b. Visya Yudhistira
Dalam novel Simfoni Bulan ini, tokoh Visya digambarkan sebagai seorang penulis Indonesia paling fenomenal saat ini karena ia melakukan hal-hal gila dalam
proses kreatifnya untuk menghasilkan sebuah karya. Visya juga disebut-sebut sebagai anak ajaib sekaligus anak haram sastra Indonesia. Walaupun dalam perkiraan orang
bahwa seorang Visya adalah seorang yang menyeramkan karena di wajahnya berjejak barut-barut luka, tetapi pada kenyataannya Visya adalah seorang yang bersih dan
necis. Pilihannya memperlihatkan estetiknya pada keserasian warna. Novelnya masuk dalam nominasi Indonesia Literary Award.
Tokoh Visya dalam novel Simfoni Bulan ini digambarkan memiliki perwatakan yang angkuh, terkesan sombong, dan tidak perduli pada apa pun.
Tidak satu pun kata keluar dari mulutnya. Tersenyum juga tidak. Ia hanya berjalan terus menerobos kerumunan dengan muka datar. Menuju parkiran di
mana supir dan mobil starlet merahnya menunggu. Simfoni Bulan : 29
Aku tahu siapa dia, lebih daripada yang kau kira Bulan. Percayalah, dia bukan siapa-siapa Aku bisa menyingkarkannya kalau aku mau Simfoni Bulan :
152
Pergilah Tapi ingat sejauh apa pun kamu pergi, kamu akan selalu kembali Bulan Darah lebih kental daripada air. Apa yang dipersatukan oleh darah
akan menjadi kekal.” Teriakan Visya masih membahana. Simfoni Bulan : 153
c. Bayu Surnyiaji
Tokoh Bayu dalam novel Simfoni Bulan ini digambarkan sebagai seorang anak berusia 8 tahun. Memiliki rambut yang lebat dan gondrong seperti tokoh Tarzan
Universitas Sumatera Utara
kesayangannya. Kebiasaannya mengompol di tempat tidur belum bisa dihilangkan. Bayu adalah seorang anak yang pendiam dan merasa kesepian. Ia jarang
berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. Ada saatnya anak itu mau bicara. Sepotong-potong kalimat yang sering tak
bisa Bulan mengerti. Seperti ingin menyampaikan sesuatu, yang entah apa. Kadang kalau Bulan ingin memancingnya lebih jauh Bayu kembali diam.
Dan kalau sudah begitu, Bulan tak bisa memaksanya lagi. Simfoni Bulan : 44
Bayu diam lagi. Tangannya masih terus menggambar. Ia sedang menggambar rumah. Simfoni Bulan : 44
d. Gangga