Nama nama al Qur’an tentang

Quran dan pemeliharaannya dalam tulisan, sehingga al Quran betul betul terjaga dan terpelihara sejak awal diturunkan sampai kini. Penyebutan nama al Quran dan lebih banyak dan populer. Dalam hal ini Muhammad Abdullah bin Darrâz berkata: ia dinamakan al Quran karena di dibaca dengan lisan dan dinamakan dengan al Kitâb karena ia ditulis dengan pena. Kedua pengertian ini menunjukan makna yang sesuai dengan kenyataannya. 80 Dalam hal ini, Mannâ6 al Qatân juga memberikan penjelasan lebih dalam, ia berkata: Penamaan al Quran dengan kedua nama ini memberikan isyarat bahwa seharusnya al Quran dipelihara dalam bentuk hafalan dan tulisan. Dengan demikian apabila salah satunya ada yang melenceng atau kurang, maka yang satunya akan meluruskannya. Kita tidak bisa menyandarkan hanya kepada hafalan seseorang sebelum hafalannya sesuai benar dengan tulisan yang telah disepakati oleh para sahabat, yang dinukilkan kepada kita dari generasi ketiap generasi menurut keadaan sewaktu dibuat pertama kali. Demikian halnya, kita pun tidak dapat menyandarkan kepada tulisan penulis sebelum tulisan itu sesuai benar dengan hafalan berdasarkan yang dan . Dengan penjagaan ganda yang ditanamkan oleh Allah Swt. kedalam jiwa Muhammad Saw. ini sebagai langkah kenabiannya, maka al Quran akan tetap selalu terjaga dan terpelihara dalam benteng yang kokoh. 81 Hal demikian tidak lain merupakan proses Allah Swt. dalam mewujudkan janji Nya untuk menjamin terpeliharanya al Quran. 3 asal dari kata artinya menyebut dan mengucap. 82 adalah bentuk bermakna artinya yang disebut atau yang diucapkan. Al Quran dinamakan karena dia selalu disebut dan diucakan oleh umat islam setiap hari, hal ini sesuai dengan penamaan al Quran sebagai kitab yang dan . Allah Swt. berfirman sesungguhnya kami yang menurunkan al dzikra dan kami yang memeliharanya. 83 Al Quran dinamakan menurut al Thabari mengandung dua makna, pertama, ia adalah peringatan dari Allah Swt. kepada manusia tentang hukum hukum dan ketentuan ketentuannya. 80 Abdullâh bin al Darrâz, 8 , Kuwait, Dâr al Qalam, t.th., h. 12. 81 Mannâ‘ al Qathân, h. 22. 82 A.W. Munawwir, , Surabaya, Pustaka Progressif, 1997, h. 448. 83 Al Quran surat al Hijr15:9. Kedua, peringatan itu merupakan kemuliaan dan keagungan bagi hamba hambanya yang beriman. 84 Sebagaimana dalam surat al Zukruf43:44, Allah Swt. berfirman: …ç ‾ΡÎuρ ֍ø.Ïs y7©9 y7ÏΒöθsÏ9uρ t∃ôθy™uρ tβθè=t↔ó¡è? ∩⊆⊆∪ “Dan Sesungguhnya Al Quran itu benar benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggungan jawab”. Penamaan al Quran jika dikaitkan dengan , berarti al Quran adalah kitab suci yang sering untuk disebut sebut dan diagungkan umat Islam untuk dibaca, dihafal dan disebut sebut setiap waktu. Hal ini sesuai pendapat ulama tentang kalimat yang paling utama yaitu membaca al Quran. Menurut pendapat imam Nawâwi w. 676 h. bahwa membaca al Quran adalah sebaik baiknya jika dibaca dengan dan . 85 Orang yang selalu membaca al Quran dan menghafalnya maka itu adalah yang paling utama, karenanya seorang yang hafal al Quran seyogyanya selalu membaca al Quran di pagi, siang, sore dan malam hari. Jika berkaca kepada , ada diantara mereka yang menghatamkan al Quran dalam satu bulan, sepuluh hari, delapan hari, tujuh hari, dan enam hari, dan inilah yang sering dilakukan mereka. 86 Selain yang disebutkan di atas, ada nama nama lain al Quran yaitu: + Q.S. al Furqân25:1 Q.S. al Syu‘ara26:192. Namun kedua nama ini belum mewakili inti penamaannya tentang tahfiz al Qur’an. Al Qur’an juga memiliki sifat sifat yaitu Q.S. Yûnûs10:57 Q.S. al An‘am6:92 Q.S. al Mâidah5:15 al Baqarah2:57 Q.S. Fusilat41:41 Q.S. al Burûj85:21 dan Q.S. Fusilat41:3 4. 87 Namun sifat sifat ini hanya menunjukan keagungan al Qur’an yang disifati dengan nama nama tersebut.

D. Manfaat Menghafal al Quran

. 99 . h , 15 juz 9 , abari T Al 84 85 Al Nawâwi, a 8 t.tp.: Dâr al Kutub al Arabiyyah, t.th., h. 85. 86 Ada juga diantara mereka yang menghatamkan al Quran dalam lima hari, empat hari, tiga hari, bahkan satu hari satu malam. Bahkan dalam satu hari satu malam ini ada yang mampu menghatamkan sampai dua kali, tiga kali, bahkan delapan kali. Dan inilah yang terbanyak menurut imam al Nawâwi, sebagaimana dilakukan oleh Ibn Kâtib al Shûfi yang menghatamkan empat kali di siang hari dan empat kali dimalam hari. Lihat al Nawawi, 8 h. 85 86. 87 Mannâ‘ al Qattân, h. 22. Menghafal al Quran memiliki kedudukan yang tinggi sekali dalam Islam, hal itu dapat difahami dari kedudukan al Quran, keutamaan membaca dan yang terpenting adalah berkhidmat kepada agama Allah dalam rangka memelihara kelestarian dan kemurniaan sumber utama ajaran agama ini sehingga pada gilirannya agama ini tetap sampai akhir masa. Dalam memperkuat urgensi al Quran, para ulama merumuskan hukum menghafal al Quran, yaitu . 88 Tentang ini imâm al Nawâwi mengatakan: F artinya merealisasikan suatu perintah yang telah dilakukan sebagian atau minimal tiga orang, sehingga hal itu dapat menggugurkan beban orang yang lain, artinya jika menghafal al Quran telah dilakukan satu orang atau lebih, maka kewajiban itu menggugurkan beban masyarakat lain yang terdapat di suatu kaum, seperti pelaksanaan salat jenazah. 89 kewajiban yang bersifat dapat bernilai sangat penting bahkan lebih utama dari , dilihat dari sisi kemaslahatannya, karena orang yang menghafal al Quran, berarti dia menutupi kejelekan suatu kaum, menggugurkan beban dan dosa suatu kaum dihadapan Allah Swt., sedangkan ibadah , , bersifat individual yang menguntungkan dirinya saja. 90 Maka dari sisi maslahat ini, menghafal al Quran sangat penting untuk menggugurkan beban kaum selain juga seorang yang menghafal al Quran akan memiliki kualitas pribadi yang baik. Dalam kajian , 2 al Quran, urgensi menghafal al Quran ditunjukan dengan , al Quran, yaitu keutamaan membaca, + dan memelihara hafalan. Hal ini sering disebutkan Rasul dalam memotifasi sahabatnya, beliau bersabda: ِﻪِﺑﺎﺤﺻﹶﺄِﻟ ﺎﻌﻴِﻔﺷ ِﺔﻣﺎﻴِﻘﹾﻟﺍ ﻡﻮﻳ ﻲِﺗﹾﺄﻳ ﻪﻧِﺈﹶﻓ ﹶﻥﺁﺮﹸﻘﹾﻟﺍ ﺍﻭُﺀﺮﹾﻗﺍ . Bacalah al Quran, karena ia pada hari kiamat nanti akan datang untuk memberikan kepada para pembacanya. 91 motifasi membaca dan menghafal al Quran dibarengi dengan anjuran merawat, menjaga serta memelihara hafalan al Quran karena hafalan al Quran itu cepat sekali hilangnya. Rasulullah Saw. bersabda: 88 Aliallah bin 6Ali Abû al Wafâ, 82 t.tp: Dâr al Wafâ, 2003, cet. ke III, h. 37. 89 Al Nawâwi, 8 t.tp.: Dâr al Kutub al Arabiyyah, t.th., h. 89. 90 Abû al Wafâ, 82 , h. 37. 91 Hadis , riwayat Muslim. Lihat Muslim, juz 4, h. 241. Peliharalah hafalan al Quran, sebab demi dzat yang menguasai jiwa Muhammad, al Quran itu lebih cepat terlepas daripada unta yang terikat dalam ikatannya. 92 Namun, manfaat menghafal al Quran dapat bernilai sangat penting karena sama juga dengan menjaga otentitas sumber agama Islam, maka dalam hal ini ia berkedudukan sangat penting. Dalam konteks memelihara otentitas sumber agama Islam, paling tidak menghafal al Quran dapat disimpulkan dua hal yaitu: pertama, menjaga tradisi al Quran yang ditunjukan dengan ilmu + al Quran, karena kajian ini berkaitan dengan silsilah bacaan al Quran yang bersumber dari imam imam tujuh atau sepuluh. Dari kajian ilmu + ini difahami bahwa menghafal al Quran adalah , atau disebut dengan tradisi yang mengikuti, karena memang al Quran yang dibaca umat Islam kini adalah al Quran yang dibaca Rasulullah, sahabat dan generasi pertama dahulu. Kedua, menghafal al Quran dapat meningkatkan mutu pribadi seorang dan atau masyarakat Islam secara umum 0 1, karena al Quran adalah kitab hidayah yang mencerdaskan. Berikut akan dipaparkan point point urgensi menghafal al Quran ini: 1. Menghafal al Quran dapat menjaga dan otentisitas al Quran. Pemeliharaan al Quran merupakan sebuah keniscayaan yang Allah Swt. jamin, sebagaimana firmannya 2 Sesungguhnya kewajiban Kami menurunkan al Quran dan menjaganya. 93 Dalam usahanya memelihara al Quran, Allah menjadikan orang orang pilihan Nya untuk menghafal dalam hatinya yang mulia dan bersih. Allah Swt. berfirman: §ΝèO uΖøOu‘÷ρr |=≈tGÅ3ø9 tÏ© uΖøŠx sÜô¹ ôÏΒ tΡÏŠt7Ïã óΟßγ÷ΨÏϑsù ÒΟÏ9sß Ï Å¡ø uΖÏj9 Νåκ÷]ÏΒuρ Ó‰ÅÁtFø•Β öΝåκ÷]ÏΒuρ 7,Îy™ ÏN≡uŽöy‚ø9Î ÈβøŒÎÎ « 4 šÏ9≡sŒ uθèδ ã≅ôÒx ø9 玍Î7x6ø9 ∩⊂⊄∪ Kemudian Kitab itu kami wariskan kepada orang orang yang kami pilih di antara hamba hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah, yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. Q.S. Fâtir35:32. 92 + , . Lihat al Bukhâri, juz 3, h. 233 dan Muslim, juz 1, h. 317. 93 Q.S. al Hijr15:9. Memelihara al Quran merupakan atas umat ini sebagai wujud pemeliharaan yang Allah tetapkan teradap al Quran. dalam term hadîts adalah sebuah berita yang diriwayatkan oleh perawi yang banyak disetiap tingkatan dan tidak mungkin mereka berbohong. 94 Urgensi memelihara dalam al Quran dimaksudkan sebagai memelihara jumlah para penghafal al Quran di setiap masa dimana jangan sampai di setiap masa sejarah umat manusia yang tidak menghafal al Quran, mereka menukilkan dari tangan ketangan dan dari hafalan ke hafalan dalam jumlah yang banyak, sehingga setiap huruf al Quran, kalimat, dan bahkan dalam harakat dan sukun sukunnya terpelihara utuh dalam jumlah yang banyak ini. 95 Dengan jumlah penghafal ini, Allah ingin mengamankan al Quran dari usaha usaha adanya . 96 al Quran merupakan perubahan teks teks dan kata kata yang tidak sesuai dengan aslinya. Al Quran sangat jauh sekali dari adanya , karena adanya para penghafal al Quran di setiap masa dalam jumlah yang banyak. Selain , al Quran terpelihara dari kesalahan, kekeliruan, pengurangan dan penambahan huruf huruf terutama dalam proses kodifikasinya. Sebagai data sejarah yang otentik, al Quran dipelihara Allah dengan adanya para penghafal yang jumlahnya . Bacaan yang keliru, salah dan kurang tepat sedikitpun akan 94 Hadis dalam term hadîts yaitu berita yang diriwayatkan dalam setiap tingkatan sanad perawi yang banyak –dalam pandangan akal tidak mungkin jumlah yang banyak ini berbohong dan berbeda beda atas hadis yang diriwayatkan itu. Dari definisi ini ada beberapa syarat hadis mutawatir, pertama maslah jumlah perawi dalam tiap tingkatan, para ulama berbeda pendapat, ada yang mengatakan sepuluh orang, dua puluh, sampai seratus orang, namun pendapat yang umum adalah sepuluh orang. Kedua, jumlah yang banyak ini harus ada ditiap tingkatan tingkatan sanad. Ketiga, mereka yang meriwaytakan hadis ini tidak mungkin berdusta dan berbohong, karena matan hadisnya pasti sama. Keempat, sandaran berita tersebut harus dari hal yang dapat dijangkau indra 3 Lihat Mahmûd al Tahhân, Surabaya: al Haramain, t.th., h. 19 20. juga Jalaluddîn al Suyûti, 6 + 8 Beirut: Dâr al Kutub al Ilmiyyah, 1996, juz 2, cet. ke I, h. 177. 95 Muhammad Hadi Marifat, terjemah: Toha Musawa, Jakarta: al Huda, 2007, cet. ke I, h. 236. 96 sering dilakukan umat Yahudi dan Nasrani atas sumber ajaran mereka. Al Quran menegaskan bahwa: 2 2 , , yaitu sebagian orang Yahudi mengubah perkataan dari tempat tempatnya. Sedangkan umat Nasrani lebih parah lagi, mereka berlebih lebihan dalam persoalan agama, yaitu menganggap al Masîh 6Isa putra Maryam sebagai Tuhan. ini sering dilakukan umat dahulu karena beberapa sebab, pertama, para ulama dan pendeta Yahudi dan Narani tidak menjaga amanah ini dengan sebaik baiknya al Maidah5: 44, akibatnya mereka mengubah seenaknya ketentuan ketentuan agama, seperti mengubah hukum zina, sifat sifat nabi, pembalasan amal perbuatan manusia dan ketentuan ketentuan agama lain. Kedua, merekamereka mengubah firman firman Allah karena tidak sesuai dengan keinginan mereka. Al Quran siratkan dengan setiap rasul yang datang pada mereka yang tidak sesuai dengan keinginan mereka, sebagian kelompok mendustakan dan sebagian lainnya membunuh. Q.S. al Maidah5:70. Lihat Fakhruddîn al Râzî, Beirut: Dâr al Nasyr, t.th., juz 1, h. 1120.