juga bagi anak perempuan yang kawin lari, setelah menikah dia bersama suaminya datang dan manulangi sebagai tanda maaf dan membayar utang adat.
3.1.3 Lapo Tuak
Lapo tuak adalah warung khas Batak yang khususnya menjual sejenis minuman tradisional yaitu tuak dan makanan khas Batak lainnya selain itu lapo tuak juga menjual
minuman beralkohol lainnya seperti bir hitam, bir biasa dan lain sebagainya. Lapo tuak pada dasarnya merupakan tempat bagi kaum laki-laki untuk berkumpul, bercakap-cakap
sambil minum tuak sampai berjam-jam. Bila dilihat dari segi bangunannya maka lapo tuak termasuk dalam kategori kaki lima sama halnya dengan warung-warung yang
terdapat dipinggir jalan, ciri khasnya yaitu merupakan bangunan yang semi permanen atuapun bangunan sementara, sekalipun lapo tuak dari segi bangunannya sangat
sederhana, tetapi lapo tuak dikunjungi oleh orang-orang Batak baik dari kalangan orang yang berkecukupan sampai kepada orang yang mampu, walaupun bentuknya sederhana
tetapi orang batak tetap sangat senang untuk mengunjungi lapo tuak.
Lapo tuak merupakan suatu arena dimana terjadi interaksi sosial dari berbagi lapisan yang ada di dalam masyarakat Batak. interaksi sosial adalah tingkah laku yang
sistematik yang terwujud antara dua orang atau lebih dan yang menghasilkan hubungan sosial Suparlan, 1987:95. Lapo tuak juga merupakan tempat sumber daya bagi
pemiliknya serta tempat untuk memenuhi keinginan para pengunjungnya, khususnya keinginan untuk berkunjung dan bersantai sambil menikmati makanan dan minuman
yang dipesan.
Lapo tuak merupakan wadah dimana setiap anggota masyarakat dapat datang
Universitas Sumatera Utara
berkumpul dan berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Kegiatan tersebut menimbulkan hubungan-hubungan sosial yang akan nampak menjadi suatu jaringan sosial yaitu
pengelompokan terdiri atas sejumlah orang paling sedikit tiga orang yang masing- masing mempunyai identitas sendiri yang dihubungkan satu dengan yang lainnya melalui
hubungan-hubugan sosial, sehingga mereka dapat dikelompokkan sebagai satu kesatuan sosial. Biasanya hubungan mereka itu tidak resmi karena mereka tidak sadar enggan akan
keanggotaanya, karena jaringan sosial itu belum tentu terwujud sebagai suatu organisasi atauperkumpulan yang resmiSuparlan,1978:94. Menurut Keesing 1971:148 hubungan
sosial adalah bila dua orang A dan B berinteraksi apa yang mereka kerjakan satu dengan yang lainnya, tidak hanya itu tetapi akan tampak pula ide dari hubungan itu, konsep satu
dengan yang lainnya, saling pengertian, strategi yang diharapkan satu dengan yang
lainnya
Jaringan sosial ini akan meliputi hubungan antara pemilik lapo tuak dengan pengunjung lapo tuak, serta hubungan pengunjung dengan sesama pengunjung, juga
hubungan pemilik dengan para pelayan. Rangkaian hubungan yang terciptakan tersebut dapat merupakan set perseorangan atau set pribadi yang menurut Whitten dan Wolfe
dapat meliputi jaringan pertetanggaan dan jaringan pertemanan yang terwujud dalam hubungan diadik yaitu hubungan sosial diantara dua orang atau dua pihak secara timbal
balik Winick, 1975. Bentuk hubungan klik yaitu hubungan peranan yang cenderung melibatkan set peranan yang berhubungan dengan pekerjaan-pekerjaan khusus Wolfe,
1968:15 dan juga jaringan kekerabatan.
Bila berbicara mengenai hubungan-hubungan sosial tersebut yang terjalin, maka ini tidak terlepas dari peranan yang dimainkan oleh setiap individu dalam mewujudkan
Universitas Sumatera Utara
hubungan tersebut, sebuah peranan yag dimainkan akan melibatkan peranan-peranan lainnya, misalnya peranan pemilik lapo tuak melibatkan juga peranan pelayan atau
konsumen . peranan tidak hanya berkenaan dengan tindakan saja tetapi yang penting adalah juga menyangkut perangkat harapan peranan role expectation yang dimainkan
oleh setiap individu yang bersangkutan. Hal tersebut meliputi keseluruhan tindakan yang diharapkan terwujud berkaitan dengan suatu peranan tertentu, namun demikian setiap
individu satu dengan yang lainnya acap kali mempunyai harapan yang tidak selaras, akibatnya bukan hal yang mustahil bila terjadi pertentangan. Pertentangan ini disebut
dengan role conflict.
Menurut Linton 1936:114 peranan terwujud karena adanya suatu status atau kedudukan dan peranan merupakan bentuk aktif dari kedudukan. Sedangkan yang
dimaksud dengan status adalah kumpulan hak-hak dan kewajiban tertentu yang dimiliki
seseorang dalam berinteraksi atau berhadapan dengan orang lain Linton, 1936:113.
Lapo tuak merupakan tempat dan wadah dan sumber daya dimana orang-orang datang dan berkumpul untuk makan dan minum dan merupakan arena tersendiri dari
sekian banyak arena di masyarakat. Arena sosial adalah suatu lingkungan dimana terjadi interaksi yang timbal balik antara para anggotanya yang berada dilingkungan tertentu dan
yang biasanya tergantung kepada keadaan ataupun kegiatan seseorang. Di lapo tuak dapat di jumpai masyarakat dari berbagai tingkatan status sosial dengan berbagai tujuan. Lapo
tuak merupakan suatu tempat dimana setiap hal dapat dibicarakan., Lapo tuak juga menjadi tempat untuk memecahkan masalah baik itu yang sifatnya yang bersifat pribadi
maupun yang sifatnya umum.
Universitas Sumatera Utara
3.2 Fungsi Sosial Minuman Beralkohol Dalam Masyarakat Jepang
Fungsi sake bagi masyrakat Jepang berhubungan dengan bagaimana sake ini mempunyai sarana bersosial dengan kelompok sosial dalam masyarakat . Sunarto,
2000:141 menjabarkan mengenai kelompok sosial yaitu sebagai berikut: 1.
Robet.K.Merton mendefenisikan bahwa kelompok sosial ialah adanya seejumlah orang yang mempunyai rasa solidartas atas dasar nilai bersama yang dimiliki serta
adanya rasa kewajiban moral untuk menjalankan perana yang diharapkan, namun diantara para pendukung tersebut tidak terdapat interaksi.
2. Ferdinad Tonies dalam bukunya “berinchaft and berselchft” mengemukakan
bahwa kelompok sosial adalah sekempulan orang yang hadir bersama tetapi pada dasarnya terpisah kendatipun terdapat faktor pemersatu .
3. Charles Horton Choky seoraang sosiolog Amerika menyatakan bahwa kelompok
sosial ditandai oleh pergaulan dan kerjasama tatap muka bersahabat yang menghasilkan interaksi harmonis dalam satu kesatuan sehinga banyak hal dari
seorang menjadi hidup dan tercapainya tujuan bersama kelompok. 4.
Robet Bierstelt mengemukakan bahwa kelompok sosial merupakan kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis hubungan antara sesama anggota
tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi. 5.
W.G. Sumner mendefenisikan bahwa kelompok sosial terdapat kelompok dalam dan kelompok luar. Hubungan sesama anggota kelompok dalam terwujud atas
dasar solidaritas, kesetiaan, pengorbanan kedalam dan permusuhan keluar. Berdasarkan tinjauan mengenai defenisi bahwa kelompok sosial tidak terikat
dalam ikatan organisasi .Pendapat ini mempunyai kelemahan bila digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara