peserta untuk menghafal al- Qur’an. Karena sesungguhnya upaya
menghafal dengan dukungan dan motivasi dari oranglain akan membantu penghafal baik secara psikologis maupun secara fashahah dalam hafalan.
Keterbukaan komunikasi dengan khalayak tidak saja dari masyarakat setempat namun juga pada media massa menjadikan Rumah Tahfidz Kiai
Marogan lebih dikenal.
c. Evaluasi Strategi
Tahap akhir dari strategi adalah evaluasi implementasi strategi. Hal ini diperlukan utntuk mengukur seberapa besar keberhasilan yang telah
dicapai dan seberapa besat kegagalan yang diperoleh. Dengan mengetahui tingkat keberhasilan dan tingkat kegagalan dari program yang dilakukan
hal ini bisa menjadi tolak ukur untuk menetapkan tujuan berikutnya. Sehingga pada pelaksanaan program selanjutnya bisa berjalan dengan
baik. Pada tahap evaluasi ini, pengasuh biasanya menyelenggarakan
rapat evaluasi setelah terlaksananya suatu agenda. Rapat ini juga berfungsi untuk mengukuhkan semangat ukhuwah antara pengasuh. Selain itu, rapat
ini tentu juga untuk membahas kekurangan pada agenda sebelumnya. Dengan begitu komunikasi yang terjalin diantara pengasuh dan tim
pelaksana tidak retak. Komunikasi yang santai dan menghibur dikembangkan pada tahap evaluasi ini. Penghargaan kepada tim pelaksana
juga dibangun dan dipupuk demi terjalinnya komunikasi yang harmonis dikalangan mereka.
2. Komponen Komunikasi
Komponen Komunikasi yang terdapat di Rumah Tahfidz Kiai Marogan adalah sebagai berikut:
a. Sumber: Strategi Komunikasi yang telah ditetapkan pengasuh
Rumah Tahfidz Kiai Marogan b.
Komunikator: Pengasuh, termasuk juga para instruktur tahfidz ustadz
c. Pesan: Diantaranya nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur’an
dan kiat-kiat bersahabat dengan al- Qur’an
d. Saluran: Pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan banyak
memanfaatkan media komunikasi, baik itu koran, majalah buku dan televisi
Di masjid Kyai Marogan kita dapat melihat beberapa orang remaja sedang menghafalkan al-Qur`an, di bawah bimbingan beberapa orang guru.
Mereka adalah murid kelas IV dan kelas V Rumah Tahfidz. Dengan suara mereka yang lembut, mereka menghafal ayat demi ayat al-Qur`an, sambil
kepala mereka bergoyang-goyang mengikuti irama bacaan. Sungguh pemandangan yang sangat sedap dipandang. Sementara itu, dengan mata
terpejam, seorang laki-laki berwajah jernih, berkumis dan berjenggot tebal, memakai peci, menyimak hafalan murid-muridnya. Tentu saja semuanya
dilakukan di luar kepala. Pemandangan menarik di dalam masjid ketika jam tahfizh masuk
anak-anak secara teratur kumpul di kelompoknya masing-masing membentuk