Kata dalam al Qur’an dan Sunnah
dijaga Nya itu. Penjagaan Allah kepada manusia dijelaskan dalam surat al Syûrâ42:6 yaitu:
tÏ©uρ ρä‹sƒªB
ÏΒ ÿÏ ÏΡρߊ
uu‹Ï9÷ρr ª
îáŠÏ ym öΝÍκön=tã
tΒuρ |MΡr
ΝÍκön=tã 9≅ŠÏ.uθÎ
∩∉∪
“Dan orang orang yang mengambil pelindung pelindung selain Allah, Allah Mengawasi perbuatan mereka; dan kamu Ya Muhammad bukanlah orang yang
diserahi Mengawasi mereka”. penggunaan kata
di atas bermakna Allah maha mengawasi seluruh perbuatan dan keadaan mereka, sehingga tidak ada sedikitpun terlintas oleh mereka kecuali
Allah akan mengawasi dan memperhitungkannya, karena tidak ada Dzat Yang Maha Mengawasi kecuali Allah Swt., dan engkau Muhammad tidak ditugasi mengawasi
perbuatan mereka.
56
Sedangkan kata 2 dan sama sama diulangi enam kali. Pertama
menjelaskan orang orang yang memelihara hukum Allah, cara menjaga hukum, juga memelihara kemaluan mereka yang disebutkan sebanyak tiga tempat. Kedua berbicara
pemeliharaan Allah kepada para nabi nabinya. Ketiga, putra putra Ya‘kub mengajak Yusuf ke hutan dan siap menjaganya dan pernyataan mereka tidak mengetahui segala
yang ghaib. Keempat, orang orang berdosa tidak dapat menjaga orang mukmin. Dan kelima adalah pemeliharaan Allah terhadap Al Quran yang disebutkan satu tempat
dalam surat al Hijr15 ayat 9 yaitu H G Sesungguhnya Kami yang menurunkan al Quran, dan sesungguhnya
kami benar benar memeliharanya.
57
Pemeliharaan Allah Swt. terhadap al Quran meliputi segala aspek, seperti perubahan, penambahan dan pengurangan. Allah Swt. menjaga al Quran dari
hal hal tersebut sampai hari kiamat.
58
Cara pemeliharaan itu adalah, pertama; Allah
56
Fakhruddîn al Râzi, Beirut, Dâr al Fikr, 1990, juz 13, h. 413.
57
Ayat ini menegaskan bahwa pemeliharan al Quran langsung dari Allah Swt. dari berbagai macam penambahan dan pengurangan yang bukan bagiannya, serta hukum hukum dan ketentuannya.
Pendapat lain mengatakan bahwa ditujukan kepada Muhammad Saw., dengan demikian
Allah menjaga Muhammad Saw. dan al Quran yang diturunkan kepadanya karena beliau adalah Yang Maha Menjaga. Menurut Wahbah al Zuhaili ayat ini membedakan al Quran dengan kitab
kitab samawi dahulu, Allah Swt. menanggung terpeliharanya al Quran sampai akhir masa dan menjaganya dari segala perubahan dan kekurangan. Berbeda kitab kitab samawi dahulu, yang
ditugaskan memelihara adalah para pendeta dan ulamanya, mereka merubah dan mengganti sehingga tidak terpelihara, bahkan tulisan aslinya hilang dan tidak ada. lihat Ja‘far al Tabari, 9
juz 17, h. 69, bandingkan juga Abû Fidâ Isma‘îl bin ‘Amr bin Katsîr,
Riyâd, Dâr al Tibah, 1999, juz 4, cet. ke II, h. 527, dan Wahbah al Zuhaili,
Beirut, Dâr al Fikr, 1424 H., juz 7, cet. ke II, h. 320.
58
Yahyâ ‘Abd al Razzâq al Ghautsânî, Dimasq, Maktabah al
Ghautsân, 2001, cet. IV, h. 19 22.
memelihara al Quran sejak di langit. Allah Swt. bersumpah dengan menggunakan ungkapan +
yang tegas Q.S. al Wâqi‘ah56:75 80 dan ‘Abasa80:13 16. Dan memelihara al Quran di
2 Q.S. al Burûj8522, al Zukhrûf43:4. Kedua, Allah menjaga al Quran dalam proses penurunannya di dunia kepada nabi
Muhammad dari curian iblis dan Allah mengutus malaikat Jibril as. kepada Muhammad Saw. Q.S. al Syuarâ26:210 211, al Jinn72:7 dan 26 27, al Sâfât 37:7
10. Ketiga. Allah memelihara al Quran di dunia ini dengan cara menghafalkannya dan menjaga maknanya di dalam hati Nabi Saw. Q.S. al Qiyâmah75:16 19, al
Furqân25:32. Keempat, Allah memelihara al Quran setelah disampaikan kepada Nabi Saw. dan selalu menjaga pemeliharaan ini sampai hari kiamat, mencakup
pemeliharaan bacaannya, huruf hurunya, dan kalimat kalimatnya secara sempurna.
59
Inilah yang tercakup dalam surat al Hijr15 ayat 9 di atas. Jaminan pemeliharaan Allah Swt. terhadap al Quran ini ditujukan dengan
jaminan kemudahan al Quran untuk dihafal dan dipelajari oleh umat islam di seluruh dunia. Allah Swt. berfirman dalam surat al Qamar54:17, 22, 32, 40 yaitu:
ô‰ss9uρ tΡ÷œ£o„
tβuöàø9 Ìø.ÏeÏ9
ö≅yγsù ÏΒ
9Ï.£‰•Β ∩⊇∠∪
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?”.
Ketika menafsirkan ayat ini, para ulama berkomentar sebagai berikut, menurut al Qurtûbi Kami mudahkan al Quran untuk dihafal, dan kami akan tolong siapa saja
yang menghafalnya, maka apakah ada pelajar yang menghafal al Quran, dia pasti akan ditolong.
60
Menurut Ibn Katsîr “Allah Swt. memudahkan lafaz dan maknanya bagi siapa saja yang mempelajarinya”, menurut Mujâhid Kami akan bantu
membacanya, menurut al Suddi, Kami mudahkan bacaannya bagi siapa yang mau membaca, menurut Ibn ‘Abbâs Sekiranya Allah tidak memudahkan membaca al
Quran kepada anak adam, maka tidak ada seorangpun yang mampu berbicara dengan kalam Allah.
61
Dengan demikian kemudahan al Quran untuk dihafal dan dipelajari adalah rahmat Allah Swt. kepada umat islam agar hal itu menjadi penyebab
terpeliharanya al Quran dan terjaga dari segala macam kebatilan dan kerusakan.
59
‘Ali bin Sulaiman al Abîd, 9 Madinah: Majma‘ Khâdim
al Haramain, 2007, h. 11 14.
60
Syamsyuddîn al Qurtûbi, 2 Beirut, Muassasah Manâhil al ‘Irfân, t.th., juz
17, h. 134.
61
Ibn Katsîr, juz 7, h. 478.
Kemudahan ini mencakup segala aspek, baik pengajaran, penghafalan, pembacaan, penulisan dan lain lain. Dalam aspek pembacaan dan penghafalan, kemudahan itu
ditunjukan dengan seringnya aktifitas membaca al Qur’an yang dikaitkan dengan ibadah ibadah dalam islam seperti shalat dan ibadah formal lain. Selain itu, Allah
mengajarkan Rasul dengan bacaan dan hafalan oleh Jibril sehingga Rasulullah tidak mungkin lupa. Pengajaran ini kemudian diterima sahabat dan generasi setelahnya
secara kontinyu. Sedangkan kata
dan segala perubahannya dalam al Sunnah memiliki makna beragam, kata ini sering disebutkan Rasul dan sahabatnya untuk arti yang luas,
yaitu menjaga, menghafal dan memelihara sesuatu yang bukan hanya al Quran saja. Jika bermakna menghafal, maka ia adalah antonim dari kata lupa, seperti perkataan
Hâritsah bint Numan ia berkata: H 6
3G “aku tidak menghafal surat Qâf kecuali dari mulut Rasul Saw.”.
62
Dalam hadis ini kata
bermakna menghafal al Quran yaitu surat Qâf. Penggunaan kata
bermakna memelihara sesuatu dengan penuh amanah dan sungguh sungguh sebagaimana hadis riwayat Ibn 6Abbâs, ia berkata:
6 3
aku menjaga dua bejana milik Rasul Saw., dalam lanjutan hadis ini Ibn 6Abbâs berkata: adapun bejana pertama aku publikasikan,
sedang yang kedua jika dipublikasikan, maka akan terputus tempat mengalir makan ini.
63
Kata ءM•iVAا dalam hadis ini berarti yaitu ilmu, bejana pertama
disebut ilmu ilmu agama, sedang kedua perkataan perkataan Nabi tentang fitnah yang akan terjadi, serta keadaan pemimpin pemimpin buruk di masa nanti.
64
Dalam riwayat lain, bermakna memelihara rumah dan harta, sebagai
mana perkataan 6Umar bin al Khattâb tentang sebab turun ayat 2
2
65
Umar ra. berkata: kita tidak meninggalkan kitab Allah dan sunnah Nabi Saw. disebabkan
perkataan seorang wanita yang tidak kita ketahui apakah dia memelihara atau melupakan rumah dan hartanya.
66
Selain itu, perkataan juga berarti menghafal
hadis hadis Rasul sebagai lawan dari kata lupa , sebagaimana riwayat dari Huzaifah, ia berkata: Rasulullah berdiri dihadapan kami, beliau tidak meninggalkan sesuatu
62
Muslim, ;Semarang: Tohâ Putra, t.th., h. 595.
63
Al Bukhâri, juz 1, h. 56.
64
Ibn Hajar al ‘Asqalâni, F Cairo: Dâr al Taqwâ li al
Turâts, 2000, juz 1, h. 191.
65
Al Quran Surat al Talâq65:1.
66
Muslim, juz 4, h. 198.
sampai hari kiamat kecuali pembicaraan yang dihafal sahabat sahabatnya atau dilupakan mereka.
67
Dengan demikian dalam sunnah dapat disumpulkan bahwa kata berarti menghafal, menjaga dan memelihara sesuatu baik secara umum
maupun khusus yaitu menghafal al Quran dan hadis hadis Rasulullah Saw.