makanan dan minuman.
2. Dalam Upacara Daur Hidup
Bila berbicara dengan daur hidup manusia tentunya ini akan berhubungan dengan kelahiran sampai dengan kematian, semuanya itu dalam adat Batak mempunyai ritual-
ritual tersendiri. Pada masa lampau, ibu-ibu yang sedang hamil atau baru melahirkan diberikan tuak untuk diminum dengan harapan agar ASI air susu ibu dapat keluar
dengan lancar, hal ini tentunya akan mengakibatkan anak yang dilahirkan menjadi kuat karena tidak kehabisan ASI sebelum waktunya, selain itu ibu-ibu yang baru melahirkan
juga diberikan makanan berupa ayam cincang yang dicampur dengan tuak, makanan itu disebut dengan bangun-bangun, adapun maksud diberikannya bangun-bangun ini adalah
agar ibu-ibu yang baru melahirkan dapat menjadi pulih kekuatannya.selain itu pada saat seorang anak baru lahir pihak dari saudara ibu juga akan datang membawa kain gendong
sebagai hadiah bagi si anak tersebut maka sebagai gantinya orang tua dari si anak akan memberikan uang yang disebut dengan parsituak na tonggi.
Dalam acara pernikahan adat Batak pun tuak tidak terlepas dari menu yang disediakan oleh si pembuat acara, minuman beralkohol ini sudah menjadi langganan pada
setiap acara yang diadakan, karena ketika meminum tuak si raja hata atau orang yang ambil peranan dalam mengatur jalannya pesta dapat lancar berbicara.
Bila seseorang sudah lanjut usia dan mulai sakit-sakitan ataupun istilahnya sudah mulai uzur maka untuk melewati masa ini ada upacara yang harus dilaluinya, upacara ini
disebut dengan manulangi, yang asal katanya dari sulang yang berarti suap. Upacara ini biasanya diselengarakan oleh anak-anak atau cucu-cucu dari orang tua yang akan
Universitas Sumatera Utara
disulang. Dalam upacara itu orang tua yang akan diupacarakan menerima suapan makanan dan minuman dari anak-anak ataupun cucunya, artinya bahwa tanggung jawab
dan kewajiban orang tua telah dialihkan kepada keturunannya, serta dengan harapan bahwa segala berkat yang ada pada orang tersebut akan dialami juga oleh anak-anak dan
cucu-cucunya. Setelah acara tersebut orang tua ini telah bebas dari acara duniawi, dan dia berhak untuk tidak ikut lagi dalam acara-acara adat.
Adapun yang harus dipersiapkan dalam acara ini adalah sebagai berikut: tuak tangkasan, ihan batak , serta aek sitio-tio. Tuak tangkasasn adalah tuak asli yang
langsung diambil dari pohon enau pada pagi hari, tampa dicampur dengan ramuan lain, sedangkan ihan batak adaloah ikan khusus batak yang sangat besar dan sekarang sudah
diganti dennga ikan emas , air sitio-tio adalah air jernih dan dianggap punya nilai olebih dari air biasa. Maksud diberikannya semua itu adalah agar niat dan tujuan dari upacara
manulangi berjalan dengan baik. Bila sebelum upacara manulangi terlaksana orang tua yang harus disulangi itu
meninggal , maka anak ataupun cucunya tidak mempunyai hak dalam adapt, maka anak dan cucucnya tersebut harus terlebih dahulu meminta maaf kepada oarng tuanya tadi
melalui pengetua adat dengan cara membayar utang adat sebagi tanda denda dan pernyataan bersalah, utang adapt inidiberrikan kepada pengetua adapt berupa babi
ataupun lembu atau kerbau, juga harus mempersiapkan namargoar, kesemuanya ini termasuk upeti, dimana bila semuanya telah tersedia maka anak-anak atau cucu-cucu
harus mengundang tua-tua adat dan keluarga. Setelah semuanya terlaksana barulah anak- anak ataupun cucu tersebut dimaafkan dan boleh mengikuti acara-acara adapt lagi.
Upacara ini biasa juga dilakukan bila anak denngan orang tua sudah lama tidak bertemu,
Universitas Sumatera Utara
juga bagi anak perempuan yang kawin lari, setelah menikah dia bersama suaminya datang dan manulangi sebagai tanda maaf dan membayar utang adat.
3.1.3 Lapo Tuak