28
sama dan tegak lurus satu sama lainnya. Gempa bumi pada dasarnya disebabkan oleh sistem gaya tipe II
[7]
. Analisa  terhadap  polaritas  pertama  gelombang  P  dapat  untuk  mengetahui
orientasi  sesar  gempa,  seperti  strike,  dip  dan  arah   pergerakan  sesar,  sedangkan ukuran  gempa  bumi  seperti  panjang  dan  lebar  dapat  dilakukan  dengan  menganalisa
amplitudo  dan  bentuk   gelombang  seismiknya,  perubahan  bentuk  kerak  bumi,  serta distribusi gempa susulan.
Polaritas  gelombang  P  yang  dibuat  berdasarkan  model  kopel  ganda mempunyai  pola  kuadratik  yang  sama.  Amplitudo  gerakan  awal  gelombang  P  besar
dan positif + disekitar sumbu kompresi serta besar dan negatif – disekitar sumbu dilatasi.  Amplitudo  menjadi  nol  di  sepanjang  dua  bidang  yang  memisahkan  daerah
dengan polaritas yang berbeda bidang nodal.
Gambar 2.14 Pola radiasi gerakan pertama a Kopel Tunggal dan b Kopel Ganda
Sistem  gaya  kopel  ganda  menyatakan  sumber  gempa  bekerja  empat  gaya sama  besar  dan  berlawanan  arah  yang  berlaku  sebagai  sepasang  momen  gaya  yang
29
saling  tegak  lurus.  Gaya  ini  selanjutnya  disebut  sebagai  sistem  gaya  type  II.  Sistem ini  dapat  menerangkan  posisi  gaya  yang  bekerja  pada  akhir  proses  patahnya  atau
bergesernya suatu  lapisan sesuai teori pegas elastis Elastic Rebound Theory. Teori ini dapat juga menerangkan polaritas gelombang P dari tempat gempa bumi alami.
Karakteristik model kopel ganda  :
a. Asumsi sumber titik : Dengan asumsi bahwa sumber gempa adalah sebuah
titik. Hal ini cocok apabila jarak hiposenter dan stasiun lebih besar dari ukuran   sesar.
b. Konfigurasi sistem gaya kopel ganda : Model ini mempunyai dua pasang gaya yang masing-masing mempunyai magnitude yang sama dan berlawanan arah.
c.  Ekuivalen sistem gaya kopel  ganda dengan dislokasi geser gerak sesar. Sistem  gaya  kopel  ganda  menghasilkan  medan  perpindahan  yang  sama
terhadap  sumber  gempa  seperti  yang  sama  berkenaan  dengan  dislokasi  geser  shear dislocation
di sepanjang sesar. Salah satu dari dua orientasi kopel ganda merupakan orientasi  dari  sesar,  sehingga  kopel  ganda  menghasilkan  dua  orientasi  bidang  sesar
yang mungkin terjadi.
2.6 Bola Fokus dan Diagram Mekanisme Pusat Gempa Bumi.
Bola  fokus  merupakan  ilustrasi  penjalaran  gelombang  yang  berpusat  pada sumber  gempa  bumi.  Bola  fokus  meliputi  penjalaran  gelombang  seismik  yang
menjalar dari sumber gempa bumi sampai ke stasiun penerima.
30
Teknik  proyeksi  bola  fokus  menstransformasikan  bumi  sebenarnya  menjadi homogen.  Dasar  dari  metode  ini  adalah  konsep  bola  fokus  yang  diartikan  sebagai
lingkaran  kutub  yang  mengelilingi  fokus  gempa,  yang  pada  permukaannya ditransformasikan  posisi  dari  stasiun  seismik  dan  pergerakan  tanah  yang
diasosiasikan  dengan  kedatangan  gelombang  P  dan  S  pada  stasiun  tersebut.  Karena lingkaran  itu  kecil  maka  dianggap  homogen  sehingga  penjalaran  gelombang  dapat
dianggap garis lurus. Untuk  menentukan  titik  pada  suatu  bola  fokus  yang  memuat  informasi
polaritas gerakan pertama gelombang P kompresi dan dilatasi diperlukan koordinat sudut  sinar  i,∆.  Koordinat  i  menyatakan  sudut  keberangkatan  sinar  atau  disebut
incident angle . Sudut ini diukur dari arah vertikal sampai arah sinar, besarnya sudut i
dapat dihitung dengan persamaan : Sin i = PV h  R – h.............................................................................................2.6
Dimana : P       : Parameter gelombang gempa bumi  waktu kejadian s.
V h : Kecepatan gelombang pada kedalaman h ms. R      : Jari-jari bumi m.
h      : Kedalaman sumber gempa km. Untuk  menggambarkan  distribusi  polaritas  gerakan  pertama  gelombang  P
secara  global dapat digunakan prosedur  grafik untuk  menentukan dua bidang  nodal. Hiposenter  diasumsikan  sebagai  bola  dengan  radius  sangat  kecil  yang  disebut  bola
31
fokus  gempa  bumi  Gambar  2.15.  Gelombang  gempa  bumi  mencapai  stasiun seismograf  S  meninggalkan  bola  fokus  gempa  dengan  koordinat  sudut  elevasi  i  dan
azimuth ∆. Koordinat i menyatakan sudut keberangkatan sinar atau take off, sudut ini
dibentuk  dari  arah  vertikal  sampai  arah  sinar.  Sedangkan  ∆  menyatakan  sudut  yang dibentuk dari episenter searah jarum jam hingga stasiun penerima. S’ ditentukan pada
bola  fokus  gempa  bumi  dengan  polaritas  gelombang  P  kompresi  atau  dilatasi  yang diamati  di  stasiun  S.  Prosedur  ini  dilakukan  untuk  semua  stasiun  yang  merekam
getaran  gempa  bumi  sehingga  diperoleh  polaritas  gelombang  P  secara  global  yang dipancarkan  dari  hiposenter.  Metode  ini  didasarkan  pada  kenyataan  bahwa  polaritas
gerakan  pertama  gelombang  P  tidak  berubah  selama  penjalarannya,  sehingga polaritas pada bola pusat gempa bumi masih sama dengan polaritas pada hiposenter.
Gambar 2.15 Bola pusat gempa yang menggambarkan hiposenter.
Bola  fokus  gempa  bumi  yang  didapatkan  dari  hasil  analisa  polaritas  gerakan pertama  gelombang  P  adalah  dalam  bentuk  3D,  sehingga  sulit  untuk  di