membunuh sel-sel leukemia. Tergantung pada tipe dari leukemia, pasien mungkin menerima suatu obat tunggal atau suatu kombinasi dari dua atau lebih obat-obat.
b. Immunotherapy, dimana treatment-nya telah dievaluasi dan memiliki kesuksesan yang paling banyak. Tipe perawatan ini memperbaiki pertahanan-
pertahanan alami tubuh terhadap kanker. Terapi diberikan dengan suntikan kedalam suatu vena.
c. Stem cell transplantation, beberapa pasien leukemia melakukan transplantasi sel induk. Pencangkokan sel induk dilakukan dengan memberikan pasien
perawatan dengan dosis obat-obatan yang tinggi, radiasi, atau kedua-duanya. Dosis-dosis yang tinggi menghancurkan sel-sel leukemia dan sel-sel darah normal
didalam sumsum tulang. Kemudian, pasien menerima sel-sel induk yang sehat melalui suatu tabung yang lentur yang ditempatkan didalam suatu vena yang besar
pada leher atau area dada. Sel-sel darah baru berkembang dari sel-sel induk yang dicangkokan.
d. Radiotherapy. Terapi radiasi menggunakan sinar-sinar bertenaga tinggi untuk membunuh
sel-sel leukemia. Untuk kebanyakan pasien-pasien, radiasi diarahkan pada limpa, otak, atau bagian-bagian lain dari tubuh dimana sel-sel leukemia telah berkumpul.
II. C. 7. Kondisi Psikologis yang Dialami Penderita Leukemia
Penderita penyakit kronis seperti leukemia dapat mengalami tiga akibat dari penyakit yang dideritanya atau pengobatan yang dijalaninya Radley, 1994,
yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Impairment, yaitu kehilangan atau mengalami abnormalitas fungsi fisiologis
atau anatomis. Misalnya tidak bisa menggerakkan tangan atau tidak bisa berjalan.
b. Disability, yaitu keterbatasan dalam kemampuan untuk mengerjakan suatu
tugas atau untuk menjalankan peran secara normal. Misalnya tidak bisa mandi atau buang air kecil sendiri, tidak bisa bekerja, dan tidak bisa memasak.
c. Handicap, yaitu kerugian yang bersifat sosial berupa perlakuan orang lain
kepada orang dengan impairment atau disability tertentu. Misalnya dikucilkan oleh orang lain.
Ketiga hal di atas dapat mempengaruhi kehidupan penderitanya. Lebih lanjut Charmaz dalam Radley, 1994 menyatakan bahwa ada empat kondisi
psikologis yang dapat dialami oleh orang yang hidup dengan penyakit kronis seperti leukemia yaitu:
a. Kehidupan yang terbatas restricted life. Hal ini terjadi jika seseorang
terpaksa “terpuruk” di rumah, baik karena sakit yang dirasakan maupun pengobatan yang sedang dijalani.
b. Keterasingan sosial social isolation. Hal ini merupakan akibat dari penyakit
seseorang atau pengobatannya sehingga penderita terpaksa tidak dapat melakukan interaksi sosial dengan orang lain atau dapat juga berasal dari
perasaan penderita sendiri bahwa orang lain akan memperlakukan mereka berbeda.
c. Definisi diri yang tidak baik discrediting definition of self. Hal ini terjadi jika
orang lain menunjukkan rasa ingin tahu yang berlebihan, sikap yang tidak
Universitas Sumatera Utara
bersahabat atau rasa tidak nyaman saat berhubungan dengan penderita. Selain itu dapat terjadi jika penderita tidak dapat lagi melakukan pekerjaan yang
sederhana seperti dulu. Keadaan-keadaan ini dapat menjadi sumber meningkatnya penilaian negative terhadap diri sendiri.
d. Merasa menjadi beban bagi orang lain becoming a burden on others. Hal ini
terjadi bila seseorang menderita sakit yang berat sehingga tidak dapat lagi menjalankan tugasnya seperti dulu. Hal ini dapat menimbulkan perasaan tidak
berguna baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
II. D. PERSAHABATAN PADA REMAJA PENDERITA LEUKEMIA