Bedah Sinus Endoskopi Fungsional Operasi Caldwell-Luc Etmoidektomi Eksternal Trepinasi Sinus Frontal Irigasi Sinus Kerangka Konsep Penelitian

Untuk pasien dengan riwayat alergi dapat ditangani dengan cara menghindarkan faktor pencetus, pemberian steroid topikal, dan imunoterapi Shah, 2008. Antihistamin generasi ke-2 diberikan bila ada alergi berat Mangunkusumo, 2010.

2.9.2. Pembedahan

Tatalaksana pembedahan yang dilakukan ada beberapa cara, antara lain : bedah sinus endoskopi fungsional dan operasi sinus terbuka, seperti operasi Caldwell-Luc , etmoidektomi eksternal, trepinasi sinus frontal dan irigasi sinus.

a. Bedah Sinus Endoskopi Fungsional

Bedah sinus endoskopi fungsional BSEF FESS merupakan operasi terkini untuk sinusitis kronik yang memerlukan operasi. Indikasinya berupa: sinusitis kronik yang tidak membaik setelah terapi adekuat, sinusitis kronik disertai kista atau kelainan yang irreversibel, polip ekstensif, adanya komplikasi sinusitis serta sinusitis jamur Mangunkusumo, 2010.

b. Operasi Caldwell-Luc

Operasi dengan metode Caldwell-Luc dilakukan pada kelainan sinus maksilaris. Indikasi operasi dengan metode ini yaitu jika terlihat manifestasi klinis seperti mukokel sinus maksilaris, polip antrokoanal, misetoma, atau benda asing yang tidak dapat dijangkau melalui endoskopi intranasal Lund, 2008.

c. Etmoidektomi Eksternal

Etmoidektomi eksternal telah banyak digantikan oleh bedah endoskopi. Meskipun begitu, masih ada keuntungan dalam menggunakan metode operasi ini. Misalnya, biopsi dapat dilakukan secara eksternal pada lesi sinus etmoid atau frontal. Manfaat lain dari metode ini yaitu dapat memperbaiki komplikasi orbita dari sinusitis etmoid akut atau frontal dengan cepat dan aman Lane, 2003. Universitas Sumatera Utara

d. Trepinasi Sinus Frontal

Metode operasi ini bermanfaat untuk infeksi akut ketika endoskopi nasal sulit dilakukan akibat perdarahan mukosa hidung. Operasi ini aman dan dekompresi pus pada sinus frontalis cepat dilakukan Lane, 2003.

e. Irigasi Sinus

Irigasi sinus bermanfaat sebagai diagnostik sekaligus terapi. Irigasi sinus dilakukan pada sinusitis maksilaris akut yang tidak dapat ditangani dengan pengobatan konservatif dan juga dijadikan sebagai prosedur tambahan untuk drainase eksternal pada komplikasi orbita yang akut. Pungsi antrum biasanya dilakukan pada meatus inferior hidung Lund, 2008.

2.10. Komplikasi

Komplikasi sinusitis telah menurun secara nyata sejak ditemukannya antibiotik. Komplikasinya berupa komplikasi orbita atau intrakranial. Komplikasi lain yang dapat dijumpai pada sinusitis kronik yaitu osteomielitis, abses subperiostal serta kelainan paru Mangunkusumo, 2010.

2.10.1. Komplikasi Orbita

Komplikasi orbita disebabkan infeksi sinus paranasal yang berdekatan dengan mata orbita, paling sering ialah sinusitis etmoid, kemudian sinusitis frontal dan maksila Mangunkusumo, 2010. Ryan Chandler 1970 membagi komplikasi orbita menjadi 5, yaitu selulitis preseptal, selulitis orbita, abses subperiosteal, abses orbita, dan trombosis sinus kavernosus Gianonni, 2006.

2.10.2. Komplikasi Intrakranial

Komplikasi intrakranial dapat berupa meningitis, abses subdural, abses intraserebri , dan trombosis sinus kavernosus. Komplikasi intrakranial lebih umum dijumpai pada pasien sinusitis kronik dibandingkan sinusitis akut Giannoni, 2006. Universitas Sumatera Utara

2.10.3. Osteomielitis dan Abses Subperiosteal

Osteomielitis dan abses subperiosteal paling sering timbul akibat sinusitis frontal dan biasanya ditemukan pada anak-anak. Pada osteomielitis sinus maksila dapat timbul fistula oroantral atau fistula pada pipi Mangunkusumo, 2010.

2.10.4. Kelainan Paru

Kelainan paru akibat komplikasi rinosinusitis yaitu seperti bronkitis kronik dan bronkiektasis. Adanya kelainan sinus paranasal disertai dengan kelainan paru ini disebut sino-bronkitis. Selain itu dapat juga menyebabkan kambuhnya asma bronkial yang sukar dihilangkan sebelum sinusitisnya disembuhkan Mangunkusumo, 2010. Universitas Sumatera Utara BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin mengetahui karakterisitik penderita rinosinusitis di Departemen THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP Haji Adam Malik-Medan pada periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011. inosinusi Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional