organisasi memengaruhi kinerja dan efektifitas perusahaan. Cara tertentu dalam menyelesaikan konflik, merencanakan strategi, merancang pekerjaan
atau membuat keputusan, akan menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam jangka waktu pendek dan panjang.
3. Efektifitas adalah fungsi dari menerjemahkan nilai-nilai dan keyakinan inti ke
dalam peraturan-peraturan dan praktik-praktik dengan cara yang konsisten. Visi pemimpin harus dioperasionalisasikan melalui tindakan. Membangun
budaya kuat berimplementasi bahwa nilai-nilai dan tindakan sangat konsisten. Bentuk konsistensi ini sering disebut-sebut sebagai sumber kekuatan
organisasi dan sebagai cara untuk memperbaiki kinerja dan efektifitas organisasi.
4. Efektifitas adalah fungsi dari hubungan timbal balik antara nilai-nilai dan
keyakinan inti, peraturan dan praktik organisasi, serta lingkungan bisnis dari sebuah organisasi. Oleh karena itu, tidak ada generalisasi yang dapat dibuat
mengenai budaya dan efektifitas bila tidak membicarakan hubungan antara budaya dan lingkungan bisnisnya. Lingkungan tertentu mungkin menciptakan
jenis budaya tertentu atau membutuhkan jenis budaya tertentu agar organisasi dapat bertahan hidup.
1.6. Hipotesis
Permasalahan yang akan diteliti masih perlu dibuktikan dengan pengujian. Hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
Universitas Sumatera Utara
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data, Sugiyono, 2006 : 70. Dari uraian diatas, maka peneliti membuat
hipotesa untuk penelitian ini adalah :
1. Hipotesis Nol Ho : Bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara Bu-
daya Organisasi terhadap Efektifitas Kerja Pegawai pada Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional RI Provinsi Sumatera Utara. 2.
Hipotesis Kerja Ha : Bahwa Budaya Organisasi memberi pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap Efektifitas Kerja Pegawai pada Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional RI Provinsi Sumatera Utara.
1.7. Defenisi Konsep
Konsep merupakan abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok, atau
individu tertentu Singarimbun, Masri 1989 : 34. Dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan masing-masing konsep yang akan digunakan. Tujuan dari
defenisi konsep adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda atau tumpang tindih atas variabel yang menjadi subjek penelitian.
Adapun defenisi konsep dalam penelitian ini adalah : 1.
Budaya Organisasi Yaitu keseluruhan norma, nilai, filosofi dan harapan yang dimiliki bersama
oleh anggota organisasi yang membentuk keteraturan perilaku yang mempengaruhi sikap dan pola kerja antara sesama anggota organisasi agar
tujuan organisasi dapat tercapai.
Universitas Sumatera Utara
2. Efektifitas Kerja
Efektifitas kerja adalah kemampuan kerja bagi pegawai untuk dapat bekerja secara maksimal dengan membawa keuntungan bagi organisasi yang dilihat
berdasarkan kualitas kerja, tepat waktu, jumlah hasil kerja, kepuasan kerja, dan efisiensi.
1.8. Defenisi Operasional
Defenisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi operasional
adalah sebagai petunjuk pelaksanaannya. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah operasionalisasi kerangka teori yang telah ditentukan sebelumnya Singarimbun,
Masri, 1989 : 46. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu : 1.
Variabel Bebas Independent Variabel, yaitu Budaya Organisasi. Perbedaan budaya organisasi secara umum yang signifikan dapat
mempengaruhi efektifitas kerja. Maka budaya organisasi ini dapat diukur melalui :
a. Integrasi, sejauh mana organisasi dapat mendorong unit-unit organisasi
untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi. b.
Dukungan Manajemen, sejauhmana para manajerpimpinan dapat memberikan komunikasi atau arahan, bantuan serta dukungan yang jelas
terhadap bawahan. c.
Kontrol, sejumlah peraturan dan pengawasan langsung yang digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku pegawai.
Universitas Sumatera Utara
d. Sistem Imbalan, sejauh mana alokasi imbalan misal kenaikan gaji atau
promosi didasarkan atas kriteria prestasi pegawai dan bukan berdasarkan sikap pilih kasih, senioritas dan sebagainya.
e. Toleransi Terhadap Konflik dan Toleransi Terhadap Tindakan Beresiko,
tingkat sejauhmana pegawai didorong untuk mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka dan bertindak secara agresif dan inovatif.
f. Pola Komunikasi, sejauhmana komunikasi dibatasi oleh hierarki
kewenangan yang formal. 2.
Variabel Terikat Dependent Variabel, yaitu Efektifitas Kerja yang indikatornya adalah :
a. Kualitas kerja, merupakan mutu pelayanan yang diberikan kepada
pelanggan yang berhubungan dengan disiplin, tanggung jawab, kecakapan, kreatif, sikap berperilaku, dan lain sebagainya.
b. Tepat waktu, yaitu batas waktu dalam menghasilkan barang dan jasa serta
tata cara yang ditempuh untuk menyelesaikan tugas yang sudah ditentukan sebelumnya.
c. Jumlah hasil kerja, adalah banyaknya pekerjaan yang dapat diselesaikan
pegawai dalam waktu tertentu. d.
Kepuasan kerja, yaitu kondisi kesukaan atau ketidaksukaan menurut pandangan pegawai terhadap pekerjaannya.
e. Efisiensi, yaitu pekerjaan yang dilakukan pegawai harus berjalan secara
efisien agar dapat mencapai hasil kerja yang maksimal.
Universitas Sumatera Utara
1.9. Sistematika Penulisan