4.1.1 Tema
Setelah selesai membaca sebuah karya sastra, misalnya novel Saman, bagi orang yang membaca novel tidak hanya bertujuan semata-mata mencari dan
menikmati kehebatan cerita. Biasanya, pembaca akan segera menghadapi pertanyaan : apa sebenarnya yang ingin disampaikan pengarang lewat cerita itu? Atau makna
apakah yang dikandung sebuah novel di balik cerita yang disajikan itu? Hal-hal yang dipertanyakan itu memang pada umumnya tidak diiungkapkan secara eksplisit
sehingga untuk memperolehnya diperlukan suatu penafsiran. Mempertanyakan makna sebuah karya
sastra sebenarnya juga
mempertanyakan tema. Setiap karya sastra tentulah mengandung atau menawarkan tema. Namun apa isi tema itu sendiri tidak mudah ditunjukkan. Ia haruslah dipahami
dan ditafsirkan melalui cerita dalam data-data yang lain dan itu merupakan kegiatan yang sering tidak mudah dilakukan.
Istilah tema berasal dari bahasa Yunani yaitu tithema yang berarti ‘menempatkan’ atau ‘meletakkan’. Dalam karya sastra tema diartikan sebagai dasar
cerita yang ditempatkan di berbagai aspek cerita. Sumardjo dan Saini K.M 1997 :56 memberikan difinisi tema,
Tema adalah ide sebuah cerita. Pengarang dalam menulis ceritanya tidak bukan sekedar mau bercerita, tapi mau mengatakan sesuatu pada
pembacanya. Sesuatu yang ingin dikatakannya itu bisa suatu masalah kehidupan, pandangan hidupnya tentang kehidupan ini atau komentar
terhadap kehidupan ini. Kejadian atau perbuatan tokoh cerita, semuanya didasari oleh ide pengarang tersebut. Sebuah cerpen selalu
harus mengatakan sesuatu, yaitu pendapat pengarang tentang hidup ini sehingga orang lain dapat mengerti hidup ini lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
Pendapat lain mengenai tema juga dinyatakan oleh Keraf 1970 : 107 adalah, Tema adalah suatu amanat yang disampaikan oleh penulis melalui
karangannya. Amanat utama ini diketahui misalnya bila seseorang membaca roman, atau karangan lainnya. Selesai membaca karangan
tersebut, akan meresaplan ke dalam pikiran pembaca suatu sari atau makna dari seluruh karangan itu.
Pendapat lain mengenai tema juga dinyatakan oleh Lukman 1967 : 118, Tema adalah sesuatu yang menjadi pikiran, sesuatu yang menjadi
persoalan bagi pengarang. Di dalamnya terbanyang pandangan hidup atau cinta pengarang bagaimana dia melihat persoalan itu. Persoalan
inilah yang dihidangkan pengarang seiring juga dengan pemecahan sekaligus.
Dari kutipan-kutipan di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang tema. Tema adalah pokok persoalan yang paling mendasar dari suatu cerita yang timbul dengan
sendirinya melalui proses kreatif pengarang. Tema adalah inti cerita yang terkandung di dalam keseluruhan cerita. Tema merupakan gagasan atau ide yang mendasari karya
sastra dari awal hingga akhir cerita serta yang menjiwai seluruh isi cerita. Oleh karena tema merupakan ide pokok, tema akan terkandung dalam seluruh karya sastra
tersebut. Dengan demikian, untuk menentukan tema sebuah karya sastra haruslah
disimpulkan dari keseluruhan cerita. Penafsiran tema diprasyarati oleh pemahaman cerita secara keseluruhan. Namun, adakalanya dapat juga ditemukan adanya kalimat-
kalimat tertentu yang ditafsirkan sebagai sesuatu yang mengandung tema pokok.
Universitas Sumatera Utara
Persoalan-persoalan hakiki manusia biasanya selalu diulang dalam berbagai karya sastra. Persoalah-persoalan hakiki ini merupakan sebuah ciri tersendiri dari
setiap tema yang disampaikana penulis lewat karya-karyanya. Pada novel Simfoni Bulan ini tema yang diperlihatkan menyangkut kehidupan
manusia yang dapat dikatakan mendasar atau juga menyangkut kehidupan yang jarang terjadi. Manusia sebagai mahluk yang terbatas banyak menghadapi persoalan
di dalam kehidupannya. Persoalan yang paling utama adalah persoalan yang menyangkut diri karena masalah keberadaan diri merupakan suatu masalah hakiki
yang harus dipertahankan setiap individu. Dalam kehidupannya, manusia banyak mendapat tantangan dan hambatan dari
berbagai faktor yang ada di luar dirinya. Tantangan dan hambatan yang mengancam keberadaan diri ini bisa terjadi karena adanya faktor finansial yang sangat minim.
Artinya, faktor ekonomi yang kurang mendukung dapat mengancam keberadaan individu. Faktor ekonomi seperti ini dapat menjadikan seseorang melakukan suatu hal
di luar kehendak pribadinya sendiri. Berawal dari kebingungan dan segudang pertanyaan yang tidak terjawab oleh
hidup, Bulan sang tokoh utama dalam novel ini menerjunkan diri dalam kekacauan yang menurutnya sepertinya akan membantu. Bulan memilih menjadi pelacur karena
frustasi dengan hidupnya yang berantakan dan karena rasa ingin tahunya yang mendesak. Bulan adalah perempuan frustrasi. Ia tercerabut dari keluarga besarnya,
tersepak dari karirnya sebagai wartawan, putus asa dengan bukunya yang tidak
Universitas Sumatera Utara
kunjung selesai, dan mengalami permasalahan pula dalam percintaan. Maka cukuplah sudah alasan yang dimilikinya untuk menerjunkan diri dalam kehidupan remang-
remang pekerja seks komersial. Selain alasan materi, alasan lain bagi tokoh Bulan yang menjadikannya
seorang pelacur adalah novel yang sedang ditulisnya. Novel tersebut berkisah tentang profesi pelacur yang turun-temurun dalam sebuah keluarga. Tidak ada pemahaman
yang bisa memberikan penghayatan paling baik selain pengalaman. Demi sebuah proses mengalami, Bulan menjadikan dirinya pelacur.
Bulan memang melakukannya tidak semata karena uang. Tapi saat ini pun kondisinya memang tak dapat dikatakan berkecukupan. Pengangguran tanpa
banyak tabungan. Merawat anak angkat yang butuh makan. Pembantu rumah tangga yang butuh gaji. Tunggakan sewa rumah. Bulan merasakan kondisi
perasaannya sudah cukup lengkap untuk mengalami proses ini : seorang perempuan yang akan menukar tubuh dan jasa demi uang. Ia sedang
memerankannya kini. Sedang mengalami. Simfoni Bulan : 7-8
Hidup gue berantakan, Steve. Simpanan gue menipis. Gue perlu segera menyelesaikan novel ini. Jadi, gue pikir ini solusi yang memecahkan dua
persoalan sekaligus. Gue juga butuh uang lah. Jadi, mix and match lah dengan kebutuhan gue. Simfoni Bulan : 14
Tokoh Bulan juga mengalami kegagalan dalam berkarir. Ketika bekerja pada sebuah tabloid berita dan dipercaya sebagai asisten pemegang rubrik, ia dianggap
tidak mampu menulis. Bulan merasa tidak terima dengan anggapan tersebut dan ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari tabloid tersebut.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa tema novel ini adalah kehidupan dengan masalah keuangan yang menjadikan tokohnya seorang pelacur.
Universitas Sumatera Utara
Kehidupan yang serba gagal dan sulit. Tokoh yang gagal dalam karir wartawannya, gagal sebagai pelacur, gagal sebagai penulis novel, dan gagal pula dalam
percintaannya.
4.1.2 Plot