Distribusi Penderita Rinosinusitis Berdasarkan Umur Distribusi Penderita Rinosinusitis Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada tabel 5.9 dinyatakan bahwa hampir tidak ada komplikasi pada penderita rinosinusitis. Komplikasi yang ada hanya abses subperiosteal sebanyak 1 orang 0,5.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Distribusi Penderita Rinosinusitis Berdasarkan Umur

Kelompok umur yang paling banyak menderita rinosinusitis berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2011 adalah kelompok 40-49 tahun yaitu sebanyak 39 orang 20,7. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dalimunthe 2010 di RSUP H. Adam Malik Medan bahwa distribusi tertinggi terdapat pada kelompok umur 40- 49 tahun. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Multazar 2008 di RSUP Haji Adam Malik Medan yang memaparkan bahwa kelompok umur tertinggi penderita rinosinusitis kronis adalah kelompok 28-35 dan 44-51 tahun. Berdasarkan data European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps pada tahun 2007, penderita dengan usia 50 tahun adalah yang paling banyak menderita rinosinusitis. Penelitian yang dilakukan Frisdiana 2010 di RS. Santa Elisabeth Medan pada tahun 2006-2010 menyatakan bahwa kelompok usia yang terbanyak menderita rinosinusitis adalah 23-31 tahun yaitu sebanyak 22 orang 21,6. Penelitian yang dilakukan oleh Acala 2010 di Poliklinik RSUP. Dr. Sardjito bahwa pasien rinosinusitis paling banyak pada umur dekade ke 3 dengan proporsi sebanyak 30. Berdasarkan data di atas didapati bahwa penderita rinosinusitis lebih banyak diderita oleh kelompok usia dewasa. Menurut Dalimunthe 2010, hal tersebut mungkin disebabkan oleh kelompok usia dewasa merupakan kelompok usia yang aktif dan sering terpapar oleh polutan atau zat-zat iritan yang mungkin dapat menyebabkan atau memperberat terjadinya rinosinusitis, sehingga lebih banyak penderita dengan kelompok usia dewasa yang datang berobat ke rumah sakit. Universitas Sumatera Utara

5.2.2 Distribusi Penderita Rinosinusitis Berdasarkan Jenis Kelamin

Menurut hasil data penelitian ini dapat dipaparkan bahwa jumlah sampel berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki yaitu 103 orang 54,8. Hasil ini sejalan dengan banyak penelitian sebelumnya. Dalam penelitian Dalimunthe 2010, ditemukan bahwa jumlah sampel berjenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu sekitar 58 orang 60,4 dibandingkan laki-laki yaitu 38 orang 39,6. Hasil penelitian Multazar 2008 di RSUP H. Adam Malik Medan juga menyatakan bahwa sampel perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki- laki yaitu sebanyak 169 orang 57,09. Berdasarkan penelitian cross sectional Triolit 2004 terhadap 30 penderita rinosinusitis kronis di RSUP H. Adam Malik, Medan didapatkan penderita perempuan sebanyak 16 penderita 53,3 dan laki-laki sebanyak 14 penderita 46,67. Varonen 2003 pada penelitiannya menyatakan bahwa dari total 150 pasien rinosinusitis yang dimasukkan kedalam penelitiannya, terdapat 105 perempuan 70 dan 45 laki-laki 30. Chen 2009 dalam penelitiannya di Kanada menyatakan bahwa dari 73.364 orang yang disurvey mengenai penyakit kronik, 9,1 diantaranya menderita rinosinusitis dan prevalensi rinosinusitis tertinggi pada wanita yaitu sebesar 5,7 sedangkan laki-laki yaitu 3,4. Manor 2010 dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa dari 137 pasien rinosinusitis, terdapat bahwa perempuan sebanyak 83 orang sedangkan laki-laki 54 orang. Berbeda dengan hasil penelitian di atas, penelitian Dewanti 2008 di Rumah Sakit dr. Sardjito Yogyakarta dengan desain case series menyatakan bahwa proporsi jenis kelamin tertinggi adalah laki-laki 57,6 sedangkan wanita 42,4. Secara umum penderita perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki kemungkinan karena perempuan lebih peduli dengan keluhan sakit sehingga perempuan lebih banyak dan lebih cepat berobat ke rumah sakit. Oleh sebab itu, penderita rinosinusitis pada penelitian ini lebih banyak berjenis kelamin Universitas Sumatera Utara perempuan kemungkinan karena perempuan lebih peduli dengan keluhan sakitnya.

5.2.3 Distribusi Penderita Rinosinusitis Berdasarkan Pekerjaan