Pada novel Simfoni Bulan ini, pemecahan soal ditandai dengan kepindahan Bulan ke Varanasi, India mengikuti Visya. Di sana Bulan diajari untuk menenangkan
hidupnya dan berusaha menyucikan diri dengan kepercayaaan reinkarnasi dari Visya. Di sana Bulan juga bertemu dengan Meerva yang memberinya kelegaan untuk apa
yang dirasakannya. Ada senyawa kimia yang cocok di antara keduanya. Ruang hampa di hati
Bulan dahaga akan persahabatan. Dan Meerva dengan kepekaan dan sikap riangya meniupkan kehangatan. Tiba-tiba saja Bulan bisa dengan lancar
menuturkan cerita patah hati dan kehilangan akan kepergian ibunya. Sesuatu yang kemudian mengantarnya sampai ke sini. Simfoni Bulan : 191
Penecahan soal pada bagian ini juga ditandai dengan kepulangan Bulan ke Jakarta dan mendapati novelnya dulu diterbitkan dengan nama pengarang Gangga
Harsya. Bulan sangat marah dan menyusun rencana pembalasan terhadap Gangga. LELAKI YANG MENIDURIKU LALU MENCURI KARYAKU, AKU
BERSUMPAH AKAN MEMBUATMU MENDERITA SAMPAI AKHIR HAYAT SAMPAI JUMPA DI NERAKA
4.1.3 Tokoh dan Perwatakan
Sama halnya dengan unsur plot, tokoh dan perwatakan juga merupakan salah satu unsur yang penting dalam karya sastra. Istilah “tokoh” dalam karya sastra
menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, misalnya sebagai jawaban terhadap pertanyaan, “Siapa tokoh utama novel itu?” atau “Siapakah tokoh protagonis dan
antagonis dalam novel itu?”, dan sebagainya. Sedangkan perwatakan menunjuk pada
Universitas Sumatera Utara
sifat dan sikap para tokoh seperti yang ditafsirkan oleh pembaca, lebih menunjuk pada kualitas pribadi seorang tokoh.
Tokoh cerita menurut Abrams dalam Nurgiyantoro, 1988 : 165, adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama, yang oleh
pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Kualitas moral
tokoh-tokoh yang dimaksud dapat berbeda-beda sesuai dengan kemungkinan watak yang ada pada manusia seperti jujur, baik, berani, jahat, pemurung, penipu, pemarah,
atau campuran dari berbagai watak itu. Di dalam cerita rekaan setiap perilaku tokoh harus memiliki hubungan dengan
perilaku lainnya. Hubungan perilaku ini harus diperlihatkan sesuai dengan prinsip sebab-akibat atau kualitas. Tindak tanduk yang berhubungan tersebut memperlihatkan
suatu rangkaian yang menyatu di dalam sebuah cerita rekaan. Seperti kata Semi 1993 : 28,
Hubungan yang logis antara suatu tindakan dengan tindakan yang lain dalam suatu fiksi lahir sebagai kausalitas, sebagai hukum sebab akibat. Suatu
perbuatan akan menimbulkan perbuatan yang lain, sehingga membentuk suatu rangkaian perbuatan yang dapat dilihat sebagai suatu arus gerak yang
bersinambungan sebagai rangkaian adegan-adegan dan dapat pula dilihat sebagai suatu kesatuan yang diikat oleh waktu.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sumardjo dan Saini K.M. 1997 : 65 ada lima cara menyajikan watak tokoh yaitu :
1 Melalui apa yang dibuatnya, tindakan-tindakannya, terutama bagaimana ia
bersikap dalam situasi kritis. 2
Melalui ucapana-ucapannya. Dari ucapan kita dapat mengetahui apakah tokoh tersebut orang tua, orang berpendidikan, wanita atau pria, kasar atau halus.
3 Melalui penggambaran fisik tokoh.
4 Melalui pikiran-pikirannya
5 Melalui penerangan langsung
Dalam novel Simfoni Bulan ini ada empat tokoh yang mendominasi waktu penceritaan dan sangat berhubungan dengan masalah yang menjadi tema cerita.