Distribusi Penderita Rinosinusitis Berdasarkan Pekerjaan Distribusi Penderita Rinosinusitis Berdasarkan Keluhan Utama

perempuan kemungkinan karena perempuan lebih peduli dengan keluhan sakitnya.

5.2.3 Distribusi Penderita Rinosinusitis Berdasarkan Pekerjaan

Dari penelitian ini didapatkan proporsi pekerjaan pada penderita rinosinusitis yang terbanyak adalah sebagai Pegawai Negeri Sipil yaitu 54 orang 28,7. Banyaknya proporsi pekerjaan pada penderita rinosinusitis sebagai Pegawai Negeri Sipil yang berobat ke RSUP H. Adam Malik kemungkinan karena adanya asuransi kesehatan bagi pegawai negeri. Dengan adanya asuransi, maka penderita rinosinusitis yang bekerja sebagai pegawai negeri akan lebih ringan pembiayaan pengobatan di rumah sakit. Kekurangan dalam data penelitian ini adalah deskripsi tentang PNS tidak detail.

5.2.4 Distribusi Penderita Rinosinusitis Berdasarkan Keluhan Utama

Proporsi terbanyak berdasarkan keluhan utama pada penelitian ini adalah keluhan hidung tersumbat sebanyak 108 orang 57,4. Hal ini sejalan dengan penelitian Dalimunthe 2010 di RSUP H. Adam Malik Medan yang menyatakan bahwa keluhan utama rinosinusitis terbanyak adalah hidung tersumbat dengan jumlah penderita 65 orang 67,7. Dari penelitian case series yang dilakukan oleh Multazar 2008 juga menunjukkan bahwa proporsi keluhan utama terbanyak pada penderita rinosinusitis adalah hidung tersumbat sebesar 75,3. Penelitian case series oleh Frisdiana 2010 di RS. Santa Elisabeth Medan pada tahun 2006-2010 juga didapati bahwa keluhan utama yang paling banyak ditemukan adalah hidung tersumbat yaitu 63,7. Penelitian case series Dewanti 2008 terhadap 118 penderita rinosinusitis kronis Dibagian THT-KL FK. UGMRS Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2006 – 2007 didapatkan gejala klinis yang terbanyak ditemukan adalah hidung tersumbat sebanyak 65 kasus 55,1. Penelitian case series Andika 2007 terhadap 30 penderita rinosinusitis maksila didapatkan bahwa keluhan utama terbanyak adalah hidung tersumbat sebanyak 19 penderita 63,4. Universitas Sumatera Utara Patofisiologi terjadinya rinosinusitis dimulai dengan reaksi inflamasi yang menyebabkan edema pada organ sinus. Edema tersebut akan menyebabkan penyumbatan pada hidung dan kompleks ostio-meatal pun tertutup sehingga aliran mukus menjadi terhambat. Hal tersebut akan menyebabkan mukus terakumulasi. Jika memungkinkan akan tumbuh bakteri patogen di sinus yang mengalami penyumbatan, maka akan terjadi infeksi sekunder oleh bakteri tersebut. Infeksi inilah yang disebut dengan rinosinusitis Mangunkusumo, 2010. Dengan demikian, edema yang menyebabkan tertutupnya KOM sebagai awal timbulnya sinusitis akan memberikan gejala hidung tersumbat. Penyebab non-infeksi hidung tersumbat antara lain bisa karena trauma, malformasi seperti deviasi septum, hipertrofi konka, polip kavum nasi, tumor hidung. Ballenger, 1994

5.2.5 Distribusi Penderita Rinosinusitis Berdasarkan Lama Penyakit