Perkembangan Strategi Kerjasama ASEAN

PBB dan lembaga khususnya , Interpol dan lembaga lainnya untuk mem erangi kejahatan transnasional. Disamping itu, dipandang perlu kerjasama dan koordinasi lebih dekat dengan Badan - badan ASEAN lainnya seperti and , , , dalam penyelidikan, penangkapan dan rehabilitasi. Dan yang lebih penting lagi, ASEAN memandang penting peranan organisasi non - pemerintah dalam kerjasama pencegahan penyalahgunaan narkoba serta kerjasama rehabilitasi terhadap korban penyalahgunaan narkoba. Organisasi non - pemerintah yang secara internasional bergerak dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba antara lain IFNGO. 1 1 6 Keberadaan organisasi non-pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat Indonesia di dalam federasi ini diwakili oleh organisasi BERSAMA Badan Kerjasama Pembinaan Warga Tama. Organisasi ini berfungsi sebagai forum kerjasama bagi seluruh organisasi atau lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang pencegahan penyalahgunaan narkotika serta organisasi atau lembaga yang bergerak dalam bidang penyembuhan korban penyalahgunaan narkoba. Dari kebijakan ASEAN dalam melakukan kerjasama tersebut 116 h. 8. Colombo Plan Bureau ASEAN Law Ministers Attorneys -General ASEAN Chiefs of National Police ASEAN Finance Ministers Director -General of lmigration dan Director -General of Customs International Federation of Non -Government Organizations for Drugs and Substances Abuses Ibid yang telah di terangkan di atas dapat di gambarkan dalam tabel di bawah ini : No. Pertemuan Kerjasama Hasil Kerjasama 1. Manila, Philipina 26 Juni 1976 Di tandatanganinya 2. Pada tahun 1981 Di bentuk 3. Pada sidang tahunan yang ke- 8 di Jakarta tahun 1984 mengubah namanya Menjadi ASOD 4. Pada sidang ASOD yang ke- 17 Oktob er 1994 Menghasilkan rencana kegiatan meliputi empat kegiatan utama: pendidikan pencegahan penyalahgunaan narkoba, perawatan dan rehabilitasi, pemberdayaan dan penelitian. 5. Pada pertemuan AMM Juli 1998 Kerjasama ASEAN ini difokuskan pada empat bidang kegiatan: - - - Tabel IV.1.3.1 Pekembangan Kebijakan kerjasama ASEAN dalam menangani masalah Drugs Trafficking ASEAN Ministerial Meeting ASEAN Declaration of Principles to Combat the Abuse of Narcotic Drugs ASEAN Ministerial Meeting ASEAN Drugs Experts ASEAN Drugs Experts ASEAN Senior Officials on Drug Matters ASEAN Plan of Action Drugs Abuse Control Join Declaration for A Drug -Free ASEAN - preventif education treatmen and rehabilitation, law enforcement,and research 6. Pada tanggal 1 Maret 1997 menand atangani Persetujuan ini merupakan bagian dari upaya peningkatan kerjasama ASEAN guna menghadapi realisasi AFTA, tujuannya untuk meningkatkan kerjasama dalam memerangi perdagangan narkoba. 7. Pada tanggal 20 Desember 1997 Untuk memperjelas arah kebijakan dalam merealisasikan visi ASEAN. Di tandatanganinya dan menghasilkan keputusan ASEAN berupa pendekatan komprehensif untuk melawan kejahatan transnasional. 8. Pada sidang AMMTC ke 2 Juni 1999 di Myanmar Menetapkan mekanisme dan kegiatan untuk menambah upaya Negara anggota ASEAN untuk memerangi kejahatan transnasional pada level nasional. 9. Pada tanggal 24-25 Juli di Manila 1998 Joint Cmmunique the 31 st ASEAN Ministerial Meeting AMM Ditandatanganinya Treaty of Amity and Cooperation TAC Penerapan prinsip non intervensi. 10. KTT IX ASEAN di Bali 2003. Menciptakan komunitas keamanan yang terintegrasi dimana tidak ada lagi hubungan kekerasan berskala besar diantara anggotanya Deklarasi Bali Concord II 2003 - ASEAN Security Community - ASEAN Sosio Cultural Community - ASEAN Economic Community ASEAN Finance Ministerial meeting ASEAN Agreement on Custom The ASEAN Minister of InteriorHome Affairs ASEAN Declaration on Transnational Crime ASEAN Plan Of Action to Combat Transnational Crime 11. Pada KTT ASEAN ke- 10 di Laos tahun 200 4 Disepakati VAP Salah satu intinya menegaskan kembali tekad negra- negara anggta ASEAN untuk mewujudkan Kawasan ASEAN Bebas Narkoba 2015. 12. KTT XIII ASEAN di Singapura 2007. Merupakan transformasi ASEAN untuk dapat menjadi organisasi yang lebih efektif dan dinamis serta lebih mengakar ke bawah . - Dita ndatanganinya Piagam ASEAN yang terdiri dari : Pembukaan, 13 Bab dan 55 Pasal 13. Pada sidang ke -30 ASOD, tanggal 30 Oktober 2009 Phnom Penh, K amboja Indonesia dengan negara anggota ASEAN mengesahkan 2009 - 2015 tersebut merupakan suatu komitmen kuat ASEAN dalam memerangi bahaya Narkoba dan merupakan wujud implementasi serta merupakan indikator kualitatif 2015. 14. Pada sidang ke -31 ASOD, tanggal 13 Oktober 2010 di Jakarta Pertemuan telah menyepakati tiga hal dasar sebagai pelaksanaan - - , dan - Pertemuan ASOD ini juga telah menyepakati untuk meneruskan kerjasama ACCORD Sumber: Data diperoleh dari hasil wawancara dengan Nindasari Utomo Direktorat Kerjasama Fungsional ASEAN Kementrian Luar Negeri Indonesia 25 Januari 2011 Vientiane Action Programme people center organization ASOD Work Plan on Combating Illicit Drug Manufacturing Trafficking and Abuse Worl Plan ASEAN Socio Cultural Blueprint Element B6. Ensuring a drug -free ASEAN Drugs Free priori ty benchmark ASOD Work Plan illicit manufacturing and trafficking of drugs and drug -relate crime the prevalence of illicit drug use illicit crop cultivation ASEAN -China Cooperative Operations in Response to Dangerous Drugs

IV.2 Implementasi Kerjasama dalam Menangani Masalah Narkotika dan Obat

-obatan Terlarang di Indonesia Implementasi kerjasama dalam menangani masalah narkoti dan obat- obatan terlarang khususnya di Indonesia ini sangat penting untuk diketahui, karena dari implementasi ini dapat diketahui bagaimana upaya Indonesia dalam menangani masalah obat - obatan terlarang. Dari implementasi kerjasama ini juga akan diketahui sejauhmana efektifitas kerjasama ASEAN dalam mengurangi di Indonesia. Salah satu solusi yang efektif untuk mengatasi masalah narkotika dan obat - obatan terlarang di Indonesia adalah dengan ditingkatkanya penegakan hukum secara tegas dan konsisten. Situasi narkoba di Indonesia yang semakin memperihatinkan membuat pemerintah berusaha keras untuk mewujudkan Indonesia Bebas Narkoba 2015 dengan berbagai langkah dan tindak pencegahan dengan program pedoman pencegahan pemberantasan dan peredaran gelap narkoba. Kemudian BNN telah menetapkan visi “Terwujudnya Masyarakat Indonesia Bebas dari Penyalahgunaan Narkoba dan Peredaran Gelap Narkoba Tahun 2015” visi ini selaras atau sebagai wujud komitmen dari negara - negara ASEAN yaitu “ASEAN Bebas Narkoba 2015”. 117 Badan yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden No.17 tahun 2002, Badan Narkotika Nasional mempunyai misi dan tugas pokok serta fungsinya yaitu dengan mengkoordinasikan instansi pemerintah terkait 117 Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, ADVOKASI Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba. 2009. h. 107 . drugs trafficking law enforcement dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan dibidang ketersediaan, pencegahan dan pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, precursor dan bahan adiktif lainya serta mengoprasionalkan satuan tugas - tugas melalui komunikasi, informasi dan edukasi, pengadilan dan pengawasan, penegakan hukum, treatment dan rehabilitasi untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang bebas dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba tahun 2015. 118 Implementasi dalam mewujudkan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, diarahkan pada prioritas kegiatan: a. Dalam pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba dilakukan dengan pendekatan komprehensif multidimensial. b. Membangkitkan dan memberdayakan segala potensi masyarakat, bangsa dan negara untuk bersatu padu membangun komitme menyatakan perang terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. c. Pelibatan segenap potensi masyarakat, bangsa dan negara diarahkan untuk membangun daya tangkal dan daya cegah berbasiskan masyarakat. d. Menghilangkan pandangan bahwa penyalahgunaan narkoba merupakan aib keluarga dan menjadikan konsep sebagai musibah yang harus dicegah dan disembuhkan melalui proses treatment dan rehabilitasi. e. Pelibatan media massa, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat dibutuhkan dalam upaya - upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. 118 h. 108 . Ibid. f. Pembangunan dan pengembangan sumber daya manusia, sarana dan prasarana sangat diperlukan dlam upaya meningkatkan profesionalisme. g . Pelaksanaan penegakan hokum harus dilakukan secara tegas sungguh- sungguh konsisten sesuai dengan ketentuan perundang - undangan dan peraturan-peraturan yang berlaku. h. Melakukan penelitian dan pengembangan sebagai basis pelaksanaan program pemberantasan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkoba P4GN serta pembangunan system pelayanan informasi berbasiskan teknologi. i . Melaksanakan kerjasama internasional baik bilateral dan multilateral dalam upaya - upaya pencegahan pemberantasan maupun treatment dan rehabilitasi. Khusus untuk masalah hubungan dan kerjasama di kawasan ASEAN sudah terjalin sangat baik, dimana dalam forum seperti ASOD , ACCORD ASEAN- Operations dan forum - forum lainya telah menunjukkan komitmen dan upaya yang kuat untuk mewujudkan “ASEAN Bebas Narkoba Tahun 2015”. Peran serta masyarakat ini sangat penting seperti keterlibatan mas yarakat yaitu organisasi kemasyarakatan, organisasi sosial, dan keluarga. hal ini sudah cukup baik, akan tetapi masih terbatas di kota - kota besar, sementara itu berbagai fakta menunjukkan narkoba sudah masuk pedesaan, oleh karena itu sosialisasi tentang bahaya narkoba harus menyentuh ke lapisan masyarakat bawah. Bidang penegakan Hukum juga tidak kalah penting, hal ini masih terdpat berbagai kelemahan, dari aspek regulasi belum iki UU tentang ASEAN Senior Officials On Drugs Matters China Cooperative in Response to Dangerous Drugs