Evaluasi Strategi Tahapan strategi komunikasi
sebuah lingkaran. Seluruhnya berjumlah 2 kelompok putera dan 2 kelompok puteri. Satu kelompok terdiri dari 5 hingga 5 orang anak.
Ketika “menyetorkan” hafalan, seorang murid duduk bersila di hadapan gurunya yang duduk bersila sambil bersandar di tiang masjid. Lutut
mereka saling bersentuhan, dan dengan suara pelan tetapi sangat jelas, sang murid membacakan ayat demi ayat yang sudah dihafalnya di rumah.
Anak-anak yang berusia belasan tahun terlihat baru memulai hafalan mereka. Dari bibir mereka meluncur ayat-ayat al-Qur`an dengan makhraj
yang bagus. Panjang-pendeknya lafal, mereka ucapkan dengan tepat, sehingga membentuk irama yang muncul bagaikan air mengalir, alamiah, dan
tidak dibuat-buat. Makhraj dan tajwid, memang merupakan syarat utama yang harus dikuasai terlebih dahulu sebelum seorang anak memulai kegiatan
menghafalal-Qur`an. Untuk itu, terdapat beberapa orang guru yang secara khusus mengajar tahsin Qur`ani.
Seorang murid memperoleh bimbingan tiga kali dalam sehari, dilakukan antara waktu Maghrib dan Isya
’, Subuh hingga terbit fajar, dan ba’da Zuhur. Bimbingan di masjid Kyai Marogan itu, biasanya hanya
merupakan pengecekan terhadap Hafalan para murid. Sebab, pada hari sebelumnya, guru memberikan tugas kepada mereka untuk menghafalkan
sekian ayat, yang kemu dian mereka “setorkan” kepada gurunya di masjid
pada waktu yang telah ditetapkan. Artinya, kegiatan menghafal al-Qur`an itu sendiri mereka lakukan di kamar, di atas perahu Ketek, dan taman, sedangkan
yang di masjid hanya “setoran”.
Para murid harus terlebi h dahulu “kawin” dengan al-Qur`an. Artinya,
dia harus memiliki mushaf khusus dan tidak boleh menghafal dengan berganti-ganti mushaf. Dia harus hafal jumlah halaman mushafnya, jumlah
ayat dalam setiap juz dan halaman, dan mesti hafal pula awal dan akhir setiap ayat yang terdapat dalam setiap halaman.
Langkah pertama menghafalal-Qur`an di Rumah Tahfidz, siswa menghafal surah-
surah pendek yang termasuk di Juz „Amma dan surah-surah pilihan seperti Al-
Waqi’ah, Ar-Rahman, Yasin dan al-Mulk. Hal ini bertujuan untuk membiasakan para siswa menghafal secara bertahap dari surah pendek
baru kemudian masuk ke surah panjang yang berada di bagian depan mushaf. Kebiasaan ini juga terjadi di beberapa lembaga tahfizhul al-Qur`an
terutama pulau Jawa. Sebelum memulai menghafal surah al-Baqarah, diharuskan terlebih dahulu menghafal surah-surah tertentu sebagai
pendahuluan atau warming up: Surah al Sajdah, Surah Yasin, Surah al Dukhan, dan Surah al Mulk. Akan tetapi, kebiasaan ini tidak berlaku mutlak.
Dalam satu hari murid diharuskan menghafal minimal 3 ayat. Metode yang diterapkan untuk menghafal adalah musyafahah terlebih dahulu
mengikuti bacaan guru kemudian membacanya dengan benar. Selain itu dengan metode auditori yaitu mendengarkan bacaan imam Masjidil Haram
lewat al-Qur`an digital dan dvd Combo secara berulang-ulang hingga hafal. Sedangkan dalam melakukan muraja’ah mengulang hafalan siswa
diajak melakukan latihan atau exercise menulis ayat yang telah dihafal di atas kertas kosong. Selain itu agar lebih mengasyikkan, siswa diberikan lembaran
latihan berupa al-Qur`an yang tinggal diisi kata bantunya seperti mengisi TTS