Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank adalah lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan pemberian jasa-jasa lainnya guna meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Peranan bank diantaranya memberikan kredit kepada para nasabah. Pemberian kredit merupakan suatu proses yang membutuhkan pertimbangan analisis yang baik dari pimpinan bank agar kemungkinan terjadinya hal-hal yang merugikan pihak bank dapat dihindari. Pertimbangan dan analisis tersebut sangat dipengaruhi oleh ketentuan dan kebijaksanaan dari kantor pusat bank itu sendiri. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan oleh pihak yang berwenang mengambil keputusan di bank dalam memberikan kredit kepada nasabahnya, diantaranya: kelayakan usaha calon debitur, jumlah kredit yang diminta, tujuan penggunaan kredit, kelayakan usaha calon debitur, bentuk dan nilai jaminan yang diberikan serta beberapa pertimbangan lainnya yang diperlukan. Adapun masalah yang terjadi dalam bidang perkreditan yaitu meningkatnya persentase kredit bermasalah yang sering dikenal dengan istilah Non Performing Loan NPL yaitu kredit yang pembayaran angsuran pokok dan bunganya telah lewat 90 hari atau lebih setelah jatuh tempo atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan dan digolongkan sebagai kredit kurang lancar, diragukan, dan macet. Adapun contoh-contoh kredit yang bermasalah Universitas Sumatera Utara yaitu; kredit yang di dalam pelaksanaannya belum mencapaimemenuhi target yang diinginkan oleh pihak bank, mengalami kesulitan dalam penyelesaian kewajiban-kewajibannya baik dalam bentuk pembayaran kembali pokoknya atau pembayaran bunga, denda keterlambatan, serta ongkos-ongkos bank yang menjadi beban debitur yang bersangkutan, kredit dimana terjadi ketidakpatuhan janji dalam pembayaran kembali sesuai perjanjian sehingga terdapat tunggakan, atau ada potensi kerugian di perusahaan debitur sehingga memiliki kemungkinan timbulnya resiko di kemudian hari bagi bank dalam arti luas. Karena itu dalam pemberian kredit harus dipertimbangkan resiko kredit yang akan terjadi. Kredit bermasalah menggambarkan suatu situasi di mana persetujuan pengembalian kredit mengalami resiko kegagalan, bahkan cenderung menuju atau mengalami rugi yang potensial potential loss. Perlu diketahui adanya anggapan yang salah bahwa kredit bermasalah selalu disebabkan oleh kesalahan debitur. Kredit berkembang menjadi bermasalah dapat disebabkan oleh berbagai hal yang berasal dari debitur, kondisi eksternal, bahkan dari bank pemberi kredit sendiri. Kesalahan bank yang dapat mengakibatkan kredit bermasalah berawal dari tahap perencanaan, tahap analisis, dan tahap pengawasan. Hal-hal yang menjadi penyebab timbulnya kredit bermasalah tersebut perlu disadari oleh bank agar bank dapat mencegah atau menangani dengan baik. Untuk mengendalikan dan mengelola resiko kredit, bank menetapkan dan menjabarkan kebijakan perkreditan secara tertulis sesuai dengan asas perkreditan yang sehat dan penuh kehati-hatian. Pemeriksaan operasional terhadap pemberian kredit sangat penting artinya bagi bank terutama untuk memberikan keputusan Universitas Sumatera Utara apakah nasabah dapat diberikan kredit dan menjamin pembayaran kembali kredit yang telah diberikan, dan untuk memastikan apakah kredit tersebut telah digunakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan disetujui bersama. Pemeriksaan operasional yang kurang baik dalam pemberian kredit dapat menimbulkan akibat yang merugikan misalnya ketidakmampuan nasabah dalam membayar hutang-hutang yang disebabkan masalah ekonomi, atau usaha yang dikelola pailit. Apabila terus-menerus menjadi tunggakan kredit maka pihak bank akan melakukan tindakan pengamanan terhadap kredit yang mengalami kemacetan, misalnya memberikan keringanan berupa perpanjangan jangka waktu pelunasan. PT. Bank Danamon Indonesia Tbk adalah salah satu bank swasta nasional yang turut mengambil bagian dalam perkembangan perekonomian di Indonesia, yaitu dengan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit guna meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Bank Danamon sebagai bank yang tumbuh dan berkembang di Indonesia memiliki komitmen untuk menjadi bank pilihan yang juga mampu memberikan kontribusi positif bagi nasabah khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Melalui program Danamon Simpan Pinjam DSP secara khusus untuk melayani dan membantu mengembangkan usaha berskala mikro dan kecil. Semua produk, proses, kantor cabang dan layanan di DSP dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan pengusaha mikro dan kecil. Dalam perkembangannya PT. Bank Danamon Indonesia Tbk semakin berkembang dan maju yang ditandai Universitas Sumatera Utara dengan banyaknya cabang PT. Bank Danamon Indonesia Tbk di seluruh Indonesia. Melalui kegiatan perkreditan maka bank melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem bagi semua sektor perekonomian. Dari sekian banyak cabang bank yang ada di kota Medan maka peneliti memutuskan mengadakan riset penelitian pada PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, DSP Helvetia. Dalam pemberian kredit, PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, DSP Helvetia tidak terlepas dari masalah kredit macet. Dari uraian di atas, penulis memandang bahwa pemeriksaan operasional memegang peranan penting dalam hal memutuskan persetujuan pemberian kredit dan pengembalian pinjaman oleh debitur. Masalahnya adalah pemeriksaan operasional yang telah dilakukan harusnya dapat mengurangi kredit macet yang ada, tetapi tetap saja PT. Bank Danamon Indonesia Tbk DSP Helvetia tidak lepas dari masalah kredit macet. Berdasarkan penjabaran latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk membuat skripsi yang membahas tentang ”Laporan Pemeriksaan Operasional atas Pemberian Kredit PT. Bank Danamon Indonesia Tbk DSP Helvetia”. Universitas Sumatera Utara

B. Perumusan Masalah