Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan ekonomi nasional. Bursa Efek Indonesia berperan juga dalam upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan pasar modal Indonesia yang stabil. Bursa Efek Indonesia berawal dari Bursa Efek di Jakarta yang berdiri pada abad XIX. Pada tahun 1912 dengan bantuan pemerintah kolonial Belanda, bursa efek pertama Indonesia didirikan di Batavia, pusat pemerintahan kolonial Belanda dan dikenal sebagai Jakarta sekarang. Bursa Batavia sempat ditutup selama periode perang dunia pertama, kemudian dibuka lagi pada tahun 1925. Selain bursa Batavia, pemerintah kolonial juga mengoperasikan bursa paralel di Surabaya dan Semarang. Namun, kegiatan bursa ini dihentikan kembali ketika terjadi pendudukan oleh tentara Jepang di Batavia. Pada tahun 1952, tujuh tahun setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, bursa saham dibuka lagi di Jakarta dengan memperdagangkan saham dan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan Belanda Universitas Sumatera Utara sebelum perang dunia. Kegiatan bursa saham kemudian berhenti lagi ketika pemerintahan Indonesia meluncurkan program nasionalisasi pada tahun 1956. Bursa saham kembali dibuka dan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal BAPEPAM pada tanggal 22 Mei 1965 yang merupakan sebuah institusi baru di bawah Departemen Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi saham meningkat dan mencapai puncaknya pada tahun 1990 seiring dengan perkembangan pasar financial dan sektor swasta. Bursa saham diswastanisasi menjadi PT. Bursa Efek Jakarta BEJ pada tanggal 13 Juli 1992. Swastanisasi menjadi PT. BEJ ini mengakibatkan beralihnya fungsi BAPEPAM menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Bursa Efek Jakarta meluncurkan Jakarta Automated System JATS pada tanggal 22 Mei 1995 yang merupakan sebuah sistem perdagangan otomatis yang menggantikan sistem perdagangan manual. Sistem perdagangan dengan JATS ini mampu memfasilitasi perdagangan efek dalam frekuensi yang lebih besar serta dapat menjamin kegiatan transaksi yang fair dan transparan dibandingkan dengan sistem perdagangan manual. Kegiatan penyebaran data sebagai konsumsi publik juga dapat dilakukan dengan cepat. Data-data tersebut antara lain Data order, data transaksi, data indeks, dan stock summary. Data order meliputi order time, kode saham, kode papan, kode broker, harga, volume, tipe investor, dan nomor order. Data transaksi meliputi trade time, kode saham, kode papan, nomor transaksi, harga, volume, kode broker beli, kode broker jual, nomor order beli, dan nomor order jual. Data indeks meliputi nilai Indeks Harga Saham Gabungan IHSG, nilai indeks LQ-45 Universitas Sumatera Utara dan nilai indeks sektoral. Data stock summary meliputi previous price, harga saham tertinggi, harga saham terendah, perubahan harga saham dibanding hari sebelumnya, harga pembukaan, total volume yang diperdagangkan, total frekuensi, total nilai perdagangan, indeks saham, harga dan volume order beli terbaik serta harga dan volume order jual terbaik. Pada tahun 2007, Bursa Efek Surabaya BES digabungkan dengan Bursa Efek Jakarta BEJ menjadi Bursa Efek Indonesia BEI yang bertujuan agar mampu bersaing secara internasional.

B. Gambaran Umum Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di BEI 1. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk

Dokumen yang terkait

Pengaruh Inventory Turnover Ratio, Account Payable to Cost of Goods Sold Ratio, Net Working Capital to Total Asset Ratio, dan Debt Ratio Terhadap Gross Profit Margin

5 89 108

Analisis Hubungan Receivable Turnover Ratio, Inventory Turnover Ratio, dan Total Asset Turnover Ratio Dengan Kemampulabaan Perusahaan Pada PTPN III (Persero) Medan

3 138 91

Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Total Assets, Return On Invesment Dan Earning Per Share Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Terbuka Di Bursa Efek Indonesia

1 55 97

The Influence of Working Capital Management and Liquidity Towards Profitability (Case Study: Automotive and Components Industry Listed in Indonesia Stock Exchange 2008-2012)

0 12 112

Pengaruh Debt to Total Assets, Working Capital Turnover, Cash Ratio, Inventory Turnover, Receivable Turnover Terhadap Retun on Investment pada Perusahaan Manufatur Sektor Industri Barang Konsumsi.

0 2 16

Pengaruh Inventory Turnover dan Total Assets Turnover Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 6 82

PENGARUH TOTAL ASSET TURNOVER (TATO), INVENTORY TURNOVER Pengaruh Total Asset Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Debt To Equity Ratio Dan Earning Per-Share (EPS) Terhadap Deviden Payout Ratio (DPR) (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Ter

0 1 13

PENGARUH TOTAL ASSET TURNOVER (TATO), INVENTORY TURNOVER Pengaruh Total Asset Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Debt To Equity Ratio Dan Earning Per-Share (EPS) Terhadap Deviden Payout Ratio (DPR) (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Ter

0 2 16

Pengaruh Receivable Turnover dan Debt Ratio Terhadap Rentabilitas Perusahaan.

1 2 22

PENGARUH CASH TURNOVER (CTO), INVENTORY TURNOVER (ITO) DAN ACCOUNT RECEIVABLE TURNOVER (ARTO) TERHADAP CURRENT RATIO (CR) PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 15