Deskripsi Earning Power Perusahaan Farmasi di BEI

Nilai rata-rata keseluruhan paling tinggi adalah tahun 2009, yaitu sebesar 1,42x, karena ada lima emiten yang mencapai nilai TATO tertingginya pada tahun tersebu. Sedangkan nilai rata-rata keseluruhan paling rendah adalah tahun 2003, yaitu sebesar 1,15x.

4. Deskripsi Earning Power Perusahaan Farmasi di BEI

Tabel 4.3 menggambarkan kondisi nilai Earning Power EP yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba usaha dengan aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut Martono dan Harjito, 2001:61 perusahaan farmasi yang listing di BEI tahun 2003-2009, dan nilai rata-rata tahunan Earning Power serta rata-rata industrinya. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Kondisi Earning Power Perusahaan Farmasi Tahun 2003-2009 No. Kode Emiten Earning Power Rata- rata EP 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1. DVLA 12,96 11,55 12,98 9,38 8,88 11,05 9,23 10,86 2. INAF -18,87 1,35 1,56 2,21 1,10 0,52 0,30 -1,69 3. KAEF 3,33 6,62 4,48 3,50 3,78 3,82 4,00 4,22 4. KLBF 13,19 12,33 13,54 14,60 13,70 12,38 14,31 13,44 5. MERK 25,26 28,52 26,43 30,53 26,98 26,31 33,78 28,26 6. PYFA 0,91 2,02 1,24 2,09 1,83 2,34 3,77 2,03 7. SCPI 4,05 -0,57 -1,16 -2,52 1,99 3,31 4,05 1,30 8. TSPC 16,56 15,19 12,90 11,34 10,42 10,97 11,04 12,73 Rata-rata Keseluruhan 7,17 9,63 9,00 8,89 8,58 8,84 10,06 8,88 Sumber: www.idx.co.id diolah, 2010 Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa emiten yang mempunyai rata-rata nilai Earning Power tertinggi adalah PT. Merck, Tbk MERK, yaitu sebesar 28,26. Sedangkan rata-rata terendah dipunyai oleh PT. Indofarma, Tbk INAF, yaitu sebesar -1,69, karena pada tahun 2003, perusahaan ini mencetak rugi besar yang tampak dari nilai EP yang minus 18,87. Dari tabel 4.3 juga dapat dilihat nilai rata-rata Earning Power perusahaan farmasi tahun 2003-2009 rata-rata industri sebesar 8,88. Tampak bahwa rata- rata keseluruhan tahun 2003, 2007, dan 2008 lebih rendah dari rata-rata industri. Sedangkan pada tahun 2004, 2005, 2006, dan 2009, nilai rata-rata keseluruhan lebih tinggi daripada rata-rata industri. Universitas Sumatera Utara Emiten yang memiliki nilai rata-rata EP yang lebih besar atau sama dari rata-rata industri adalah PT. Darya Varia Laboratoria, Tbk DVLA, PT. Kalbe Farma, Tbk KLBF, PT. Merck, Tbk MERK dan PT. Tempo Scan Pasific, Tbk TSPC, yang berarti keempat perusahaan ini lebih baik dalam menghasilkan laba dari perusahaan lain pada industri farmasi ini. Dari rata-rata keseluruhan tahun 2003 ke 2004, terdapat peningkatan sebesar 2,46 karena empat emiten mengalami peningkatan nilai EP pada tahun tersebut. Sedangkan rata-rata keseluruhan tahun 2004 ke 2005 terjadi penurunan sebesar 0,63 karena lima emiten mengalami penurunan nilai EP. Pada tahun 2005 ke 2006, nilai rata-rata keseluruhan menurun 0,11. Sedangkan, nilai rata-rata keseluruhan tahun 2006 ke 2007 mengalami penurunan sebesar 0,31 karena hanya ada dua emiten yang memgalami peningkatan nilai EP, yaitu PT. Kimia Farma, Tbk KAEF, dan PT. Schering Plough Indonesia, Tbk SCPI. Tahun 2007 ke 2008, nilai rata-rata keseluruhan EP mengalami peningkatan sebesar 0,26, dan tahun 2008 ke 2009, nilai rata-rata keseluruhan mengalami peningkatan sebesar 1,22. Nilai rata-rata keseluruhan paling tinggi adalah tahun 2009, yaitu sebesar 10,06, karena ada tiga emiten yang mencapai nilai EP tertingginya pada tahun tersebu. Sedangkan nilai rata-rata keseluruhan paling rendah adalah tahun 2003, yaitu sebesar 7,17. Universitas Sumatera Utara

B. Analisis Data Statistik 1. Pengujian Asumsi Klasik

Dokumen yang terkait

Pengaruh Inventory Turnover Ratio, Account Payable to Cost of Goods Sold Ratio, Net Working Capital to Total Asset Ratio, dan Debt Ratio Terhadap Gross Profit Margin

5 89 108

Analisis Hubungan Receivable Turnover Ratio, Inventory Turnover Ratio, dan Total Asset Turnover Ratio Dengan Kemampulabaan Perusahaan Pada PTPN III (Persero) Medan

3 138 91

Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Total Assets, Return On Invesment Dan Earning Per Share Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Terbuka Di Bursa Efek Indonesia

1 55 97

The Influence of Working Capital Management and Liquidity Towards Profitability (Case Study: Automotive and Components Industry Listed in Indonesia Stock Exchange 2008-2012)

0 12 112

Pengaruh Debt to Total Assets, Working Capital Turnover, Cash Ratio, Inventory Turnover, Receivable Turnover Terhadap Retun on Investment pada Perusahaan Manufatur Sektor Industri Barang Konsumsi.

0 2 16

Pengaruh Inventory Turnover dan Total Assets Turnover Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 6 82

PENGARUH TOTAL ASSET TURNOVER (TATO), INVENTORY TURNOVER Pengaruh Total Asset Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Debt To Equity Ratio Dan Earning Per-Share (EPS) Terhadap Deviden Payout Ratio (DPR) (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Ter

0 1 13

PENGARUH TOTAL ASSET TURNOVER (TATO), INVENTORY TURNOVER Pengaruh Total Asset Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Debt To Equity Ratio Dan Earning Per-Share (EPS) Terhadap Deviden Payout Ratio (DPR) (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Ter

0 2 16

Pengaruh Receivable Turnover dan Debt Ratio Terhadap Rentabilitas Perusahaan.

1 2 22

PENGARUH CASH TURNOVER (CTO), INVENTORY TURNOVER (ITO) DAN ACCOUNT RECEIVABLE TURNOVER (ARTO) TERHADAP CURRENT RATIO (CR) PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 15