Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

tidak diinginkan. Di dalamnya juga terdapat rak perpustakaan mini yang menyimpan mushaf al-Qur`an, buku-buku bacaan ringan agar tidak bosan selama perjalanan. 2 Dengan merasakan pengalaman menghafal al-Qur`an yang enjoy, fun, dan penuh makna, setidaknya dapat menepis anggapan bahwa menghafal al- Qur`an itu susah. Memang menghafal al-Qur`an bagi sebagian orang selama ini dianggap sesuatu yang sulit dan rumit. Anggapan ini bisa muncul, jika yang dilihat jumlah seluruh ayat al-Qur`an itu lebih dari enam ribu ayat, yang ditulis dalam sekitar enam ratus halaman. Allah SWT berfirman dalam al-Qur`an bahwa belajar al-Qur`an itu sangatlah mudah.         “Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur`an untuk pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran?” Menghafal adalah kerja otak kiri dan otak kanan, jika hanya menggunakan kerja otak kanan maka hasilnya kurang optimal. Dengan menggabungkan kekuatan otak kiri dan kanan maka kemampuan menghafal akan semakin dahsyat 3 . Sebagai contoh adalah Imam Syafi’i, seorang penggagas lahirnya mazhab Syafi’iyyah yang mempunyai pengaruh besar di Indonesia, telah 2 Menikmati Musi Sambil Menghafal al- Qur’an, Harian Seputar Indonesia, Edisi 11, April 2011 3 Masagus Fauzan Yayan Farid Wajdi, Quantum Tahfidz, Palembang: YKM Press, 2010 hal. 84 hafal al-Qur`an sejak usia tujuh tahun. Begitu juga Ibnu Sina, seorang pakar kedokteran, sudah hafal al-Qur`an sejak usia sembilan tahun. 4 Bagaimana ini mereka bisa melakukannya? Jawabannya, cukup sederhana, mereka telah berhasil mengkolaborasikan multiple intelegences kecerdasan majemuk pada diri manusia, antara lain kecerdasan visual cerdas rupa, kecerdasan music cerdas audio, kecerdasan verbal linguistic kecerdasan bahasa, kecerdasan kinestetic cerdas rasa, cerdas interpersonal cerdas sosial, dan cerdas logis- matematis. Bercermin kepada I mam Syafi’i dan Ibnu Sina, mereka adalah ilmuan muslim yang berpijak di atas tahfidz al-Qur`an yang kuat. Hal ini menunjukkan bahwa tahfidz al-Qur`an sangat penting sebagai pondasi keilmuan di bidang agama dan ilmu lainnya. Ulama terdahulu mensyaratkan hafalan al-Qur`an sebagai awal pembelajaran sebelum mempelajari ilmu-ilmu lain. Setiap umat Islam tentu memiliki keinginan mampu menguasai ilmu al-Qur`an dengan mudah. Namun, sebelum belajar al-Qur`an tak jarang muncul perasaan malu, susah dan takut datang dengan sendirinya. Untuk menghilangkan rasa tersebut perlu ditumbuhkan kesadaran bahwa belajar al- Qur`an itu mudah asalkan mengerti metode dan kiat yang efektif. Melihat hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui strategi komunikasi yang diterapkan oleh Pengasuh Rumah Tahfiz Terapung Kiai Marogan di Pelembang dalam meretas generasi yang menjadikan al-Qur`an 4 Masagus Fauzan Yayan, Kiat Jitu Bersahabat dengan Al-Qur`an Palembang: CSQ, 2011, hal. 104 sebagai sahabatnya. Untuk itu, penelitian ini mengambil judul “Strategi Komunikasi Pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan Palembang dalam Membangun Generasi Qur`ani. ”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Dengan adanya uraian yang peneliti paparkan pada latar belakang, peneliti membatasi masalah penelitian ini pada strategi komunikasi yang diterapkan oleh Rumah Tahfiz Kiai Marogan di kota Palembang dan tidak melakukan penelitian efek atau dampak dari strategi tersebut. Adapun masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah tahapan strategi komunikasi pengasuh Rumah Tahfiz Kiai Marogan Palembang dalam memasyarakatkan nilai-nilai al-Qur`an? 2. Bagaimanakah analisis strategi komunikasi yang diterapkan oleh Pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan Palembang dalam memasyarakatkan nilai-nilai al-Qur`an?

C. Tujuan Penelitian

Atas dasar latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui tahapan strategi komunikasi pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan Palembang yang diterapkan di Rumah Tahfiz Kiai Marogan Palembang. 2. Untuk mengetahui strategi komunikasi yang efektif yang dimiliki pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan Palembang yang diterapkan di Rumah Tahfiz Kiai Marogan Palembang

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini secara akademis dapat memberikan kontribusi positif pada bidang ilmu komunikasi serta teori-teori yang berkaitan, terutama dalam strategi komunikasi, tahapan-tahapan strategi komunikasi serta fungsi strategi komunikasi.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis khususnya dan masyarakat luas pada umumnya, serta dapat menambah referensi di UIN Syarif Hidayatullah tentang Ilmu Komunikasi. Khususnya pembahasan mengenai strategi komunikasi suatu institusi atau lembaga.

3. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini penulis sudah mengadakan tinjauan pustaka ke perpustakaan yang terdapat di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi maupun perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Menurut pengamatan penulis dari hasil observasi sementara yang penulis lakukan sampai saat ini menemukan beberapa perbedaan dengan penelitian sebelumnya, yaitu: Tesis Farid Wajdi, dengan judul: Tahfiz al-Qur`an dalam Kajian Ulumul al-Qur`an Studi Atas Berbagai Metode Tahfiz 5 . Penelitian ini lebih membahas metode tahfiz yang ada. Skripsi Syarif Fadilah, yang berjudul: Strategi Komunikasi Program Pembibitan Al-Qur`an Daarul Qur`an Dalam Mensosialisasikan Program Sedekah Produktif. 6 Persamaan dengan judul skripsi tersebut yaitu pada permasalahan yang akan diteliti, yaitu mengenai Strategi Komunikasi Program Pembibitan Al-Qur`an Daarul Qur`an, namun bedanya Program Pembibitan Al-Qur`an Daarul Qur`an merupakan induk kegiatan dari rumah Tahfiz Kiai Marogan di Palembang. Selain itu perbedaan mendasar dari penelitian yang penulis ajukan dengan skripsi ini adalah objeknya, yaitu Program Sedekah Produktif, sedangkan penulis ingin meneliti tentang strategi komunikasi Pengasuh Rumah Tahfiz Kiai Marogan dalam membangun generasi sahabat Qur`ani. Skripsi Zainuddin Lubis, yang berjudul: Pola Komunikasi Ustadz Ali Fahrudin, MA. dalam Pembinaan Tahfizul Qur`an. 7 Persamaan penelitian ini dengan skripsi tersebut terletak pada seputar permasalah Tahfizh al-Qur`an. Perbedaan penelitian ini dengan skripsi Zainudin 5 Farid Wajdi, Tahfiz al-Qur`an dalam Kajian Ulumul al- Qur’an Studi Atas Berbagai Metode Tahfiz. Tangerang: Tidak Diterbitkan, 2008 6 Syarif Fadilah, Strategi Komunikasi Program Pembibitan Al- Qur’an Daarul Qur’an Dalam Mensosialisasikan Program Sedekah Produktif. Tangerang: Tidak Diterbitkan, 2011. 7 Zainuddin Lubis, Pola Komunikasi Ustadz Ali Fahrudin, MA. dalam Pembinaan Tahfizhul Qur`an Tangerang: Tidak Diterbitkan: 2009