Pencegahan perdgangan orang Penanggulangan masalah perdagangan orang

juga dapat menimbulkan masalah sosial bagi korban. Mereka yang menjadi korban perdagangan orang telah kehilangan hak sebagai manusia dan jatuh dalam kehidupan yang tidak manusiawi US. Dept. of State, Trafficking in Person Report , 1998. 6. Perlunya biaya yang besar untuk memulihkan korban perdagangan orang. Meningkatnya kejahatan perdagangan orang, membuat harga ekonomi dan politik yang harus dibayar terlalu besar, apalagi jika ditambah untuk biaya pemulihan korban perdagangan, sementara jika mereka dibiarkan, hal ini berarti bertentangan dengan pembangunan sumber daya manusia Irwanto, Farid dan Anwar 1998.

3. Penanggulangan masalah perdagangan orang

a. Pencegahan perdgangan orang

Berdasarkan Keputusan Presiden No. 88 Tahun 2002 sebagai usaha untuk menghapuskan tindak kejahatan perdagangan orang, maka dibentuklah sebuah Gugus Tugas Penghapusan Perdagangan Trafficking Perempuan dan Anak yang anggotanya terdiri dari berbagai instansi pemerintah, LSM, swasta dan media massa. Sedangkan yang bertindak sebagai Ketua Pelaksananya adalah Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan. 83 83 Ibid, h. 16. Upaya-upaya pemerintah dalam mencegah terjadinya perdagangan orang tersebut dilakukan dengan berkoordinasi secara bersama-sama oleh masing-masing departemen terkait yang telah ditunjuk oleh pemerintah. 84 Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, memiliki tugas untuk memberikan pengarahan dan mengendalikan penghapusan tindak perdagangan orang khususnya perempuan dan anak; bersama Kementerian Luar Negeri dan sektor terkait, mengadakan perjanjian bilateral untuk penghapusan perdagangan orang; mengadakan koordinasi sosialisasi penghapusan perdagangan orang dan pengembangan prototip model sosialisasi dalam bentuk iklan layanan sosial; memfasilitasi dengan penyediaan dana untuk mendesak pemulangan korban serta penindakan hukum pelaku perdagangan orang. Pemerintah menugaskan Kementerian Pemberdayaan Perempuan untuk menggiatkan focal point penghapusan perdagangan orang khususnya perempuan dan anak. Sementara itu, Departemen Dalam Negari ditugaskan untuk melakukan pengawasan control terhadap aparat dalam proses pengeluaran identitas kependudukan dan pembinaan kependudukan. Selain ketiga departemen di atas, Departemen Pendidikan Nasional juga mendapatkan tugas untuk mencegah terjadinya perdagangan orang. Adapun tugas tersebut adalah dengan meningkatkan kompetensi masyarakat yang beresiko menjadi korban melalui pendidikan agar calon 84 Ibid, h. 16-17. korban tidak mudah tertipu dengan pekerjaan dan iming-iming gaji yang tinggi oleh para calo. Departemen Agama, mendapatkan tugas untuk melakukan sosialisasi pencegahan perdagangan orang dan rehabilitasi korban dengan pendekatan dari segi moral keagamaan. Departemen Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, diberikan tugas untuk memberikan sosialisasi pencegahan pedagangan orang terutama kepada calon pengguna user dan pengendalian modus perdagangan orang untuk wisata seks. Kementerian Komunikasi dan Informasi, bertugas untuk memberikan sosialisasi pencegahan perdagangan orang. Badan Narkotika Nasional, ditugaskan untuk melakukan sosialisasi pencegahan perdagangan orang yang berkaitan dengan masalah peredaran narkoba. Badan Pusat Statistik, bertugas untuk menyediakan data-data kependudukan yang berkaitan dengan penghapusan perdagangan orang. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, bertugas untuk meningkatkan usaha-usaha pengembangan sentra-sentra produktif di pedesaan untuk menyerap tenaga kerja termasuk perempuan. Departemen Perindustrian dan Perdagangan, melakukan penyediaan lapangan pekerjaan dan memberikan kemudahan investasi dan kesempatan berusaha. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, melakukan usaha pencegahan perdagangan orang dengan cara menggalakkan pelatihan-pelatihan khususnya bagi perempuan. Sejauh ini telah dilakukan berbagai aktivitas dalam kaitannya dengan upaya atau tindakan untuk memberantas kejahatan perdagangan orang ini, yaitu dengan memberikan pendidikan kepada masyarakat, terutama kepada aparat pelaksana dan masyarakat luas yang beresiko menjadi korban perdagangan orang, khususnya di daerah-daerah yang diidentifiksikan sebagai sumber potensial korban perdagangan orang. Aktivitas ini dilakukan dengan menggunakan berbagai media pendidikan yang ada. Selain itu, media cetak juga memiliki peranan penting dalam mencegah terjadinya perdagangan orang ini yaitu dengan memberikan informasi dan melaporkan berbagai kasus perdagangan yang terjadi di Indonesia maupun di luar negeri. b. Penanganan perdagangan orang Untuk melindungi perempuan korban perdagangan orang, pemerintah bersama jajarannya akan menjerat para pelaku kejahatan ini dengan tuntutan hukuman yang sesuai dengan kejahatan ini yaitu Undang- Undang No. 21 Tahun 2007 Tentang Penghapusan Tindak Pidana Perdagangan Orang. Sebelum ada undang-undang ini, telah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam menangani kasus-kasus perdagangan orang yang terjadi. Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menyeret para pelaku perdagangan orang selama ini 85 , yaitu sebagai berikut: Departemen Kehakiman dan HAM, bertugas untuk: menyiapkan norma hukum sebagai landasan bertindak aparat penegak hukum dalam menindak pelaku perdagangan orang; melaksanakan prosedur keimigrasian secara konsisten sesuai dengan ketentuan dan bertanggung jawab atas keabsahan hukum dari dokumen yang ada. Kepolisian Negara RI MABES POLRI, Polda, Polres, dan Polsek melakukan: penindakan hukum kepada pelaku sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku; memberikan perlindungan dan bantuan hukum kepada korban perdagangan; mengajukan perkara ke kejaksaan untuk diproses serta dilanjutkan ke pengadilan; Menolak suap dari pelaku atau orang yang ingin mengambil keuntungan dari mereka. Kejaksaan Agung Kejaksaan Tinggi, dan Kejaksaan Negeri bertugas untuk melakukan penuntutan kepada para pelaku perdagangan orang sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Mahkamah Agung Pengadilan Tinggi, Pengadilan Negeri dengan tugas sebagai berikut: memberi hukuman yang seberat-beratnya; membuat laporan tentang banyaknya keputusan pengadilan yang memproses perkara dan menghukum pelaku. Namun jika korban sudah terjebak dalam bisnis perdagangan orang ini, hendaknya ia segera melaporkan peristiwa yang menimpa dirinya tersebut kepada pihak berwajib. Tapi jika tidak ada kesempatan untuk pergi ke kantor 85 Sutedjo Yuwono, Penghapusan Perdagangan Orang, h. 17-18. polisi atau pihak berwajib lainnya, mintalah bantuan kepada seorang teman yang dapat dipercaya, kemudian ceritakan kepadanya apa yang terjadi, lalu minta ia untuk melaporkan peristiwa yang terjadi pada pihak yang berwajib. Selain itu, korban juga bisa meminta pertolongan kepada Lembaga Bantuan Hukum LBH untuk mendampingi dan membelanya, atau korban juga dapat berkonsultasi dengan lembaga-lembaga yang menangani masalah-masalah remaja. Setelah itu, hal terakhir yang dapat dilakukan oleh korban adalah mengumpulkan bukti-bukti yang dilakukan dengan cara mencatat ruangantempat dimana si korban dipaksa untuk melakukan hubungan seks, ciriidentitas dari pelaku, waktu kejadian atau simpan tandastruk pembayaran bila ada. 86

B. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 1.

Sejarah Terbentuknya Perdagangan orang adalah bentuk modern dari perbudakan manusia. Perdagangan orang juga merupakan salah satu bentuk perlakuan terburuk dari pelanggaran harkat dan martabat manusia. Karena perbudakan menganggap seseorang sebagai milik orang lain, sehingga menempatkan seseorang dalam kekuasaan orang lain yang membuatnya tidak dapat menolak untuk melakukan suatu pekerjaan yang melawan hukum walaupun orang tersebut tidak menginginkannya. Berdasarkan bukti empiris, perempuan dan anak adalah kelompok orang yang paling banyak menjadi korban tindak pidana perdagangan orang tidak 86 Lembar Info, Waspadai Sindikat, h. 2.

Dokumen yang terkait

Tinjauan tentang pelaksanaan perlindungan hukum terhadap anak korban kekerasan pencabulan menurut undang undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak

0 7 62

PENULISAN HUKUM / SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEREMPUAN DI BIDANG KEWARGANEGARAAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 12 TAHUN 2006 DI YOGYAKARTA.

0 3 12

PENDAHULUAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEREMPUAN DI BIDANG KEWARGANEGARAAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 12 TAHUN 2006 DI YOGYAKARTA.

0 2 19

PENUTUP PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEREMPUAN DI BIDANG KEWARGANEGARAAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 12 TAHUN 2006 DI YOGYAKARTA.

0 3 4

ANALISIS HUKUM MENGENAI PERKAWINAN FASID MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO.1 TAHUN 1974.

0 0 2

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI RAFA SEORANG ISTRI TERHADAP SUAMI MENURUT HUKUM ISLAM DIKAITKAN DENGAN KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1974.

0 0 2

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG KHUSUSNYA ANAK DAN RELEVANSI TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM KORBAN TRAFFICKING DI SURABAYA.

0 6 69

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

0 2 122

PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN - Raden Intan Repository

0 0 154

STUDI TENTANG TINDAK PIDANA PERDAGANGAN MANUSIA MENURUT KUHP, UNDANG-UNDANG RI NO.21 TAHUN 2007 DAN HUKUM ISLAM

0 0 73