Landasan Teori Kepribadian dan Trauma Tokoh dalam Novel Simfoni Bulan karya Feby Indirani Analisis Psikosastra.

dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari dalam. Berdasarkan pengertian di atas, corak perilaku individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan akan berbeda-beda. Kepribadian adalah ciri, karakteristik, gaya, atau sifat-sifat yang memang khas dikaitkan dengan diri kita. Kepribadian itu bersumber dari bentukan-bentukan yang kita terima dari lingkungan. Pengertian di atas merujuk pada ciri-ciri perilaku yang kompleks terdiri atas temperamen reaksi emosi yang cenderung menetap dalam merespon situasi atau stimulus lingkungan secara spontan dan emosi yang bersifat unik dari individu. Reaksi yang berbeda dari masing-masing individu menunjukkan perbedaan kepribadian.

2.2 Landasan Teori

Dalam sebuah penelitian perlu adanya landasan teori yang mendasarinya. Landasan teori merupakan kerangka dasar dalam sebuah penelitian. Landasan teori yang digunakan diharapkan mampu menjadi tumpuan seluruh pembahasan. Oleh karena itu, penelitian ini akan mempergunakan teori psikosastra. Menurut Hardjana 1991 : 60 pendekatan psikologi sastra dapat diartikan sebagai suatu cara analisis berdasarkan sudut pandang psikologi dan bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu saja membahas tentang peristiwa kehidupan manusia yang merupakan pancaran dalam menghayati dan menyikapi kehidupan. Di sini fungsi psikologi itu sendiri adalah melakukan penjelajahan ke dalam batin jiwa yang dilakukan terhadap tokoh-tokoh yang terdapat dalam karya sastra dan untuk Universitas Sumatera Utara mengetahui lebih jauh tentang seluk-beluk tindakan manusia dan responnya terhadap tindakan lainnya. Ada beberapa tokoh terkemuka dalam psikologi seperti Sigmund Freud, Carl Jung, dan Mortimer Adler, yang telah memberikan inspirasi tentang misteri tingkah laku manusia melalui teori-teori psikologi. Namun, Freudlah yang paling banyak memberi sumbangan pemikiran dalam psikologi sastra. Dia secara langsung berbicara tentang proses penciptaan seni sebagai akibat tekanan dan timbunan masalah di alam bawah sadar yang kemudian dituangkan ke dalam bentuk penciptaan karya seni. Teori pendekatan psikologi sastra yang dikembangkan oleh Freud ini dikenal dengan nama psikoanalisis. Psikoanalisis dalam sastra memiliki empat kemungkinan pengertian. Yang pertama adalah studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi. Yang kedua adalah studi proses kreatif. Yang ketiga adalah studi tipe dan hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra.Yang keempat adalah mempelajari dampak sastra pada pembaca. Pada dasarnya, psikologi sastra memberikan perhatian pada masalah yang ketiga yaitu pembicaraan dalam kaitannya dengan unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksional yang terkandung dalam karya. Sebagai dunia dalam kata, karya sastra memasukkan berbagai aspek kehidupan di dalamnya, khususnya manusia. Pada umumnya, aspek-aspek kemanusiaan inilah yang merupakan objek utama psikologi Universitas Sumatera Utara sastra sebab semata–mata dalam diri manusia itulah, sebagai tokoh-tokoh, aspek kejiwaan dicangkokkan dan diinvestasikan. Psikoanalisis dapat mengklasifikasikan pengarang berdasarkan tipe psikologi dan tipe fisiologisnya. Psikoanalasis dapat pula menguraikan kelainan jiwa bahkan alam bawah sadarnya. Bukti-bukt i itu diambil dari fakta-fakta di luar karya sastra atau dari karya sastra itu sendiri. Untuk menginteprestasikan karya sastra sebagai bukti psikologis, psikolog perlu mencocokkannya dengan dokumen-dokumen di luar karya sastra. Psikoanalisis dapat digunakan untuk menilai karya sastra karena psikoanalisis dapat menjelaskan proses kreatif. Misalnya, kebiasaan pengarang merevisi dan menulis kembali karyanya. Yang lebih bermanfaat dalam psikoanalisis adalah studi mengenai perbaikan naskah, koreksi, dan seterusnya. Hal itu berguna karena jika dipakai dengan tepat dapat membantu kita melihat keretakan fissure, ketidakteraturan, perubahan, dan distorsi yang sangat penting dalam suatu karya sastra. Psikoanalisis dalam karya sastra berguna untuk menganalisis secara psikologis tokoh-tokoh dalam drama dan novel. Terkadang pengarang secara tidak sadar maupun secara sadar dapat memasukan teori psikologi yang dianutnya. Psikoanalisis juga dapat menganalisis jiwa pengarang lewat karya sastranya. Teori psikologi yang paling dominan dalam analisis karya sastra adalah teori Sigmund Freud 1856 – 1939. Dia membedakan kepribadian menjadi tiga macam yaitu id, ego, dan superego. Universitas Sumatera Utara Id adalah sistem kepribadian bawaan yang paling asli dari manusia. Pada saat dilahirkan, seseorang hanya memiliki id saja. Unsur kepribadian ini merupakan tempat bersemayamnya naluri-naluri yang sifatnya buta dan tidak terkendali. Ia hanya menuntut dan mendesak dipuaskannya naluri-naluri tersebut. Asas yang mengatur pekerjaan id ini adalah asas kesenangan yang diarahkan bagi pengurangan ketegangan atau ketidaknyamanan guna mencapai kepuasan atau kebahagiaan naluriah. Karena bekerjanya hanya didorong oleh asas kesenangan semata, id bersifat tidak logis, amoral, dan hanya memiliki satu tujuan semata yaitu memuaskan kebutuhan- kebutuhan naluriah sesuai dengan asas kesenangan tersebut. Id tidak pernah menjadi dewasa dan selalu menjadi unsur anak manja dalam kepribadian manusia. Id ini bersifat tidak sadar. Ego merupakan unsur kepribadian yang timbul setelah terjadi kontak dengan dunia nyata yang realistis. Ego berfungsi untuk mengendalikan serta mengatur segenap tindakan yang dilakukan dengan berlandaskan pada asas kenyataan. Ego merupakan tempat bersemayamnya intelegensi serta pola pikir rasional dari id. Superego merupakan unsur moral atau hukum kepribadian manusia. Ia merupakan aspek-aspek moral dari seseorang yang menentukan benar dan salahnya perbuatan yang dilakukan itu. Ia menampilkan hal-hal yang ideal dan bukannya riil. Berbeda dengan id yang digerakkan oleh asas kesenangan, superego digerakkan oleh asas kesempurnaan. Superego terdiri dari nilai-nilai tradisional serta norma-norma ideal dalam masyarakat yang diajarkan orang tua terhadap anaknya. Fungsi superego ini menghambat dorongan-dorongan pemuasan yang berasal dari id Taniputera, 2005 : 44-46. Universitas Sumatera Utara

2.3 Tinjauan Pustaka