BAB II LANDASAN TEORI
II. A. PERSAHABATAN II. A. 1. Definisi Persahabatan
Auhagen dalam Fraser Burchell, 2004, mendefinisikan persahabatan sebagai hubungan dyadic, personal dan informal, dimana melibatkan hubungan
timbal balik dan adanya saling ketertarikan, yang disengaja, bertahan lama dan positif, dan tidak melibatkan seksualitas.
Menurut Corsini 2002, persahabatan adalah hubungan antara dua orang yang dikarakteristikkan dengan saling ketertarikan dan kerjasama, yang mana di
dalamnya tidak terdapat ketertarikan seksual. Selanjutnya menurut Fehr dalam Brehm, 2002, bahwa persahabatan adalah hubungan yang sifatnya personal dan
suka rela, hubungan ini menyediakan keintiman dan bantuan pertolongan, yang mana dua pihak suka satu sama lain. Basow 1992 menambahkan bahwa di
dalam persahabatan terdapat kepedulian, biasanya saling berbalasan reciprocity, saling menguntungkan, ada rasa percaya, loyalitas, dan kebutuhan.
Berdasarkan uraian di atas persahabatan adalah hubungan antara dua orang atau lebih, yang sifatnya personal dan informal, dan dikarakteristikkan dengan
adanya saling ketertarikan, keintiman, kepedulian, dan juga rasa percaya, serta tidak melibatkan seksualitas.
Universitas Sumatera Utara
II. A. 2. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terbentuknya Persahabatan
Terdapat beberapa faktor yang mendasari terbentuknya sebuah persahabatan Hogg Vaughan, 2002, yaitu:
a. Fisik yang menarik Physical Attractiveness
Individu yang menarik dinilai lebih positif daripada individu yang tidak menarik, bahkan bagi orang-orang yang sudah mengenal mereka.
b. Kedekatan Proximity
Kedekatan menjadi faktor yang berperan pada awal terbentuknya persahabatan. Menurut Festinger dalam Hogg Vaughan, 2002, bahwa individu
akan memilih sahabat yang tinggal lebih dekat dengannya, dibandingkan individu yang tinggal lebih jauh jaraknya. Hal ini dikarenakan kedekatan bisa
menghasilkan keakraban dan individu mengetahui dimana keberadaan sahabatnya saat dibutuhkan. Selain itu, kedekatan juga bisa menumbuhkan harapan untuk
berlanjutnya interaksi yang telah terjalin. c.
Saling berbalasan Reciprocity Saling berbalasan adalah sebuah aturan ”melakukan hal yang sama seperti
yang pernah dilakukan orang lain terhadap diri individu”. Prinsip saling berbalasan ini berbeda antara satu individu dengan individu yang lain, tergantung
pada attachment style, kemampuan menerima umpan balik dan harga diri serta faktor situasi.
d. Persamaan Similarity
Persamaan sikap dan nilai adalah faktor paling penting dalam ketertarikan. Persamaan ini bisa dalam hal penampilan fisik, latar belakang sosial dan
Universitas Sumatera Utara
kepribadian Stevens, dkk, dalam Hogg Vaughan, 2002, sosiabilitas, minat, dan aktivitas waktu luang yang cocok akan semakin memudahkan untuk saling
tertarik Sprecher, dalam Hogg Vaughan, 2002. e.
Kebutuhan melengkapi Need Complementary Winch dalam Hogg Vaughan, 2002, mengungkapkan bahwa individu
akan menilai orang lain atau yang berlawanan bisa memuaskan kebutuhannya dengan baik. Menurut Myers 1996, saling melengkapi merupakan konsep dasar
bahwa adanya perbedaan antar individu bisa dijadikan dasar untuk saling melengkapi satu sama lain.
f. Pengaruh Keterbukaan Effect of Self-disclosure
Keterbukaan diri self-disclosure adalah berbagi informasi tentang perasaan dan pikiran pribadi kepada orang lain. Keterbukaan diri penting dalam keintiman
jangka panjang sebuah hubungan. Menurut Social Penetration Model Taylor Hogg Vaughan, 2002, bahwa individu akan berbagi topik yang lebih pribadi
dengan sahabatnya daripada dengan teman biasa atau orang asing.
II. A. 3. Tahapan Persahabatan