Uji Uji Uji Aktivitas Antelmintik

23 d. Digesti Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur kamar 40-50 o C. e. Dekoktasi Dekoktasi adalah infus pada waktu yang lebih lama 30 menit dan temperatur sampai titik didih air.

2.9 Uji Aktivitas Antelmintik

Secara umum, uji aktivitas antelmintik dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu metode in vitro dan metode invivo . Penelitian secara in vitro adalah suatu proses yang dilakukan untuk menunjukkan gejala yang diteliti dari luar tubuh makhluk hidup dalam kondisi laboratorium Djatmiko, 2009. Uji invivo adalah uji yang dilakukan di dalam tubuh makhluk hidup Dorland, 2012.

2.9.1 Uji

in vitro Uji in vitro dapat dilakukan dengan metode perendaman. Pengujian ini dilakukan dengan cara merendam cacing ke dalam ekstrak tanaman yang memiliki aktivitas antelmintik dengan berbagai konsentrasi dengan parameter yang diperhatikan yaitu waktu paralisis dan waktu kematian. Perendaman bertujuan agar terjadi kontak antara larutan antelmintik dengan tubuh cacing, baik melalui kulit maupun saluran pencernaan, sehingga diharapkan menimbulkan reaksi yang menyebabkan cacing paralisis dan kemudian mati Patilaya dan Husori, 2015. Uji aktivitas antelmintik secara in vitro dapat menggunakan cacing parasit pada manusia seperti Ascaris lumbricoides Tjokopranoto, dkk., 2011, atau cacing parasit pada hewan seperti Fasciola gigantic Jeyathilakan, et al., 2010, Ascaris Universitas Sumatera Utara 24 suum Budiyanti, 2010 dan dapat menggunakan cacing tanah Pheretima posthuma. Pheretima posthuma dapat digunakan karena memiliki kemiripan struktur anatomi dan fisiologis dengan cacing yang menginfeksi saluran cerna manusia Vennila, et al., 2015; Nitave, et al, 2014; Borah, et al., 2013; Subash, et al., 2012; Sharma, et al., 2011; Sharma, 2010.

2.9.2 Uji

in vivo Uji in vivo dapat dilakukan dengan menggunakan hewan sebagai percobaan dengan menginfeksi hewan dengan cacing parasit, lalu setelah mencapai masa prepaten, diberi perlakuan. Pemberian dilakukan peroral selama beberapa hari yang dibagi dalam beberapa kelompok perlakuan yaitu kontrol negatif, ekstrak tanaman yang memiliki aktivitas sebagai antelmintik dengan berbagai konsentrasi dan kontrol positif yaitu antelmintik sintetik, kemudian sampel tinja dikumpulkan untuk menghitung jumlah telur tiap gram tinja. Parameter pengamatan adalah jumlah telur, jumlah larva, daya tetas telur pada tinja hewan dan sisa telur cacing yang terdapat pada hewan percobaan. Hewan percobaan dapat berupa kambing, ayam, domba dan mencit Fitri dan Sri, 2005; Sanbayu, 2005. Universitas Sumatera Utara 25

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental untuk mengamati efek ekstrak etanol daun pugun tanoh dalam berbagai konsentrasi terhadap waktu paralisis dan waktu kematian cacing Pheretima posthuma . Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap meliputi penyiapan sampel, penyiapan hewan percobaan, pembuatan simplisia dan ekstrak etanol daun pugun tanoh beserta karakterisasi dan skrining fitokimia, uji aktivitas antelmintik ekstrak etanol daun pugun tanoh dan analisis data. 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi blender Panasonik, timbangan Vibra AJ, mikroskop Olympus, cawan datar Coors, erlenmeyer, beaker glass, corong, alat destil, alat soklet, labu tentukur Pyrex, tabung reaksi, pipet ukur Iwaki Pyrex, oven Dynamica, heating mentle Boeco, labu alas bulat 500 ml Duran, rotary evaporator Stuart, cawan petri CMSI, stopwatch Croos, desikator Iaswerk werti, bola karet DN, lumpang dan alu, lemari pengering, penangas air, krus porselin, spatula dan cawan alas bulat.

3.1.2 Bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah daun pugun tanoh, etanol 96 Rudang Jaya berkualitas teknis, bahan kimia lainnya berkualitas pro analisis seperti raksa II klorida, bismut III nitrat, asam nitrat pekat, asam nitran Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh (Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut (Cavia porcellus) Terisolasi Secara In Vitro

8 98 122

Efek Penyembuhan Luka Bakar Dari Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Puguh Tanoh (Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.).

3 59 119

Uji In Vitro Aktivitas Antelmintik Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh [Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.]

8 91 106

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng.)

6 64 51

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 96% Daun Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) Terhadap Kualitas Sperma Pada Tikus Jantan Galur Sprague- Dawley Secara In Vivo dan Aktivitas Spermisidal Secara In Vitro

0 15 104

Potensi Antelmintik Ekstrak Etanol Daun Mangga Arumanis (Mangifera indica L.) pada Cacing Ascaridia galli dan Raillietina tetragona secara In Vitro

0 15 9

Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh (Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut (Cavia porcellus) Terisolasi Secara In Vitro

0 0 45

Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh (Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut (Cavia porcellus) Terisolasi Secara In Vitro

0 0 16

Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh (Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut (Cavia porcellus) Terisolasi Secara In Vitro

1 3 16

Efek Penyembuhan Luka Bakar Dari Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Puguh Tanoh (Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.).

0 0 15