mempelajari al Quran.
Keenam, ayat ayat al Quran berdialog kepada mereka, mengomentari keadaan dan peristiwa peristiwa yang mereka alami, bahkan menjawab pertanyaan pertanyaan
mereka, disamping itu ayat al Quran turun sedikit demi sedikit. Hal itu lebih mempermudah pencernaan maknanya dan proses penghafalannya. Ketujuh, dalam al
Quran demikian pula hadis hadis Nabi ditemukan petunjuk petunjuk yang mendorong sahabat untuk bersikap teliti dan hati hati dalam menyampaikan berita
lebih lebih kalau perintah itu adalah firman Allah dan sabda Rasulnya.
152
Dengan demikian perhatian sahabat terhadap al Quran tinggi sekali, apalagi yang menyuruh mereka Allah dan Rasulnya. Sehingga menghafal al Quran
bagi mereka merupakan perintah suci sekaligus ibadah yang sangat tinggi nilainya, karena dengan demikian mereka menjaga terpeliharanya agama Islam sampai hari
kiamat. Berikut akan dikemukakan beberapa hal tentang bagaimana Rasul dan sahabatnya dalam menghafal dan menjaga hafalannya.
1. Rasulullah Saw. selalu mengulangi hafalannya dalam salat dan terlebih dalam sunnah +
. Pada awalnya, Allah Swt. menurunkan perintah salat hanya dua waktu yaitu di
pagi dan sore, sebagaimana surat Ghâfir40:55 yaitu . Maqâtil bin Sulaiman berkata: Allah mewajibkan salat dua
rakaat pada pagi dan petang hari pada awal Islam.
153
Sedangkan salat + merupakan kewajiban bagi Nabi Saw. untuk menguatkan dakwahnya. Allah Swt.
berfirman dalam surat al Muzammil73:1 4.
154
Salat yang dilakukan Rasul memang cukup lama, terutama dalam berdiri membaca al Quran. Riwayat riwayat yang
menyebutkan bahwa beliau biasa membaca surat surat yang panjang dalam salat subuh. Dalam
al Bukhâri diriwayatkan bahwa Rasulullah biasa membaca
152
M. Quraish Shihab, ; F
: 5
Bandung, Mizan, 1999, cet. 19. h. 23 24.
153
Safiyurrahmân al Mubarakfuri, 8
3 Terjemah: Kathur Suhardi Jakarta, al Kautsar, 1997, cet. ke 21, h. 105.
154
Allah Swt. berfirman:
ﺎﻳ ﺎﻬﻳﹶﺃ
ﹸﻞﻣﺰﻤﹾﻟﺍ ،
ِﻢﹸﻗ ﹶﻞﻴﱠﻠﻟﺍ
ﺎﱠﻟِﺇ ﺎﹰﻠﻴِﻠﹶﻗ
، ﻪﹶﻔﺼِﻧ
ِﻭﹶﺃ ﺺﹸﻘﻧﺍ
ﻪﻨِﻣ ﺎﹰﻠﻴِﻠﹶﻗ
، ﻭﹶﺃ
ﺩِﺯ ِﻪﻴﹶﻠﻋ
ِﻞﺗﺭﻭ ﹶﻥَﺁﺮﹸﻘﹾﻟﺍ
ﻞﻴِﺗﺮﺗ
Hai orang yang berselimut Muhammad, Bangunlah untuk sembahyang di malam hari, kecuali sedikit daripadanya, seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. Atau lebih dari
seperdua itu, dan bacalah al Quran perlahan lahan.
enampuluh sampai seratus ayat setiap salah subuh.
155
Menurut Ummu Salamah beliau membaca surat al Tûr,
156
dalam riwayat lain beliau membaca surat al Muminûn, ketika disebutkan kisah nabi Musa dan Harun as. beliau memegang tongkatnya
kemudian .
157
Pada hari jumat beliau membaca surat al Sajdah dan al Insân.
158
Dalam salat jumat beliau juga biasa membaca surat al Jumu6ah dan al Munâfiqûn.
159
Para sahabat mengikuti tradisi ini untuk menjaga hafalan al Qurannya. Seperti ‘Umar bin Khattab, ia biasa membaca seratus duapuluh ayat dalam surat al
Baqarah dan surat yang dibawah seratus ayat pada salat subuh.
160
Al Ahnaf membaca surat al Kahfi dalam rakaat pertama dan Yûnus atau Yûsuf di rakaat kedua.
Sedangkan Ibn Masûd membaca empat puluh ayat surat al Anfâl dan rakat kedua membaca surat yang pendek darinya.
161
Dengan demikian cara Rasul dan sahabatnya menjaga hafalan al Quran adalah dalam salat, yaitu memanjangkan berdiri disetiap
rakaat. Adapun salat +
yang dilakukan Rasul menghabisi waktu cukup lama, dalam satu rakaat beliau biasa membaca surat al Baqarah, Ali Imrân serta al
Nisâ. Sebagaimana riwayat Muslim, Hudzaifah berkata: Aku salat bersama Rasullah pada suatu malam, beliau membaca surat al Baqarah, aku berkata: mungkin beliau
hanya membaca 100 ayat. Kemudian berlalu, beliau melanjutkan sampai akhir surat dan melanjutkan ke surat al Nisâ kemudian surat Ali Imrân tanpa berhenti. Jika
melewati ayat ayat , beliau
, jika membaca ayat ayat doa beliau berdoa, dan jika melewati ayat ayat siksa beliau berlindung. Kemudian
2 yang panjangnya seperti berdiri, beliau berdiri
yang panjangnya menyerupai rukunya, begitupun sujudnya.
162
Dalam riwayat Abû Dâud dari sahâbat ‘Auf bin Mâlik al Asyjaî berkata: Saya salat malam dibelakang Rasulullah Saw., kemudian
beliau membaca surat al Baqarah, jika melewati ayat beliau berhenti dan
berdoa, dan jika melewati ayat adzab beliau berhenti dan memohon perlindungan. Kemudian beliau
‘ yang panjangnya seperti berdirinya, sambil membaca doa 2
2 , kemudian
155
Al Bukhârî, A h. 300.
156
Al Bukhârî, A h. 300.
157
Al Bukhârî, A h. 302.
158
Al Bukhârî, A h. 346.
159
Muslim, ; h. 16.
160
Al Bukhârî, A h. 302.
161
Al Bukhârî, A h. 302.
162
Muslim, J, h. 172.
beliau sujud dan membaca doa tadi yang panjangnya seperti berdirinya. Kemudian beliau berdiri di rakaat kedua membaca surat Ali Imrân, kemudian surat selanjutnya
dan selanjutnya.
163
Salat dan bacaan yang lama ini tidak lain karena beliau ingin menjadi hamba yang bersyukur yaitu yang dicontoh umatnya walaupun harus berdiri
lama dan bengkak kedua kakinya. Dengan demikian beliau biasa membaca minimal lima juz dan atau lebih dari itu dalam satu malam untuk mengulangi hafalannya.
2. al Quran yang dilakukan Jibril as. kepada Rasulullah Saw.
berasal dari kata sama dengan kata
artinya memberikan pelajaran.
164
mengikuti 4 dari
kata yaitu saling memberikan pelajaran, al Qardawi mendefinisikan dengan
salah satu pihak atau beberapa pihak mengajukan pertanyaan, dan pihak lainnya menjawab pertanyaan, pihak ketiga mengkaji lebih lanjut, dan pihak selanjunya
berusaha mengoreksi atau melengkapi.
165
al Qur’an diartikan dengan berusaha mengetahui lafaz lafaz dan redaksi, pemahaman dan maknanya, serta ibrah
yang dikandungnya, serta hukum hukum dan etika yang diajarkannya. Sedangkan yaitu saling memberikan pelajaran antara guru dengan murid, pengajaran
al Quran yang dilakukan jibril yaitu membacakan dan menjelaskan ayat ayat yang akan diturunkan kepada Nabi, sedangkan pengajaran Nabi yaitu membacakan ulang
ayat ayat yang disampaikannya Jibril as. Hal ini dilakukan di bulan suci Ramadan, Jibril selalu datang kepada Rasulullah setiap tahunnya. Biasanya beliau menghatam
kan sekali, sebagaimana riwayat Ibn ‘Abbâs.
166
Namun menjelang akhir usianya, Nabi Saw. menyetorkan hafalannya sampai dua kali dihadapkan Jibril, sebagaimana
163
Abû Dâud al Sijistâni 2
Indonesia, Maktabah Dahlan, t.t, h. 38.
164
Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Yogyakarta,
Multi Karya Grafika, t.t, cet. ke 4, h. 890.
165
Yusuf al Qardawi, artikel diakses pada 14 Juni 2006 dari situs
http:www.dakwah.info.html.
166
Ibn 6Abbâs berkata:
ﹶﻛ ﹶﻥﺎ
ﻨﻟﺍ ِﺒﻲ
ﺻ ﹼﻠ
ﻋ ﷲﺍ ﻰ ﹶﻠﻴ
ﻭ ﻪ ﺳ
ﹶﺃ ﻢﻠ ﺟ
ﻮﺩ ﻨﻟﺍ
ِﺑ ﺱﺎ ﹾﻟﺎ
ﺨ ﻴ
ﻭ ، ﺮ ﹶﺃ
ﺟ ﻮﺩ
ﻣ ﻳ ﺎ
ﹸﻜ ﻮ
ِﻓ ﻥ ﺷ ﻲ
ﻬِﺮ ﺭ
ﻣ ﻀ
ﱠﻥﻷ ؛ ﻥﺎ ِﺟ
ﺒِﺮﻳ ﹶﻛ ﻞ
ﹶﻥﺎ ﻳ ﹾﻠ
ﹶﻘ ﻩﺎ
ِﻓ ﹸﻛ ﻲ
ﹼﻞ ﹶﻟ ﻴ
ﹶﻠٍﺔ ِﻓ
ﻲ ﺷ
ﻬِﺮ ﺭ
ﻣ ﻀ
ﺣ ﻥﺎ ﺘ
ﻳ ﻰ ﻨ
ﺴ ِﻠ
ﻋ ﺽِﺮﻌﻳ ، ﺦ ﹶﻠﻴِﻪ
ﺭ ﺳ
ﻮ ﹶﻓ ، ﹶﻥﺁﺮﻘﻟﺍ ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﷲﺍ ﹸﻝ
ِﺈﹶﺫ ﹶﻟ ﺍ
ِﻘﻴ ﻪ
ِﺟ ﺒِﺮﻳ
ﹶﻛ ﻞ ﹶﻥﺎ
ﹶﺃ ﺟ
ﻮﺩ ِﺑ
ﹾﻟﺎ ﺨ
ﻴِﺮ ِﻣ
ﺮﻟﺍ ﻦ ﹸﳌﺍ ﺢﻳ
ﺮ ﺳﹶﻠ
ﺔ.
Rasulullah adalah orang yang paling dermawan, kedermawanan yang paling tinggi beliau lakukan di bulan Ramadan, karena Jibril menemuinya di setiap malam bulan Ramadan sampai berlalu,
Rasulullah menyetorkan hafalan al Quran kepada Jibril, maka setelah bertemu Jibril, beliau adalah orang yang paling dermawan dari
. adalah ungkapan kiasan, yaitu angin yang terbang, maksudnya
kedermawanan Rasul bagaikan angin yang terbang. Beliau memberikan sesuatu kepada orang yang membutuhkan bagaikan angin yang begitu cepat. Pendapat lain mengatakan beliau memberikan sesuatu
tanpa pikir pikiir panjang dan pertimbangan. Ibn Hajar mengatakan, disini yaitu
angin rahmat yang Allah turunkan sebagai sebab diturunkan hujan pada tahun itu, sehingga tanah yang gersang menjadi hidup kembali. Lihat al Bukhârî,
3, h. 2074, dan Ibn Hajar, F
N, h. 160.
riwayat 6Âisyah ra.
167
dan Ibn 6Abbâs ra.
168
Dengan ini, hafalan
Rasulullah selalu terjaga dan terbimbing wahyu, sehingga dengan sendirinya al Qur’an begitu melekat dalam diri beliau.
al Quran yang dilakukan Jibril kepada Rasul Saw. merupakan wujud janji Allah Swt. dalam menjaga hafalan al
Quran kepada Rasulnya, kerena merupakan kewajiban beliau menyampaikan al Quran kepada sahâbatnya dan mengoreksi bacaan mereka. Jika sahabat keliru dan
salah membaca, maka Rasul adalah yang pertama kali mengoreksi dan membenarkan mereka.
3. Pengajaran al Quran yang dilakukan Rasulullah Saw. kepada sahâbat. Di Makkah, Rasulullah memiliki tempat pengajaran al Quran yaitu di
+ yang terletak di kaki bukit Safâ dekat masjid al Haram tempat ini milik
sahabat al Arqam bin Abû Arqam. Pengajian al Quran masih sembunyi sembunyi dan Rasul biasa menyampaikan wahyu yang turun kepada mereka dan membacakan
dihadapan mereka.
169
Di Madinah, Rasulullah memiliki banyak tempat pengajian, ada yang disebut
rumah para pembaca al Quran yaitu rumah milik Makrimah bin Naufal. Rumah ini adalah tempat tinggal sekaligus tempat belajar al
Quran. Ada juga yang disebut
AI?
yang biasanya dipakai sebagai pendidikan
167
Aisyah ra. Menceritakan:
ﹼﻥﺃ ﱯﻨﻟﺍ ﱠﱄﺇ ﺮﺳﺃ ِﺟ
ﺒِﺮﻳ ﹶﻞ
ﻳ ﻌ
ِﺭﺎ ِﺑ ﲏﺿ
ﹾﻟﺎﹸﻘ ﺮ
ﹸﻛ ﻥﺁ ﺳ ﱠﻞ
ﻨ ﻭ ، ﺔ
ﻪﻧﺃ ﻋ
ﺭﺎ ﺿ
ِﻨ ﹾﻟﺍ ﻲ
ﻌ ﻡﺎ
ﻣ ﺮﺗﻴ
ﻭ ، ﻦ ﹶﻻ
ﺭﹸﺃ ِﺇ ﻩﺍ
ﺣ ﹼﻻ ﻀ
ﺮ ﹶﺃ
ﺟ ِﻠ
ﻲ .
Rasulullah Saw. bergegas menujuku dan berkata: Jibril menyetorkan al Quran setiap tahun, dan beliau menyetorkan hafalannya tahun ini dua kali, dan aku tidak melihatnya kembali kecuali
setelah tiba ajalku. Lihat Al Bukhârî, 3, h. 2073 2074.
168
Ibn ‘Abbâs ra. berkata:
ﹶﻛ ﹶﻥﺎ
ﻋ ﺽﺮﻌﻳ ﹶﻠ
ﻨﻟﺍ ﻰ ِﺒ
ﺻ ﻲ ﹼﻠ
ُﷲﺍ ﻰ ﻋ
ﹶﻠﻴِﻪ ﻭ
ﺳﱠﻠ ﹸﻘﻟﺍ ﻢ
ﺮ ﹶﻥﺁ
ﹸﻛ ﱠﻞ
ﻋ ٍﻡﺎ
ﻣ ﺮ
ﹶﻓ ، ﹰﺓ ﻌﺮ
ﻋ ﺽ ﹶﻠﻴِﻪ
ﻣ ﺮﺗﻴ
ِﻓ ﻦ ﹾﻟﺍ ﻲ
ﻌ ﱢﺬﻟﺍ ﻡﺎ
ﹸﻗ ﻱ ِﺒ
ﻭ ، ﺾ ﹶﻛ
ﹶﻥﺎ ﻳ
ﻌﺘ ِﻜ
ﻒ ﹸﻛ
ﱠﻞ ﻋ
ٍﻡﺎ ﻋ
ﺸ ﺮ
ﹶﻓ ، ﺍ ﻋﺎ
ﺘﹶﻜ ﻒ
ِﻋ ﺸ
ِﺮﻳ ﻦ
ِﻓ ﹾﻟﺍ ﻲ
ﻌ ِﻡﺎ
ﹼﻟﺍ ِﺬ
ﹸﻗ ﻱ ِﺒ
ﺾ .
Jibril menyetorkan hafalan al Quran kepada Nabi sekali dalam satu tahun, kemudian beliau menyetorkan dua kali ketika dipanggil ajalnya. Beliau biasa , selama sepuluh hari, namun
menjelang wafatnya sampai dua puluh hari. Lihat al Bukhârî, 3, h. 2074.
169
M.M. Azami, 8
Penerjemah Ali Mustafa Yakub, Jakarta: Putaka Firdaus, 2000, cet. ke 2, h. 84 85.
170
adalah tempat belajar yang pertama dalam Islam, pada awalnya berfungsi
untuk memberikan pelajaran menulis dan membaca bagi anak anak. sebenarnya sudah ada
sebelum Islam tetapi belum dikenal. Diantara penduduk Makkah yang belajar yaitu: Sufyân bin Umayyah bin ‘Abd Syamsy dan Abû Qais bin ‘Abdul Manaf bin Zuhrah bin Kilâb keduanya belajar
kepada Bisyr bin ‘Abdul Malik yang mempelajari dari Hirah. dalam bentuk awalnya berupa
ruangan di rumah seorang guru. Ketika Islam datang, orang orang yang pandai menulis dan membaca semuanya diperkerjakan Nabi sebagai penulis wahyu. Hal ini semakin menyebar ketika perang Badr.
Dalam perang itu banyak penduduk Makkah yang menjadi tawanan kaum muslimin, kepada mereka yang pandai menulis dan membaca diberikan kesempatan Nabi untuk menebus diri dengan mengajar
dan membaca kepada kaum muslimin yang
3 Suatu hal yang amat penting diajarkan adalah al
khusus bagi anak anak. sebenarnya sudah ada sebelum Islam, pada tahun
kedua hijriah setelah perang Badr banyak tawanan Makkah yang mengajarkan baca tulis kepada kaum muslimin sebagai tebusan. ‘Abdullah bin Masud menuturkan
bahwa beliau bersama Zaid bin Tsâbit belajar al Quran langsung dari lisan Nabi Saw. sebanyak tujuh puluh surat di
ketika itu rambut Zaid masih berjambul.
171
Menurut Ali Mustafa Yakub anak yang rambutnya masih berjambul biasanya sangat muda dan penggunaan kata
tidak menunjukan bahwa di Madinah ada
tempat tempat khusus belajar al Quran untuk anak anak.
172
Dalam mengajarkan al Quran, Rasulullah sangat hati hati dan tidak tergesa gesa, beliau membacakan al
Quran perlahan lahan, jika ada hal yang perlu, beliau mengulanginya sampai tiga kali, sebagaimana firman Allah Swt. dalam surat al Isrâ17:106.
173
Hal ini diakui para sahâbatnya, bahwa Rasulullah sangat bersemangat mengajarkan hafalan al Quran
kepada mereka, sebagaimana mengajarkan salat . Sebagaimana perkataan
Jâbir bin ‘Abdullâh ra.,
174
Ibn Mas’ûd ra.,
175
dan Ibn 6Umar ra.
176
Rasulullah selalu memotifasi sahabatnya yang pandai membaca al Quran untuk mengajarkan anak anaknya, kerabatnya dan sanakfamilinya, bahkan mereka
yang baru hijrah dari Makkah ke Madinah disuruh belajar al Quran dan dinikahkan Rasulullah dengan mahar al Quran.
177
Mereka yang memiliki hafalan dan kemampuan lebih dalam membaca al Quran sering dipuji dan diutamakan beliau. Hal
Quran, dengan demikian materi pelajaran bertambah. lihat Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, C
Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994, cet. 2. h. 86 87.
171
M.M. Azami, 8
, h. 85.
172
Ali Mustafa Yakub, 8
Jakarta: Pustaka firdaus, 2000, cet. ke 2, h. 136.
173
Allah Swt. berfirman:
ﺎﹰﻠﻳِﺰﻨﺗ ﻩﺎﻨﹾﻟﺰﻧﻭ ٍﺚﹾﻜﻣ ﻰﹶﻠﻋ ِﺱﺎﻨﻟﺍ ﻰﹶﻠﻋ ﻩﹶﺃﺮﹾﻘﺘِﻟ ﻩﺎﻨﹾﻗﺮﹶﻓ ﺎﻧَﺁﺮﹸﻗﻭ
Dan al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur angsur agar kamu membacakannya perlahan lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian.
174
Jabir bin 6Abdullâh ra. berkata:
ﹶﻛ ﹶﻥﺎ
ﺭ ﺳ
ﻮ ﹸﻝ
ِﷲﺍ ﺹ
. ﻡ.
ﻹﺍ ﺎﻨﻤﱢﻠﻌﻳ ﺳِﺘ
ﺨ ﺭﺎ
ِﻓ ﺓ ﹾﺍ ﻲ
ُﻷ ﻣﻮ
ِﺭ ﹶﻛ
ﻤ ﺴﻟﺍ ﺎﻨﻤﱢﻠﻌﻳ ﺎ
ﻮﺭ ِﻣ ﺓ
ﻦ ﹾﻟﺍ
ﹸﻘﺮ ﻥﺁ
Rasulullah mengajarkan kami salat dalam setiap urusan, sebagaimana beliau
mengajarkan surat al Quran. lihat Muslim, 1, h. 302 303.
175
Ibn Masûd ra. berkata:
ﹸﻛﻨ ﻣ ﺎ
ﻊ ﺭ
ﺳ ﻮ
ِﻝ ﺹ ﷲﺍ
. ﻡ.
ﻭ ﹸﺃْﻧ
ﹶﻟِﺰ ﻋ ﺖ
ﹶﻠﻴ ﻭ ﻪ
ﹾﻟﺍ ﻤ
ﺮ ﺳ
ﹶﻼ ِﺕ
ﻭ ، ﻧﺇ
ﹶﻟ ﺎ ﻨﺘﹶﻠ
ﻫﺎﱠﻘ ِﻣ ﺎ
ﻦ ﻴِﻓ
ﻪ
Kami bersama Nabi Saw. kemudian diturunkan surat al Mursalât, dan kami benar benar ber ++ surat al Mursalât itu dari mulutnya. Lihat al Bukhârî,
3, h. 2038.
176
Ibn ‘Umar ra. berkata:
ﹶﻛ ﹶﻥﺎ
ﺭ ﺳ
ﻮ ﹸﻝ
ﺹ ﷲﺍ .
ﻡ. ﻳ
ﻌﱢﻠ ﻤﻨ
ﹾﻟﺍ ﺎ ﹸﻘﺮ
ﹶﻓ ، ﻥﺁ ﹶﺫﺈ
ﺮﻣ ﺍ ِﺑ
ﺴ ﺠ
ﻮِﺩ ﹾﻟﺍ
ﹸﻘﺮ ﺳ ﻥﺁ
ﺠ ﺪ
ﻭ ﺳ
ﺠ ﺪﻧ
ﻣ ﺎ ﻌﻪ
Rasulullah mengajarkan kami al Quran, jika melewati ayat sujud beliau sujud dan kami pun bersujud. Lihat Ahmad bin Hanbal,
; Beirut: ‘Âlim al Kutub, 1998, h. 157.
177
Al Bukhari, J h. 108.
ini sebagaimana dituturkan Abû Mûsa al Asy‘ari, ketika ia membaca al Quran dan Rasul mendengarkannya, beliau berkata H
2 +
2 ” wahai Abû Mûsa, sungguh engkau telah diberikan seruling dari
seruling keluarga Daud as..
178
Dalam menghafal al Quran, para sahabat ingin ++ langsung dari Rasul
dan mendengarkan penjelasannya sebagaimana beliau menerima dari Jibril as., namun mereka saling membagi waktu dengan yang lain, karena kesibukan dengan amaliah,
keluarga disamping rumah mereka yang berjauhan. 6Umar bin al Khattâb berkata: Saya dan tetangga dari golongan al Ansâr Bani Umayyah bin Zaid biasa bergantian
mendatangi Rasulullah, dia mendatangi pada hari tertentu, saya juga mendatangi pada hari yang lain. Apabila dia mendatangi pada hari itu, maka saya mendatanginya dan
menanyakan berita apa yang disampaikan Rasul dan wahyu yang diturunkan, begitupun sebaliknya.
179
Dengan demikian pengajaran al Quran yang dilakukan Rasulullah Saw. begitu
sekali kepada sahâbatnya, karena beliau sangat memahami bahwa terpeliharanya al Quran bukan hanya olehnya namun juga harus
diwarisi kepada sahâbatnya, generasi setelahnya dan umat Islam semuanya. 4.
dan pengajaran al Quran yang dilakukan para sahâbat. Para sahabat memiliki perhatian yang sangat tinggi terhadap al Quran,
terutama dalam menghatamkan al Quran dan mengajarkan kepada yang lain. Hal ini sebagai wujud sabda Rasulullah Saw. dalam hadis yang
beliau bersabda sebaik baiknya kalian adalah
yang belajar al Quran dan mengajarkanya.
180
Hadis ini cukup menjadi bukti bahwa para sahâbat begitu semangat mempelajari dan mengajarkan al Quran. Ibn ‘Umar ra.
pernah memohon kepada Rasulullah Saw. untuk membaca al Quran, ia berkata: Aku telah mengumpulkan al Quran dan menghatamkan setiap malam,
Rasulullah Saw. berkata: saya khawatir waktu menyibukkanmu dan membuatmu bosan, maka hatamkanlah al Quran dalam sebulan , aku berkata: biarkanlah aku
bersenang senang sebab kemampuan dan masa mudaku , Rasul berkata: hatamkan selama sepuluh hari, aku berkata: Biarkanlah aku bersenang senang sebab
kemampuan dan masa mudaku, Rasul berkata: hatamkan dalam selama tujuh hari, aku berkata: Biarkanlah aku bersenang senang sebab kemampuan dan masa
mudaku, namun Rasulullah menolaknya.
181
178
Al Bukhari, h. 2090 dan Muslim,
4, h. 207.
179
Al Bukhâri, A, h. 31.
180
Al Bukhâri, h. 2084
181
Perkataan Ibn umar ra. yaitu :
Tradisi membaca al Quran dilakukan mayoritas sahabat, mereka berlomba lomba menghatamkan al Quran dan mengulanginya setiap malam, mereka juga
mengajarkannya kepada anak anak dan istri istrinya. sering dilakukan di
malam terutama dalam + , mayoritas sahabat melakukan ini sampai
terdengar suara teriakan seperti suara lebah.
182
Rasulullah dan Abû Mûsa ketika melewati rumah sahabat Anshâr dan mendengarkan terikan bacaan mereka beliau
berkata kepada Abû Mûsa: Seandainya engkau melihatku dan aku mendengarkan bacaanmu pada malam ini, maka sungguh engkau telah diberikan seruling dari
keluarga Daud as.,
183
dalam riwayat lain Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya saya mengetahui kerasnya bacaan kaum
di malam hari, dan saya mengetahui rumah mereka disebabkan bacaan al Quran di malam hari, sekalipun saya
tidak mengetahui rumah mereka di siang hari.
184
Tradisi yang mulia ini tidak lain karena perintah Rasulullah Saw. untuk menjaga terpeliharanya al Quran sekaligus menjadikan hafalan al Quran sebagai
tradisi yang terus dipelihara oleh keturunan keturunan umat ini. Karenanya Rasulullah selalu memotivasi mereka dan memilih diantara mereka yang paling pandai untuk
mengajarkan al Quran kepada yang lainnya. Sebagaimana perkataan ‘Ubâdah bin Samit ia berkata: Apabila ada seorang yang baru hijrah ke Madinah, Rasulullah
menyuruh salah seorang kami mengajarkan al Quran, dia mendengarkan di masjid Nabi suara teriakan bacaan al Quran, sehingga Nabi menyuruh mereka untuk
meringankan volume bacaannya agar tidak mengganggu.
185
Para sahabat selalu mempelajari al Quran dan mengajarkan setelah salat subuh, sebagaimana
dari Ibn ‘Abbâs ra.
186
ﺖﻌﻤﺟ ﹶﻥﺁﺮﹸﻘﹾﻟﺍ
ﻪﺗﹾﺃﺮﹶﻘﹶﻓ ﻪﱠﻠﹸﻛ
ﻰِﻓ ٍﺔﹶﻠﻴﹶﻟ
ﹶﻝﺎﹶﻘﹶﻓ ﹸﻝﻮﺳﺭ
ِﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ
ﷲﺍ ﻪﻴﻠﻋ
ﻢﻠﺳﻭ :
ﻰﻧِﺇ ﻰﺸﺧﹶﺃ
ﹾﻥﹶﺃ ﹶﻝﻮﹸﻄﻳ
ﻚﻴﹶﻠﻋ ﹸﻥﺎﻣﺰﻟﺍ
ﹾﻥﹶﺃﻭ ﱠﻞﻤﺗ
ﻩﹾﺃﺮﹾﻗﺎﹶﻓ ﻰِﻓ
ٍﺮﻬﺷ .
ﺖﹾﻠﹸﻘﹶﻓ ﻰِﻨﻋﺩ
ﻊِﺘﻤﺘﺳﹶﺃ ﻦِﻣ
ﻰِﺗﻮﹸﻗ ﻰِﺑﺎﺒﺷﻭ
. ﹶﻝﺎﹶﻗ
: ﺮﹾﻗﺎﹶﻓ
ﻩﹾﺃ ﻰِﻓ
ٍﺓﺮﺸﻋ .
ﺖﹾﻠﹸﻗ ﻰِﻨﻋﺩ
ﻊِﺘﻤﺘﺳﹶﺃ ﻦِﻣ
ﻰِﺗﻮﹸﻗ ﻰِﺑﺎﺒﺷﻭ
. ﹶﻝﺎﹶﻗ
: ﻩﹾﺃﺮﹾﻗﺎﹶﻓ
ﻰِﻓ ٍﻊﺒﺳ
. ﺖﹾﻠﹸﻗ
ﻰِﻨﻋﺩ ﻊِﺘﻤﺘﺳﹶﺃ
ﻦِﻣ ﻰِﺗﻮﹸﻗ
ﻰِﺑﺎﺒﺷﻭ .
ﻰﺑﹶﺄﹶﻓ
Lihat Ahmad, ; h. 163, dan Abû ‘Abd al Rah
mân Al Nasâ‘i, 8
K Semarang: Toha Putra, t.t, h. 24.
182
Manna‘ al Qatân, = 2
Qâhirah, Mansyurat al ‘Ashr al Hadîts, t.t, h. 120
. 208
. h
, 4
juz ,
dan Muslim ,
2090 .
h ,
, Bukhâri
Al
183
184
Al Bukhâri, , h. 1678, dan Muslim,
juz 4, h. 171.
185
Ahmad, h. 1601, dan Muhammad bin ‘Abdillah al Hâkim,
, Beirut: Dâr al Kutub al Ilmiyyah, t.t, h. 473. Al Hâkim berkata: hadis ini dan tidak diriwayatkan al Bukhâri dan Muslim.
186
Ibn 6Abbâs ra. berkata:
ِﺇﻧ ﻤ
ﹶﻛ ﺎ ﻧﺎ
ﻮ ِﺇ ﺍ
ﹶﺫ ﺻ ﺍ
ﱠﻠﻮ ﺀ
ﻐﻟﺍ ﺍ ﺪ
ﹶﺓﺍ ﹶﻗ
ﻌﺪ ﺣ ﺍﻭ
ﹾﻠﹰﻘ ﺣﺎ
ﹾﻠﹰﻘ ﻳ ﺎ
ﹾﻘﺮ ُﺀﻭ
ﹶﻥ ﹾﻟﺍ
ﹸﻘﺮ ﻭ ﻥﺁ
ﻳﺘﻌ ﹼﻠﻤ
ﻮ ﹶﻔﻟﺍ ﻥ
ﺮِﺋﺍ ﺾ
ﻭ ﺴﻟﺍ
ﻨﻦ
Dalam menghafal al Quran, para sahabat menerima langsung metodenya dari Nabi, metode tersebut ada tiga macam, yaitu: metode
++ , tulisan, dan praktek atau pengamalan.
187
Metode ++ yaitu menerima hafalan al Quran langsung dari
mulut guru sehingga terhindar kekeluruan dan kesalahan. ++ berasal dari kata
++ ++ artinya saling bertemuberjumpa.
188
Dalam beberapa riwayat sahabat menerima al Quran dari Rasulullah seperti ini, Ibn Mas‘ûd ra. ia berkata:
ketika kami berada disebuah gua di Mina, turun surat , kemudian beliau
membacanya, dan saya ++ dari mulutnya, dan sesungguhnya mulutnya sangat
harum, ketika itu kami hampir digigit ular. Rasulullah Saw. berkata: bunuhlah ia maka kami mendahulukan ular itu kemudian ia hilang, Rasulullah berkata:
keburukanmu telah dijaga sebagaimana dijaga keburukannya.
189
Salah satu bukti pengajaran metode talaqqi yaitu penyetoran al Qur’an kepada nabi, karena diantara
mereka ada telah menyetorkan hafalan al Quran seluruhnya, seperti: ‘Utsmân bin ‘Affân, ‘Ali bin Abi Talib, Abû Mûsa al Asy‘ari, Zaid bin Tsâbit, ‘Abdullâh bin
Mas‘ûd, dan Abû Dardâ.
190
Adapun metode kitâbahtulisan diajarkan Rasulullah Saw. kepada sahabat sebagaimana beliau menerima dari Jibril as. Menurut al Zarqâni, ketika Jibril as.
menyampaikan wahyu dia mengatakan kepada Rasulullah Saw. 2 Letakkanlah ayat ini di tempat sini.
191
Cara ini kemudian diajarkan Rasul kepada kepada sahabatnya, beliau berkata letakanlah surat ini yang
menyebutkan tentang ini dan ini, dan ketika turun beberapa ayat beliau berkata: letakanlah ayat ayat ini di surat yang menyebutkan ini dan ini, jika turun sebuah ayat,
beliau berkata: letakanlah ayat ini di dalam surat yang menyebutkan ini dan ini.
192
Rasulullah Saw. memilih sekretaris wahyu yang memiliki kemampuan dan mayoritas dari pemuda yang memiliki semangat belajar tinggi, seperti: ‘Ali bin Abi Tâlib, Zaid
Para sahabat mereka jika selesai salat shubuh duduk secara berkelompok kelompok mereka saling membaca al Quran dan mempelajari ilmu farâ’id dan sunah sunnah. Lihat Abu Ya‘la al
Mausîli, D
O Beirut: Dâr al Kutub al Ilmiyyah, t.t, h. 116.
187
M.M. Azami, 7
terjemah Meth Kieraha, Jakarta: Lentera Basritama, 2003, cet. 3, h. 33.
188
Atabik Ali, h. 566.
189
Al Bukhâri, 1, h. 701.
190
Abdullah al Zarkasyi, = 2
Qâhirah: Dâr al Hadîts, 2006, h. 171
191
Al Zarqâni, A Qâhirah: Dâr al Hadîts, 2001, h. 209.
192
Ahmad, ; h. 57.
bin Tsâbit, Ubai bin Ka‘ab dan lain lain. Jumlah mereka menurut M.M. Azami sebanyak 50 orang belum lagi ditambah dengan sekretaris pribadi beliau.
193
Dalam menulis al Quran, sahabat didiktekkan dari hafalan Nabi, terkadang beliau juga membenarkan tulisan mereka, sebagaimana perkataan Zaid bin Sabit.
194
Sahabat yang mencatat al Quran ada yang memiliki tulisan masing masing, hal ini mereka lakukan karena rumah yang berjauhan dan kesibukan mereka sehingga
mereka tidak dapat setiap waktu menemui Rasul, disamping banyak ayat ayat yang turun dalam kondisi tertentu seperti dalam peperangan, perjalanan, dan lain lain.
Menurut al Zarqâni, biasanya mereka menghafal terlebih dahulu ayat turun itu kemudian menulisnya setelah pulang dari peperangan, di samping sebagian mereka
tidak berkenan menulisnya dan berpegang pada hafalan.
195
Sedangkan metode praktek adalah mengamalkan ayat yang dihafal dan berusaha
+ dengan pengamalannya. Al Quran bukan hanya dibaca, dihafal,
difahami dan diajarkan, lebih dari itu al Quran harus diamalkan dalam kehidupan sehari hari, karena kitab ini menunjukan jati dirinya sebagai petunjuk
al Baqarah2:2, Luqmân31:3 dan
Yûnus10:57, Yûsuf12:111, bahkan al Quran mengecam orang berkata namun tidak mengamalkan perkataannya.
196
Dalam mengamalkan al Quran para sahabat tidak berlebih lebihan, mereka lebih melihat
contoh Rasulullah Saw., sesekali mereka bertanya kandungannya dan pengamalannya yang benar, karena Rasul melarang mereka yang mengamalkan al Quran berlebihan
lebihan namun tidak mengerti keutamaannya, sebagaimana sabdanya menghomati orang yang hafal al
Quran yang tidak berlebih lebihan dalam mengamalkan isinya dan tidak membiarkan al Quran tidak diamalkan.
197
Karenanya mereka lebih mengutamakan pengamalan daripada target, sebagaimana pengalaman Ibn Mas6ud ketika ia belajar al Qur’an.
198
193
M.M. Azami, 8
h. 85.
194
Zaid bin Tsabit ra. berkata:
ﹸﻛﻨ ﺖ
ﹶﺃ ﹾﻛﺘ
ﺐ ﻮﻟﺍ
ﺣ ﻲ
ِﻋ ﻨﺪ
ﺭ ﺳ
ﻮ ِﻝ
ﺍ ﻭ ﷲ
ﻫ ﻮ
ﻳ ﻤِﻠ
ﻋ ﻲ ﹶﻠ
ﹶﻓ ،ﻲ ﹶﺫﺈ
ﹶﻓ ﺍ ﺮﹾﻏ
ﺖ ﹶﻗ ،
ﹶﻝﺎ :
ﹾﻗﺍﺮ ﹾﺃﻩ
ﹶﻓ ، ﹶﺄﹾﻗ
ﺮﹶﺃ ﻩ
ﹶﻓ ، ﹾﻥﺈ
ﹶﻛ ِﻓ ﻥﺎ
ﻴِﻪ ﺳ
ﹶﻘ ﹶﺃ ﻂ
ﹶﻗ ﻣﺎ
ﻪ
Aku menulis wahyu di sisi Rasulullah, dan beliau yang mengimlakan kepadaku, jika aku selesai menulis, beliau berkata: bacalah, maka aku membacanya. Jika terdapat kekeliruan beliau
membenarkannya. Lihat Abû al Qâsim Al Tabrânî, K, Mausil:
= 2 1983, cet. ke 2, h. 142.
195
Al Zarqâni, A h. 210.
196
Q.S. al Saf61:2 3.
197
Abû Dâud, J h. 261
: ia berkata
. ra
ûd âkim dari ‘Abdullâh bin Mas
H Dalam riwayat al
198
Metode hafalan dengan pengamalan adalah metode yang paling baik dalam mempelajari al Quran, namun jika dihubungkan dengan target hafalan memang
membutuhkan waktu cukup lama, apalagi melihat cara sahabat mempelajari al Quran hanya lima sampai sepuluh ayat. Ketika selesai, mereka tidak mau melanjutkan ayat
setelahnya sampai mengamalkan. Dalam riwayat Abû al ‘Âliyah ra. ia berkata: pelajarilah al Quran lima ayat lima ayat, sesungguhnya Rasulullah Saw. juga
menerima lima ayat lima ayat.
199