33 mempengaruhi ketersediaan nutrisi untuk makrozoobentos dalam suatu perairan.
Menurut Wood 1987, adanya perbedaan ukuran partikel sedimen memiliki hubungan dengan kandungan bahan organik, dimana perairan dengan sedimen
yang halus memiliki presentase bahan organik yang tinggi karena korelasi lingkungan yang tenang yang memungkinkan pengendapan sedimen lumpur yang
diikuti oleh akumulasi bahan-bahan organik dasar perairan. Substrat dasar pada semua lokasi penelitian yaitu pada stasiun 1 berpasir,
sedangkan pada stasiun 2, 3, dan 4 yaitu berbatu dan berpasir. Dari hasil yang didapatkan pada penelitian ini substrat yang cukup baik untuk kehidupan dan
perkembangan makrozoobentos adalah pada stasiun 1, dibandingkan pada stasiun 2,3 dan 4. Substrat dasar suatu perairan merupakan faktor utama yang paling
utama yang memepengaruhi kehidupan, perkembangan dan keanekaragaman makrozoobentos. Menurut Nyabakken 1988, substrat dasar merupakan salah
satu faktor ekologis utama yang mempengaruhi struktur komunitas makrobentos. Penyebaran makrozoobentos dapat dengan jelas berkolerasi dengan tipe substrat.
Makrozoobentos yang mempunyai sifat penggali pemakan deposit melimpah pada sedimen dan sedimen lunak yang merupakan daerah yang mengandung bahan
organik yang tinggi.
4.5 Analisis Korelasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh nilai analisis korelasi keanekaragaman makrozoobentos dengan faktor fisik kimia perairan padaTabel 6.
Tabel 6. Nilai Analisis Korelasi Keanekaragaman Makrozoobentos Dengan Faktor Fisik Kimia Perairan
No Parameter
Nilai Korelasi r
1 Suhu
+0.371 2
Intensitas Cahaya +0.445
3 Penetrasi Cahaya
+0.110 4
pH Air +0.107
5 pH Substrat
+0.840 6
Oksigen Terlarut -0.934
7 BOD5
+0.667 8
Kejenuhan Oksigen -0.885
9 Kadar Organik Substrat
+0.800
Keterangan: + = Korelasi Positif Searah
- = Korelasi Negatif Berlawanan
34 Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa uji analisis korelasi pearson antara faktor
fisik kimia perairan dengan indeks keanekaragaman H’ berbeda tingkat dan arah korelasinya searah. Nilai + menunjukkan korelasi yang searah antara nilai
faktor fisik kimia perairan dengan nilai indeks keanekaragaman yaitu suhu, intensitas cahaya, penetrasi cahaya, pH air, pH substat, BOD5, dan kadar organik
substrat dengan nilai 0.018 – 0.869. Hal ini berarti bahwa semakin besar nilai faktor fisik kimia tersebut, maka akan meningkatkan nilai indeks keanekaragaman
pada batas toleransi yang masih dapat di tolerir. Nilai - menunjukkan korelasi yang berlawanan antara nilai faktor fisik kimia perairan dengan nilai indeks
keanekaragaman, dalam arti bahwa semakin tinggi nilai faktor fisik kimia maka akan semakin rendah nilai indeks keanekaragaman pada kondisi yang masih dapat
ditolerir juga yaitu kejenuhan oksigen. Berdasarkan hasil uji korelasi pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa faktor fisik
kimia yang berkolerasi searah dan berhubungan sangat kuat adalah pH substrat dan kadar organik substrat. pH substrat berkorelasi positif searah terhadap
keanekaragaman makrozoobentos dengan nilai korelasi
+0.840
yang dapat dikategorikan pada korelasi yang sangat kuat
. pH
substrat sangat menentukan keberadaan makrozoobentos. Setiap jenis makrozoobentos memiliki tingkat
toleransi yang berbeda-beda terhadap pH substrat. Apabila pH substrat terlalu tinggi dapat menyebabkan kematian pada makrozoobentos yang menyebabkan
keanekaragaman semakin kecil. Menurut Widiastuti 1983, kisaran pH substrat yang layak bagi kehidupan organisme perairan berkisar antara 6,6 sampai 8,5. pH
substrat akan sangat mempengaruhi morfologi fungsional dan tingkah laku hewan bentik.
Nilai kadar organik substrat berkorelasi positif searah terhadap keanekaragaman makrozoobentos dengan nilai korelasi
+0.800
yang dapat dikategorikan pada korelasi yang sangat kuat
.
Kadar organik substrat merupakan faktor yang penting untuk kehidupan makrozoobentos. Semakin tinggi kadar
organik substrat maka akan semakin banyak keanekaragaman makrozoobentos dan sebaliknya semakin rendah kadar organik substrat maka akan sedikit
keanekaragaman makrozoobentos. Kadar organik su.bstrat sangat mempengaruhi ketersediaan nutrisi bagi kehidupan makrozoobentos.
35
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian yang telah dilakukan mengenai keanekaragaman makrozoobentos di Perairan Danau Toba, Desa Haranggaol, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara
diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a. Makrozoobentos yang didapatkan sebanyak 19 genus, 14 famili, 7 ordo, 5
kelas, dan 3 filum. Kepadatan makroozoobentos tertinggi di stasiun 1 dijumpai pada genus Goniobasis sebesar 45,37 indm², stasiun 2 dijumpai pada genus
Paludestrina sebesar 48,76 indm², stasiun 3 dijumpai pada genus Thiara
sebesar 35,80 indm², dan stasiun 4 dijumpai pada genus Apella sebesar 48,14 indm².
b. Indeks Keanekaragaman H’ makrozoobentos berkisar antara 1,40-1,75 dengan kategori keanekaragaman rendah, indeks keseragaman berkisar antara
0,77-0,92 dengan kategori keseragaman merata. c. Nilai pH substrat dan kadar organik substara berpengaruh sangat kuat terhadap
keanekaragaman makrozoobentos.
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian selanjutnya mengenai makrozobentos sebagai indikator kualitas perairan di Danau Toba, Desa Haranggaol, Kabupaten
Simalungun, Sumatera Utara.