Rumusan Masalah Manfaat penelitian Anatomi Sinus Paranasal

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah bagaimana karakteristik penderita rinosinusitis di Departemen THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP H. Adam Malik-Medan pada tahun 2011.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui karakteristik penderita rinosinusitis di Departemen THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP H. Adam Malik-Medan pada periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui proporsi penderita rinosinusitis berdasarkan umur, jenis kelamin, dan pekerjaan di RSUP H. Adam Malik-Medan tahun 2011. 2. Untuk mengetahui proporsi penderita rinosinusitis berdasarkan keluhan utama di RSUP H. Adam Malik-Medan tahun 2011. 3. Untuk mengetahui proporsi penderita rinosinusitis berdasarkan klasifikasi lamanya penyakit di RSUP H. Adam Malik-Medan tahun 2011. 4. Untuk mengetahui proporsi penderita rinosinusitis berdasarkan lokasi sinus yang terkena di RSUP H. Adam Malik-Medan tahun 2011. 5. Untuk mengetahui proporsi penderita rinosinusitis berdasarkan jumlah sinus yang terlibat di RSUP H. Adam Malik-Medan tahun 2011. 6. Untuk mengetahui proporsi penderita rinosinusitis berdasarkan jenis terapi yang dilakukan pada penderita rinosinusitis di RSUP H. Adam Malik- Medan tahun 2011. 7. Untuk mengetahui proporsi penderita rinosinusitis berdasarkan komplikasi yang terjadi di RSUP H. Adam Malik-Medan tahun 2011. Universitas Sumatera Utara

1.4. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : 1. Memberikan informasi tentang gejala-gejala rinosinusitis agar dapat diberikan penanganan dini untuk mencegah komplikasi. 2. Sebagai bahan untuk pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan. 3. Memberikan data yang mendukung penelitian lain di masa yang akan datang. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Sinus Paranasal

Sinus paranasal adalah rongga berisi udara yang berbatasan langsung dengan rongga hidung. Bagian lateralnya merupakan sinus maksila antrum dan sel-sel dari sinus etmoid, sebelah kranial adalah sinus frontal, dan sebelah dorsal adalah sinus sphenoid. Sinus sphenoid terletak tepat di depan klivus dan atap nasofaring. Sinus paranasal juga dilapisi dengan epitel berambut-getar. Lendir yang dibentuk di dalam sinus paranasal dialirkan ke dalam meatus nasalis. Alirannya dimulai dari sinus frontal, sel etmoid anterior, dan sinus maksila kemudian masuk ke meatus-medius. Sedangkan aliran dari sel etmoid posterior dan sinus sfenoid masuk ke meatus superior. Aliran yang menuju ke dalam meatus inferior hanya masuk melalui duktus nasolakrimalis. Secara klinis, bagian yang penting ialah bagian depan-tengah meatus medius yang sempit, yang disebut kompleks ostiomeatal. Daerah ini penting karena hampir semua lubang saluran dari sinus paranasal terdapat di sana Broek, 2010. Pada saat lahir, sinus paranasal belum terbentuk, kecuali beberapa sel etmoid. Kemudian baru pada sekitar umur dua belas tahun, semua sinus paranasal terbentuk secara lengkap. Kadang-kadang, salah satu dari sinus frontal tidak terbentuk. Bagian belakang nasofaring berbatasan dengan fossa sfeno-palatina Broek, 2010. Secara embriologik, sinus paranasal berasal dari invaginasi mukosa rongga hidung dan perkembangannya dimulai dari pada fetus usia 3-4 bulan, kecuali sinus sfenoid dan sinus frontal. Sinus maksila dan sinus etmoid sudah ada sejak saat bayi lahir, sedangkan sinus frontal berkembang dari sinus etmoid anterior pada anak yang berusia kurang lebih 8 tahun. Pneumatisasi sinus sfenoid dimulai pada usia 8-10 tahun dan berasal dari bagian postero-superior rongga hidung. Sinus-sinus ini umumnya mencapai besar maksimal pada usia antara 15-18 tahun Soetjipto, 2010. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1. Anatomi Sinus Paranasal Patel, 2007

2.2. Bagian-bagian Sinus Paranasal