11 kerusakan  utama.  Infeksi  dapat  menimbulkan  batuk  yang  menghasilkan  sputum
dengan  darah.  Penyakit  ini  ditularkan  dengan  memakan  daging  kepiting  yang mentah.  Parogonimiasis  didiagnosa  dengan  menemukan  telur  dalam  sputum  dan
feses Tjahyanto dan Salim, 2013. c. Klonorkiasis
Penyakit  ini  disebabkan  oleh
Clonorchis  sinensis
.  Lokasi  infeksi  utama  adalah saluran  empedu,  responnya  berupa  inflamasi  yang  dapat  menyebabkan  fibrosis
dan  hiperplasia.  Penyakit  ini  ditularkan  dengan  memakan  ikan  air  tawar  yang mentah.  Klonorkiasis  didiagnosis  dengan  menemukan  telur  dalam  feses
Tjahyanto dan Salim, 2013.
2.2.3 Infeksi cestoda
Infeksi cestoda yang sering dijumpai adalah: a. Ekinokokkosis
Penyakit  ini  juga  disebut  sebagai  penyakit  hidatid  yang  disebabkan  oleh
Echinococcus  granulosis
cacing  pita  anjing.  Infeksi  menyebabkan  kista  hidatid yang  besar  di  dalam  hati,  paru  dan  otak.  Reaksi  anafilaktik  terhadap  antigen
cacing dapat terjadi bila terjadi ruptur kista. Penyakit timbul sesudah tercernanya telur dalam feses anjing. Domba sering berperan sebagai perantara. Einokokkosis
didiagnosa  melalui
CT-scan
atau  biopsi  jaringan  yang  terinfeksi  dan  diterapi dengan eksisi kista melalui pembedahan Tjahyanto dan Salim, 2013.
b. Taeniasis Bentuk  penyakit  ini  disebabkan  oleh
Taenia  solium
dewasa  cacing  pita  babi. Usus  merupakan  lokasi  infeksi  utama,  organisme  dapat  menyebabkan  diare,
walaupun demikian, sebagian besar infeksi ini bersifat tidak bergejala. Penyakit
Universitas Sumatera Utara
12 ini ditularkan melalui larva dalam daging babi  yang kurang matang  atau  melalui
penelanan  telur  cacing  pita.  Taeniasis  didiagnosa  melalui  deteksi  proglotid  di dalam feses Tjahyanto dan Salim, 2013. Penyakit ini juga disebabkan oleh larva
dari
Taenia saginata
cacing pita sapi. Organisme ini terutama menginfeksi usus. Penyakit  ini  ditularkan  oleh  larva  dalam  daging  sapi  yang  kurang  matang  atau
mentah.  Taeniasis  didiagnosa  melalui  deteksi  proglotid  dalam  feses  Tjahyanto dan Salim, 2013.
Taenia  sukar  sekali  dibasmi  karena  kepalanya
scolex
yang  relatif  kecil dibenamkan ke dalam  selaput lendir usus  hingga  tidak bersentuhan dengan obat.
Bagian  cacing  yang  bersentuhan  dengan  obat  telah  dimatikan  dan  kemudian
scolex
dilepaskan dan terbentuk kembali menjadi segmen-segmen baru Tjay dan Rahardja, 2002.
c. Sistiserkosis Penyakit ini disebabkan  oleh larva
Taenia  solium
.  Infeksi menghasilkan sitiserki dalam otak menimbulkan kejang, sakit kepala dan muntah dan di mata. Penyakit
ini  terjadi  sesudah  penelanan  telur  dari  feses  manusia.  Sistiserkosis  didiagnosa melalui C
T-scan
atau biopsi Tjahyanto dan Salim, 2013. d. Difilobotriasis
Penyakit  ini  disebabkan  oleh
Diphyllobothrium  latum
cacing  pita  ikan.  Cacing dewasa  pada  usus  penderita  dapat  sepanjang  15  meter.  Penyakit  ini  ditularkan
oleh larva dalam ikan yang mentah atau kurang matang. Difilobotriasis didiagnosa melalui deteksi telur yang khas di dalam feses Tjahyanto dan Salim, 2013.
Universitas Sumatera Utara
13
2.3 Pengobatan Kecacingan