Pelayanan rehabilitasi kesehatan, rehabilitasi sosial, pemulangan, dan

Restitusi adalah pembayaran ganti kerugian yang dibebankan kepada pelaku berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap atas kerugian materil danatau immaterial yang diderita korban atau ahli warisnya. 107 Restitusi atau ganti rugi sebagai suatu pemberian yang harus diberikan pelaku terhadap korban akibat kejahatan yang telah dilakukannya biasanya berupa sejumlah uang yang merupakan denda atas tindak kejahatan yang telah dilakukannya terhadap korban. 108 Dalam pasal 48 Bab V Undang-undang Anti Trafiking disebutkan bahwa pelaku kejahatan perdagangan orang harus memberikan restitusi kepada korban berupa ganti kerugian atas beberapa hal, yaitu karena korban kehilangan kekayaan atau penghasilan, atau karena korban telah mengeluarkan biaya untuk perawatan medis danatau psikologis, danatau, karena korban mendapat kerugian lain yang dideritanya akibat tindak pidana perdagangan orang ini. Namun mengenai tata cara pelaksaan pemberian restitusi ini dilakukan oleh pelaku setelah adanya putusan pengadilan yang mengadili masalah tindak pidana perdagangan orang tersebut. Restitusi tersebut diberikan dan dicantumkan dalam amar putusan pengadilan, yang dilakukan dalam jangka waktu selama 14 hari terhitung sejak diberitahukannya putusan pengadilan tersebut yang telah memiliki kekuatan hukum tetap BHT. 109

3. Pelayanan rehabilitasi kesehatan, rehabilitasi sosial, pemulangan, dan

reintegrasi sosial 107 Ibid, h. 5. 108 Jurnal Perempuan, Hukum Kita Sudahkah Melindungi, h. 36. 109 Tim Fokus Media, Undang-undang No.21 tahun 2007, h. 19-20. Kata “rehabilitasi” pada dasarnya merupakan istilah dari bidang medis. Namun pada perkembangannya, istilah tersebut kemudian di pergunakan pula dalam bidang-bidang sosial lainnya seperti kriminologi, psikologi, dan kesejahteraan sosial. Rehabilitasi merupakan suatu usaha pemulihan kepada kedudukan yang dahulu, perbaikan anggota tubuh yang cacat, dan sebagainya atas individu misal pasien rumah sakit, korban bencana supaya menjadi manusia yang berguna dan memiliki tempat di masyarakat. 110 Sedangkan dalam Ensiklopedia Ilmu-ilmu Sosial, rehabilitasi adalah suatu usaha yang menawarkan optimisme dan harapan yang terkait dengan semangat kemanusiaan yang kuat untuk membantu memperoleh kesembuhan dan hidup yang lebih baik. Rehabilitasi dilakukan oleh para tenaga professional, seperti dokter, psikolog, kriminolog, dan pekerja sosial. 111 Departemen Sosial Republik Indonesia mengungkapkan bahwa rehabilitasi merupakan proses refungsionalisasi dan pemantapan taraf kesejahteraan sosial untuk memungkinkan para penyandang masalah kesejahteraan sosial agar mampu melaksanakan kembali fungsi sosialnya dalam tata kehidupan dan pernghidupan bermasyarakat dan bernegara. 112 Undang-undang Anti Trafiking memberikan definisi tentang rehabilitasi sebagai suatu usaha pemulihan dari gangguan terhadap kondisi fisik, psikis, 110 Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka Depdiknas, 2002, Edisi Ke-3, h. 940. 111 Adam Kuper dan Jessica Kuper, Disability Ensiklopedia Ilmu-ilmu Sosial Edisi Ke-2 Terjemahan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000, h. 913-914. 112 Adam Kuper dan Jessica Kuper, Pola Pembangunan Kesejahteraan Sosial, Jakarta: Depsos RI, tt., h. 3. dan sosial agar dapat melaksanakan perannya kembali secara wajar baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat. 113 Rehabilitasi yang diatur dalam Undang-undang Anti Trafiking ini, mencakup berbagai hal antara lain yaitu rehabilitasi dalam bidang kesehatan, rehabilitasi sosial, pemulangan, dan reintegrasi sosial yang diperoleh dari pemerintah. Pemberian rehabilitasi ini dilakukan apabila perempuan korban trafiking tersebut mengalami penderitaan, baik penderitaannya itu berupa penderitaan fisik maupun penderitaan psikis. Masalah rehabilitasi ini secara rinci disebutkan dalam Undang-undang No. 21 Tahun 2007, pasal 51 sampai dengan pasal 55. 114 Adapun tata cara yang harus dilakukan oleh korban untuk memperoleh hka rehabilitasi tersebut adalah dengan terlebih dahulu korban atau keluarga atau temannya, atau kepolisian, atau relawan pendamping, atau pekerja sosial melaporkan peristiwa tersebut ke pihak kepolisian, kemudian mengajukan permohonan rehabilitasi kepada menteri atau instansi terkait yang menangani masalah tersebut Pasal 51 ayat [1] dan [2]. Setelah pengajuan permohonan rehabilitasi tersebut diterima oleh menteri atau instansi berwenang lainnya, selanjutnya paling lambat 7 hari sejak diajukannya permohonan itu, maka korban berhak mendapatkan rehabilitasi, baik rehabilitasi itu berkaitan dengan kesehatan, sosial, pemulangan, maupun reintegrasi sosial Pasal 52 ayat [1]. Akan tetapi, jika korban perdagangan orang mengalami trauma akibat peristiwa yang menimpanya, maka pemerintah baik di tingkat pusat maupun 113 Undang-undang No. 21 Tahun 2007, h, 5. 114 Adam Kuper dan Jessica Kuper, Pola Pembangunan kesejahteraan Sosial. h. 21-22. daerah harus membuat sebuah rumah perlindungan sosial atau pusat trauma bagi korban Pasal 52 ayat [2]. Namun jika korban perdagangan orang ini berada di luar negeri, maka bentuk rehabilitasi yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan cara memulangkannya ke Indonesia melalui Perwakilan Pemerintah Republik Indonesia di negara tempat korban berada. Begitu pula sebaliknya, jika ada seorang warga negara asing WNA menjadi korban perdagangan orang maka pemerintah Indonesia akan memulangkan korban tersebut ke negara asalnya Pasal 54 ayat [1], [2], dan [3].

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM

MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEREMPUAN KORBAN PERDAGANGAN TRAFIKING DALAM UNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 2007

A. Perlindungan Hukum Terhadap Korban dalam Hukum Islam

Perlunya diberikan perlindungan hukum pada korban kejahatan secara memadai tidak saja merupakan isu nasional, tetapi juga internasional. Oleh karena itu, Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamiin datang membawa misi untuk melindungi hak-hak seorang manusia, terutama terhadap hak-hak mereka yang menjadi korban dari suatu tindak kejahatan. Di antara bentuk-bentuk perlindungan hukum terhadap korban kejahatan dalam Islam yaitu perlindungan hukum terhadap korban pembunuhan dan perlindungan hukum terhadap korban pelecehan seksual. Berikut ini penjelasan mengenai kedua bentuk perlindungan tersebut.

1. Perlindungan Hukum Terhadap Korban Pembunuhan

Pembunuhan adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang danatau beberapa orang yang mengakibatkan seseorang danatau beberapa orang meninggal dunia. 115 Pembunuhan tersebut dapat dikelompokkan dalam tiga bagian yaitu pembunuhan sengaja, pembunuhan tidak sengaja, dan pembunuhan semi sengaja. 115 Zainuddin Ali, Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2007, Cet. Ke-1, h. 24.

Dokumen yang terkait

Tinjauan tentang pelaksanaan perlindungan hukum terhadap anak korban kekerasan pencabulan menurut undang undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak

0 7 62

PENULISAN HUKUM / SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEREMPUAN DI BIDANG KEWARGANEGARAAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 12 TAHUN 2006 DI YOGYAKARTA.

0 3 12

PENDAHULUAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEREMPUAN DI BIDANG KEWARGANEGARAAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 12 TAHUN 2006 DI YOGYAKARTA.

0 2 19

PENUTUP PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEREMPUAN DI BIDANG KEWARGANEGARAAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 12 TAHUN 2006 DI YOGYAKARTA.

0 3 4

ANALISIS HUKUM MENGENAI PERKAWINAN FASID MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO.1 TAHUN 1974.

0 0 2

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI RAFA SEORANG ISTRI TERHADAP SUAMI MENURUT HUKUM ISLAM DIKAITKAN DENGAN KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1974.

0 0 2

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG KHUSUSNYA ANAK DAN RELEVANSI TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM KORBAN TRAFFICKING DI SURABAYA.

0 6 69

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

0 2 122

PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN - Raden Intan Repository

0 0 154

STUDI TENTANG TINDAK PIDANA PERDAGANGAN MANUSIA MENURUT KUHP, UNDANG-UNDANG RI NO.21 TAHUN 2007 DAN HUKUM ISLAM

0 0 73