Perkembangan Kerjasama ASEAN Kebijakan ASEAN dalam Menangani Masalah Narkotika dan obat- obatan terlarang
                                                                                pendidikan  untuk  pencegahan  penyalahgunaan  narkoba,  perawatan
dan
rehabilitasi, pemberdayaan dan penelitian.
1 0 0
Dibidang
pendidikan dan  informasi  pencegahan,  beberapa workshop  tentang  pendidikan  mengenai  obat
-
obatan  terlarang  bagi para  guru  dan  penyusun  kurikulum  serta  riset  komparatif  mengenai
pendidikan  pencegahan.  Hal  ini  telah  diselenggarakan  kegiatan kerjasama dalam pemberdayaan hukum mencakup pertukaran personel
pemberdayaan  hukum,  penyelenggaraan  program  training  dengan bantuan  lembaga  internasional  dan  pertukaran  informasi  mengenai
trends,  modus  operandi  dan  jalur  perdagangan  obat
-
obatan  terlarang. Negara
-
negara  anggota  ASEAN  telah  melakukan  pertukaran  secara regular  personel  termasuk  dalam
hal perawatan
dan  rehabilitasi  pada tingkat operasional.
Pelaksanaan  program
-
program  tersebut  diaatas  juga  ditunjang oleh  empat  pusat  training  yang  terdapat  di
negara
- negara ASEAN
masing
-
masing
adalah: Bangkok,
Manila, Kualalumpur,  dan
Singapore.
1 0 1
100 101
ASEAN
1996
-1998,  ASEAN  Secertariat November 1995. h.
3.
ASEAN  Training  Centre  for  Narcotics  Law Enforcement
ASEAN Training Centre for Preventive Drug Education
ASEAN  Training  Centre  for  Treatment  and Rehabilitation
ASEAN  Training  Centre  for  the Detection of Drugs in Body Fluids
Ibid Drug  Abuse  Control,  medium-
term programme
ASOD
memiliki tugas antara lain
adalah
:
1 0 2
a. Menyelaraskan  pandangan,  pendekatan  dan  strategi  dalam menangani  masalah  narkotika  dan  obat
-
obatan  terlarang  dan  cara memberantas peredarannya di wilayah ASEAN
b.
Mengkonsolidasikan
serta memperkuat
upaya
bersama
, terutama
dalam  masalah  penegakan  hukum,  penyusun  undang
-
undang,
upaya-
upaya  preventif melalui  pendidilkan,  penerangan  kepada
masyarakat. c.
Melaksanakan sebagaimana  telah  disetujui  dalam  pertemuan
Ke-
8 di Jakarta tahun 1984.
d.
Melaksanakan  pedoman  mengenai  bahaya  narkotika  yang  telah ditetapkan  oleh  “
”  dimana  negara
-
negara  anggota  ASEAN  telah berpartisipasi secara aktif.
e.
Merancang,  melaksanakan,  memonitor  serta  mengevaluasi  semua program dalam menanggulangi masalah narkotika ASEAN.
f. Mendorong partisipasi dan kerjasama dengan pihak ke tiga dalam
usaha pemberantasan peredaran gelap narkotika.
g
. Meningkatkan  upaya  kearah  tercapainya  ratifikasi,  aksesi  dan pelaksanaan semua ketentuan PBB yang berkaitan dengan masalah
bahaya narkotika.
Diantara sejumlah tujuan
yang  di  utarakan  terdapat  penetapan kawasan Asia Tenggara yang bebas narkoba. Ukuran kerjasama untuk
mengatasi  masalah  yang  hanya  dapat  dipecahkan  secara  regional termasuk  kejahatan  internasional  untuk  merealisasikan    isi  tersebut.
Sejumlah badan dalam ASEAN terlibat baik secara  langsung maupun
102
Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN, Deplu RI. Loc.cit h.
173-
174.
ASEAN  policy  and  Strategies  on  Drug  Abuse Control
ASEAN Drug Experts
International  Conference  on  Drug  Abuse  and Illicit  Trafficking
tidak langsung, melakukan perumusan kebijakan dan inisiatif melawan kejahatan  internasional  tersebut.  Kebijakan  ini  meliputi
AMMTC,
AFMM,
ASEANAPOL,  dan
ASOD
. Realisaasi  kerjasama  ASEAN  di  bidang  penanggulangan
transnational  crime  dimulai  pada  saat  diselenggarakanya  sidang  ke-1 para Menteri Dalam negeri ASEAN  yang bertanggungjawab terhadap
masalah  kejahatan  transnational pada
Desember  1997  di  Manila.  Pertemuan  tersebut  menghasilkan yang menegaskan tekad
ASEAN  untuk  mengadopsi  suatu  pendekatan  komprehensif  guna memerangi  kejahatan  lintas  batas  melalui  kolaborasi  regional  yang
lebih baik dan dengan meningkatkan kerjasama
internasional
.
1 0 3
Selanjutnya  pada  sidang  yang  ke-2  AMMTC,  Juni  1999  di Myanmar, mesahkan
.  Rencana  aksi  tersebut  antaralain  berisi  mekanisme  dan berbagai  kegiatan  guna  memperluas  upaya  negara
-
negara  anggota ASEAN  untuk  memberantas  kejahatan  transnational  pada  level
nasional,  bilateral  hingga  dimensi  regional,  serta  memperkuat
103
ASEAN  Declaration  on  Transnational  Crime,  The  First  ASEAN  Conference  on Transnational Crime Manila on 18
-12 December 1997
ASEAN ministerial  meeting  on  Transnational  Crime
ASEAN Finance  Ministers  Meeting
ASEAN  Chiefs  of  National Police
ASEAN  Senior  Officials  on  Drugs Matters
The  First  meeting  of  ASEAN Ministers  of  InteriorHome  Affairs  on  Transnatinal  Crime
the ASEAN Declaration on Transnational Crime
ASEAN Plan of Action to Combat Transnational Crime
komitmen dan kapasitas regional guna melaksanakan upaya yang telah
diperluas
tersebut. ini meletakan
suatu
strategi regional
yang
kohesif untuk memberantas kejahatan transnasional dan meliputi pertukaran  informasi,  kerjasama  dalam  bidang  pemberdayaan  hukum
dan  undang
-
undang,  kapasitas  lembaga,  pelatihan  dan  kerjasama ekstra  regional sebagai  kunci  kegiatan.  Upaya  regional  ini  akan
melengkapi  dan  mendukung  upaya  bilateral  yang  dilaksanakan  oleh negara anggota ASEAN.
1 0 4
Pada sidang pertama, pada tanggal  1
Maret  1997  di  Thailand,  telah  ditandatanganinya .  Persetujuan  ini  merupakan  bagian  dari  upaya
peningkatan  kerjasama  ASEAN  guna  menghadapi  realisasi  AFTA, bertujuan  meningkatkan  kerjasama  dalam  menangani  masalah
narkotika  dan  obat
-
obatan  terlarang,  dan  akan  memfalisitasi  dana sebagai  upaya  bersama  untuk  menangkal  penyelundupan  dan
pengawasan
masyarakat.
105
Dibentuknya ASEANAPOL
yang  merupakan  forum  kepala  kepolisian  dan  berbagai  negara ASEAN  patut  untuk  bekerja    dalam  hal  pencegahan,  pemberdayaan
dan  aspek  operasional  kerjasama  melawan  kejahatan  transnasional. ASEANAPOL  telah  secara  aktif  terlibat  dalam  pertukaran
penge
tahuan  dan  kemampuan  dalam  hal  kebijakan  pemberdayaan,
104
ASEAN Plan of Action on Drugs Abuse Cntrol, ASEAN Secretariat, January,
1995 h. 21.
105
Direktorat Jendra Kerjasama ASEAN, Deplu RI. Loc.Cit h 11
Plan of Action
ASEAN Finance Ministers ASEAN  Agreement
on  Customs
ASEAN Chiefs of National Police
hukum,  pengadilan  penjahat,  dan  kejahatan  transnasional  atau internasional.  Badan  ini  telah  menetapkan  tiga  komisi  ad
-
hoc  dalam menangani  perdagangan  narkoba,  perdagangan  senjata,  kejahatan
ekonomi  dan  finansial,  kejahatan  kartu  kredit,  ekstradisi  dan penyerahan tersangka pelaku krim inal. Badan
ini
juga telah mengambil
inisiatif untuk memerangi bentuk baru kejahatan transnasional, seperti pemalsuan  dokumen  perjalanan,  pemalsuan  pengiriman  barang,  dan
ba
jak laut. Institusi yang merupakan forum kerjasama antar kepolisian nasional  dari  negara
-
negara  ASEAN  telah  mengembangkan  suatu sistem database yang memungkinkan negara
-
negara anggotanya untuk saling  bertukar  informasi  secara  cepat  dan  aman.  Disamping  itu
diharapkan dapat pula menyediakan berbagai sarana lebih  lanjut guna mengakses sistem komputer pada Sekertariat Jenderal IN  ERPOL.
1 0 6
ASEAN telah
mengupayakan kegiatan
kerjasama pengembangan
dalam pencegahan
dan rehabilitasi
narkoba, pemberdayaan  wanita  dan  mengatasi  kekerasan  terhadap  wanita  dan
kejahatan eksploitasi seksual terhadap wanita dan anak
-
anak. Dengan perluasan  jenis  kejahatan  transnasional  sebagai  akses          krisis
finansial, ASEAN harus lebih mengintensifkan upaya dalam melawan jenis  kejahatan  tr
ansnasiona
l  tersebut  di  atas.  Upaya  yang
sedang
dilakukan  untuk  membangun  rencana  kerjasama  program  kerja  dan proyek  kegiatan  untuk
mengatasi
kejahatan  transnasional  diharapkan
106
Ibid
akan  menekan  pertumbuhannya  di  wilayah  regional.  ASEAN  pula harus meningkatkan  kerjasama  dengan
yang  telah berperan  secara signifikan dalam  arena  internasional  melawan
kejahatan transnasional.
1 0 7
Dalam
rangka pelaksanaan  tugasnya,  ASOD  mengadakan pertemuan  tiap  tahunnya  guna  membahas  strategi  kerjasama  dalam
menangani
kasus  narkoba.  Luasnya  jaringan  perdagangan  narkoba yang  meliputi  jalur  produksi,  jalur  distribusi,  dan  konsumen
memerlukan  kerjasama  yang  efektif  dan  data  yang  akurat,  dalam upaya  penanggulangannya.  Para  pemimpin  ASEAN telah
menyadari
pentingnya  kerjasama  dengan  negara
-
negara  diluar  ASEAN  dan kerjasama  dengan  masyarakat,  dalam  hal  ini  adalah  organisasi  non
pemerintah dan sektor pribadi.
1 0 8
Pada  pertemuan  ASOD  ke
-
31  yang diadakan  di  Jakarta  ini dihadiri  oleh  103  utusan  delegasi  yang  berasal  dari  10  negara,  yaitu:
Indonesia,  Brunei Darussalam,  Singapura,  Malaysia,  Myanmar, Filipina,  Thailand,  Kamboja,  Laos,  dan  Vietnam.  Dalam         ini
Indonesia menjadi tuan rumah dan dipilihnya kepala Badan Narkotika Nasional sebagai Chairman untuk masa jabatan 2009
-
2010.
1 0 9
107
Report  of  The  Twenty  Third  Meeting  of  The  ASEAN  Senior  Officials  on  Drugs  Matter ASOD. Kualalumpur, Malaysia 14
-
15 October 2002.
108
Organisasi  non-pemerintah  yang  secara  internasional  bergerak  dalam  penceghan, penyalahgunaan  narkoba  adalah
IFNGO.Sedangkan  organisasi  non
-
pemerintah  atau  lembaga suadaya  masyarakat  di  Indonesia  adalah  organisasi  BERS    A  Badan  Kerjasama  Pembinaan
Warga Tama.
109
Laporan  pertemuan  ASEAN  Senior  Official  on  Drug  Matters  ASO  ke  31,  tgl  13-15 Oktober 2010 di Jakarta.
Dialogue Partners
International  Federation  of    non
-
Government  Organizations  for Drugs  and  Substancer  Abuses
Tema
ASOD pada tahun ini adalah ,  atau  dapat diartikan:
semangat kebersamaan merupakan kunci dalam mewujudkan ASEAN Bebas Narkoba  Tahun 2015. Agenda pertemuan akan diawal  dengan
pemilihan dan
untuk  periode  2010
-
2011. Selanjutnya  para peserta  akan  memberikan  laporan  mengenai  hasil-
hasil kegiatan
yang telah
dicapai, terkait
dengan
rekomendasi
pertemuan  ASOD  ke
-
30  tahun  lalu.  Kemudian  dalam ,  para  peserta  akan  saling  berdiskusi
dan
berbagi  pengalaman  di  negara  masing
-
masing,  sesuai  dengan empat bidang prioritas yang ada.
110
Dalam  pertemuan  ASOD  kali  ini,  pihak  Indonesia  juga mendapatkan  kesempatan  untuk  berbagi  pengalaman mengenai
pelaksanaan program AD di propinsi Aceh.
atau pembangunan alternatif bertujuan untuk menekan laju peredaran gelap narkoba, khususnya ganja. Pohon ganja
yang  banyak  ditanam  oleh masyarakat,  diganti  dengan  jenis  sayur- sayuran,  umb
i-
umbian  serta  peternakan  kambing,  yang  dianggap memiliki nilai  ekonomis  dan  produktif.  Melalui  program  yang  telah
dimulai  sejak  tahun  2006  ini  diharapkan  masyarakat  Aceh  tidak lagi bertanam  dan  memperdagangkan  ganja  secara  gelap,  sehingga  dapat
membantu akselerasi
program Pencegahan,
Pemberantasan
110
The Spirit of Partnership is the  Key  to  Achieve  a  Drug
-Free  ASEAN  2015
Chairman Vice
-Chairman
working  group  sessions
Alternative Development Alternative development
Ibid.
Penyalahgunaan  dan  Peredaran  Gelap  Narkoba  dalam  mewujudkan Indonesia Bebas Narkoba Tahun 2015.
111
Dari  uraian  di  atas  diketahui  bahwa  perkembangan  kerjasama ASEAN  dalam  menanggulangi  lalu  lintas  perdagangan  narkob
a,
sebagai  salah  satu  aksi  kerjasama  penanggulangan  kejahatan transnasional telah berlangsung cukup lama, dan telah        lui proses
perluasan  arah  kebijakan  yang  lebih  terpola  dan  terpadu. Perkembangan  kerjasama  ini  terjalin  melalui  berbagai  pertemuan
tingk
at
Kepala  Negara  Kepala  Pemerintahan,  pertemuan  tingkat Menteri  dan  pertemuan  tingkat
serta  pelaksanaan berbagai  program  aksi  yang  melibatkan  instansi  atau  lembaga  dan
pakar terkait dari masing
-
rnasing negara anggota ASEAN. Dari  dimensi  perkembangan  kerjasama  ASEAN  di  atas
diperoleh gambaran tentang program aksi dan strategi ASEAN dalam menangani masalah narkotika dan obat
-obatan terlarang.
Pada
sidang  ke-17  ASOD  tahun  1994  yang  berhasil  disahkan melalui
yang dijadikan sebagai landasan terhadap berbagai perkara maupun kegiatan ASEAN
dalam  mengatasi  masalah  lalulintas  perdagangan  narkoba.  Secara umum,  tujuan  dan  rencana  aksi  ini  adalah  untuk  menciptakan
111
senior  official
ASEAN Plan of Action on Drug Abuse Control
Ibid