Sejak tahun tahun 1999, perekonomian Sumatera Utara kembali didominasi oleh sektor pertanian, yang dalam kurun waktu 1994-1998 didominasi oleh sektor
industri. Kedua sektor ini merupakan penyumbang terbesar dalam perekonomia Sumatera Utara, dengan kontribusi antara 50-60 per tahun.
Dalam perkembangan selanjutanya aktivitas perekonimian Sumatera Utara berusaha bangkit dengan perbaikan berbagai sektor ekonomi yang nantinya akan
mempengaruhi ekonomi Sumatera Utara kearah yang lebih baik. Sepeti yang terjadi pada tahun 2003 sampai tahun 2004, dimana pertumbuhan ekonomi tahun 2004
sebesar 5.74 lebih tinggi dari tahun 2003 yang sebesar 4,3, dismping itu indikator perekonomian Sumatera Utara mengalami perbaikan, sehingga turut mempengaruhi
roda perekonomian Sumatera Utara secara keseluruhan.
4.3 Perkembangan Investasi PMDN Sumatera Utara
Kondisi perkembangan investasi di Indonesia sejak terjadinya krisis moneter telah mengalami stagnasi dan kelesuan bahkan cenderung menjadi tidak kondusif
sehingga berpengaruh terhadap laju pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu indikator yang dapat dilihat adalah turunnya jumlah proyek dan investasi PMDN
yang telah disetujui dan realisasinya. Badan investasi dan promosi BAINPROM Sumatera utara telah
menargetkan bahwa investasi di Sumaterra Utara pada tahun 2006 tidak tercapai, dari realisasi target yang diinginkan. Fenomena investasi yang terjadi di Sumatera Utara
ini merupakan fenomena nasional sehubungan dengan kondisi masyarakat yang sangat labil, dilihat dari sudut pandang ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
Penanaman investasi dalam negeri di Sumatera Utara berdasarkan lokasi di kota Medan sebanyak 151 proyek dengan nilai investasi 55,7 triliun rupiah terdiri dari
sektor industri makanan, industri kimia, industri kayu, industri tekstil, industri barang logam dan non logam, industri kertas dan industri lainnya. Kemudian di Deli Serdang
sebanyak 95 proyek dengan nilai investasi 44,24 triliun rupiah yang terdiri dari sektor perkebunan, peternakan, perikanan, pertanian tanaman pangan, jasa kontruksi, jasa
rekreasi dan perhotelan. Peringkat selanjutnya adalah Labuhan Batu sebanyak 35 proyek dengan nilai
investasi 1,49 triliun rupiah yang sebagian bergerak disektor perkebunan industri, pertambangan dan jasa. Kabupaten Tapanuli Selatan, Madina, Padang Sidempuan
sebanyak 23 proyek dengan nilai investasi 1.19 triliun rupiah yang meliputi sektor perkebunan, kehutanan, industri, pertanian tanaman pangan, dan jasa perhotelan.
Sedangkan kabupaten Langkat 21 proyek dengan nilai investasi 1,524 triliun rupiah merupakan perkebunan industri, perikanan dan kehutanan.
Kabupaten Karo sebanyak 12 proyek dengan nilai investasi 1,43 triliun rupiah yang terdiri dari sektor pertanian tanaman pangan, industri dan jasa perhotelan dan
pertambangan. Sibolga, Nias, Tebing Tinggi, Pematang Siantar, Tanjung Balai dan Binjai proyek investasi PMDN terdiri dari 10 proyek kebawah dengan jumlah
keseluruhannya 36 proyek, total nilai investasi sebesar 1,6 triliun rupiah. Akibat krisis yang melanda ekonomi termasuk Sumatera Utara hanya 6,55
dari rencana PMDN yang akhirnya direalisasikan. Secara keseluruhan dari semua rencana investasi PMDN dan PMA yang disetujui Badan Kordinasi Penanaman
Modal Daerah BKPMD tahun 1994 sampai tahun 2002 terjadi penurunan jika 65
Universitas Sumatera Utara
dilihat angka realisasi proyeknya. Kecuali pada investasi PMA 1999, realisasi PMDN di Sumatera Utara sampai dengan tahun 2002 adalah 301 proyek dan total realisasi
investasi 5,47 triliun rupiah, realisasi penggunaan tenaga kerja adalah 187.841 orang dimana 98 orang diantaranya merupakan tenaga kerja asing.
Menurut sektornya terdiri dari industri makanan sebanyak 48 proyek, industri kimia sebanyak 53 proyek, perkebunan sebanyak 53 proyek, jasa sebanyak 53 proyek
dan perhotelan sebanyak 11 proyek. Sampai dengan bulan September 2003, rencana investasi yang didetujui pemerintah di provinsi Sumatera Utara yang berupa PMDN
mencapai 23,20 triliun dan berupa PMA sebesar 7,76 juta US . Jumlah rencana investasi PMDN pada tahun 2003 tersebut meningkat 1,51 dibanding dengan
keadaan September 2002. Peningkatan pada rencana juga diikuti oleh peningkatan realisasi investasi di
Sumatera Utara. Sampai akhir 2003, realisasi disetujui pemerintah provinsi Sumatera Utara yang berupa PMDN mencapai lebih 5,97 triliun rupiah. Jumlah rencana jenis
PMDN pada tahun 2003 tersebut meningkat sebesar 12,36 dibandingkam keadaan tahun 2002. pada tahun 2004 sampaai dengan 2006 investasi PMDN mengalami
penurunan sehingga tidak tercapai target yang diharapakan oleh semua pihak terkait, khususnya adalah para investor-investor. Dari uraian penjelasan diatas tentang
perkembangan investasi di Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel berikut: 66
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Perkembangan Investasi Provinsi Sumatera Utara
Tahun 1985-2006 Tahun
PMDN Miliar Rupiah
PMA 000 US
1985 2529970
761500 1986
2114043 8763140
1987 7459538
6442990 1988
5923532 6573246
1989 1395819
7213570 1990
2083952 5888613
1991 1369088
4916359 1992
1995158 1292900
1993 4490563
5569533 1994
6352119 3347711
1995 3501897
1032843 1996
2723739 5822254
1997 3084897
4786931 1998
3394913 8381093
1999 8048844
6408782 2000
8012005 8586700
2001 3554251
4172231 2002
3806400 1038257
2003 5972933
8945026 2004
5532121 3076498
2005 5462417
5842000 2006
5503431 5782341
Sumber : Badan Pusat Setatistik Sumatera Utara
4.4 Perkembangan Suku Bunga SBI