Distribusi Rinosinusitis Berdasarkan Orang

hiposmiaanosmia, dijumpai sekret purulen pada pemeriksaan hidung, nyeri wajah seperti tertekan, kongesti wajah penuh, dan demam hanya pada rinosinusitis akut. Sedangkan gejala minor antara lain : sakit kepala, demam non-akut, halitosis, lemahletih, nyeri gigi, batuk, nyeri telinga seperti ditekan dan merasa penuh di telinga. Untuk diagnosis rinosinusitis dibutuhkan 2 gejala mayor atau 1 gejala mayor dan 2 gejala minor Benninger, 2008.

2.7. Epidemiologi Rinosinusitis

2.7.1. Distribusi Rinosinusitis Berdasarkan Orang

Penelitian Hedayati, et al tahun 2010 di Rumah Sakit Boo Ali Iran, didapatkan proporsi penderita rinosinusitis kronik tertinggi yaitu pada kelompok umur 20-29 tahun sebanyak 21 orang 42. Penderita terdiri dari 26 laki-laki 52 dan 24 perempuan 48, dimana keluhan terbanyak yaitu hidung tersumbat pada 48 orang 96. Hasil penelitian Sogebi, et al 2002-2006 di Sagamu Nigeria didapatkan 110 penderita rinosinusitis kronik dengan distribusi umur yaitu 18 tahun 21 orang 19,1 dan ≥ 18 tahun 89 orang 80,9. Penderita terdiri dari 54 laki-laki 49,09 dan 56 perempuan 50,91, dimana lokasi rinosinusitis terbanyak yaitu sinus maksila 70,51. Penelitian Multazar tahun 2008 di RSUP H. Adam Malik Medan, didapatkan proporsi penderita rinosinusitis kronis tertinggi pada kelompok umur 28–35 tahun 20,61, umur diatas 18 tahun 88,18, dengan proporsi laki-laki 42,91 dan perempuan 57,09. Keluhan utama ialah hidung tersumbat 75,3. Pada pemeriksaan foto polos SPN didapatkan proporsi single rinosinusitis 87,8, sedangkan multisinusitis pada pemeriksaan CT Scan SPN 44,4. Penatalaksanaan medikamentosa 77,36, sedangkan operasi BSEF 80,6 Multazar, 2011. Penelitian Darmawan dkk tahun 2005, jumlah penderita rinosinusitis pada anak di RSCM Jakarta tahun 1998-2004 adalah 163 orang, terdiri dari 90 lelaki 55,2 dan 73 perempuan 44,8. Kelompok umur terbanyak yaitu 6 tahun 113 orang 69,3 dan manifestasi klinis terbanyak adalah batuk 152 orang Universitas Sumatera Utara 93,3. Asma ditemukan pada 84 orang 51,5 dan rinitis alergi 44 orang 27 Frisdiana, 2011. Penelitian Eko tahun 2008 di Yogyakarta dengan menggunakan desain Case Control , hasil analisis statistik menunjukkan rinitis alergi berhubungan secara bermakna dengan kejadian rinosinusitis maksila kronik p=0,003 dan diperoleh nilai OR=3,95 CI 95=1,55-10,11. Penelitian Primartono tahun 2003 di Semarang dengan menggunakan desain Cross Sectional, hasil analisis statistik menunjukkan deviasi septum berhubungan secara bermakna dengan kejadian rinosinusitis maksila kronik p=0,019 dan diperoleh nilai RP=4,90 CI 95=1,19-20,11.

2.7.2. Distribusi Rinosinusitis Berdasarkan Tempat dan Waktu