Menurut Nasution 2003 : 312, Hermeneutik adalah metode yang lebih menekankan keterlibatan seorang
penafsir terhadap objek yang diteliti dan lebih dipentingkan daripada mengambil jarak dari objeknya. Penghayatan, pemahaman, dan penafsiran
terhadap objek merupakan ciri khas metode ini. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan objektivitas yang sebaik-baiknya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hermeneutik adalah pemberian tafsiran oleh seorang penafsir terhadap suatu objek karya sastra. Hal ini jelas sangat
membutuhkan keahlian penafsir untuk melakukan tafsiran. Jadi, peran aktif penafsir sangat dipentingkan dalam hermeneutik ini.
Teknik catat pada kartu data dibedakan menurut masalah yang dibahas. Kartu data ini akan dipakai untuk mencatat kepribadian setiap tokoh dan dampak trauma.
Hal ini akan berbeda warna dari setiap kartu data yang dipakai. Kartu biru dipakai untuk mencatat kepribadian setiap tokoh dan kartu merah untuk mencatat dampak
trauma pada tokohnya.
3.2 Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul lalu dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif yaitu memerikan melukiskan kembali data yang telah dikumpulkan. Metode analisis
deskriptif dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Pendeskripsian dilakukan berdasarkan data dari kartu data.
Langkah-langkah penganalisisan data dilakukan dengan menganalisis data kartu biru untuk mencari kepribadian setiap tokoh dan menganalisis data kartu merah
untuk mencari dampak trauma pada tokohnya. Setelah selesai dianalisis lalu
Universitas Sumatera Utara
dideskripsikan hasil dari analisis tersebut. Kemudian dari hasil analisis ditarik kesimpulan.
Sumber Data
Adapun yang menjadi sumber data primer yang akan dianalisis adalah : Judul
: Simfoni Bulan Karya
: Feby Indirani Penerbit
: mediakita, Jakarta Tebal buku
: 200 halaman + viii Ukuran
: X + 206 hlm, : 19 cm Cetakan
: Pertama : Januari 2006 Warna Sampul
: Perpaduan antara coklat dengan kuning muda Gambar Sampul
: Gambar wanita dan sebuah silet Desain Sampul
: Iksaka Banu Sebagai sumber data sekunder, penulis akan membaca buku-buku dan artikel
yang berhubungan dengan kepribadian dan trauma.
3.3 Sinopsis Novel Simfoni Bulan
Novel ini berkisah tentang seorang mantan wartawan yang ingin menulis novel dengan cara mengalaminya. Untuk itu, Bulan Rahmatulayla bertekad menjadi
pelacur. Dengan mengalami atau terlibat dalam kehidupan nyata yang hendak
Universitas Sumatera Utara
ditulisnya, Bulan berharap novelnya tidak hadir sebagai omong-kosong belaka. Keyakinan itu muncul atas pengaruh Visya Yudhistira, novelis muda yang
dikaguminya karena selalu menuliskan pengalamannya. Rasa sakit yang dimaksud dalam setiap novel Visya adalah luka yang secara fisik maupun psikis telah dialami
oleh pengarangnya. Visya selalu memandang sinis pada kehidupan sementara dia sendiri menjalani hidup secara unik. Perkenalannya dengan Visya telah membuat
Bulan senantiasa terbayang-bayang akan wajah dan harum cendana yang mengambang dari tubuh lelaki itu.
Bulan lahir dari keluarga yang berantakan. Berbekal hubungan buruk dengan ibunya, ia pun membenci kata pulang. Ketika bekerja pada sebuah tabloid berita dan
dipercaya sebagai asisten pemegang rubrik, ia dianggap tidak mampu menulis. Sifat keras kepala sang pengarang agaknya menurun kepada tokoh novelnya, ditandai
dengan pengambilan keputusan untuk keluar dari pekerjaannya hanya lantaran perbedaan pendapat dengan atasannya. Pengalamannya meliput daerah prostitusi di
Kramat Tunggak membuatnya ingin mengangkat tokoh pelacur turun-temurun dalam sebuah novel. Namun ternyata tidak semudah yang diharapkan karena selama ini dia
biasa menulis berdasarkan fakta dan data. Bekal imajinasinya tidak sanggup menjangkau atmosfir yang hendak dituangkan. Sementara itu, warisan yang diperoleh
dari pergaulannya dengan para penghuni lokalisasi sebetulnya tidak sekadar gagasan fiksi. Namun juga, anak seorang pelacur yang diasuh setelah ibunya tewas terbunuh.
Artinya, ada kebutuhan lain yang bersifat finansial untuk dapat bertahan hidup yang tidak bisa bergantung semata atas hasil honor cerita pendeknya selama ini.
Universitas Sumatera Utara
Menjadi pelacur adalah keputusan besar berikutnya, yang sempat mengagetkan Steve, sahabatnya, yang kemudian menjadi manajernya. Ternyata
menjalani kehidupan pelacur secara profesional tidak hanya sulit saat awalnya bahkan beberapa pengalaman menerima tamu berikutnya menunjukkan betapa tidak
berharganya seorang pelacur di mata laki-laki. Ia harus mengorbankan harga diri sekaligus menyaksikan berlangsungnya kemunafikan kaum lelaki yang kadang-
kadang menjadi idola di tengah masyarakat. Namun dari dunia mesum yang ditelusurinya itu, ia mendapatkan seorang ahli anak yang sanggup mencairkan hati
Bayu, anak asuhnya, yaitu Gangga. Gangga merupakan lelaki yang lembut terhadap wanita dan kepada anak-anak.
Pengalamannya menjadi ahli anak membuat Bayu sedikit demi sedikit mau membuka diri dengan kehidupan luar. Namun, kesan Bulan terhadap Gangga yang pada
awalnya adalah baik ternyata berubah. Gangga mencampakkan Bulan begitu saja dengan alasan yang tidak jelas.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Unsur-Unsur Intrinsik dalam Novel Simfoni Bulan